Permodalan Capital Kualitas Aktiva Asset

44

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Komponen CAMEL PT. BPR BAS Yogyakarta

1. Permodalan Capital

Rasio yang digunakan untuk menghitung faktor permodalan adalah rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio CAR. Rasio ini didapat dengan membandingkan modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. Data ini terdapat pada laporan perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum. CAR = R x 100 Contoh perhitungan rasio CAR pada tahun 2011 CAR 2011 = R x 100 = . . . x 100 = 40,41 Nilai Kredit Komponen = R , + 1 = , , + 1 = 405,1 Nilai Kredit Komponen maksimal 100 Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen = 100 x 30 = 30 Tabel V.1 Tabel Hasil Perhitungan Rasio CAR Tahun 2011 – 2014 Tahun CAR Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 40,41 405,1 30 Sehat 2012 30,77 308,7 30 Sehat 2013 28,68 287,8 30 Sehat 2014 21,37 214,7 30 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah Dari hasil perhitungan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio CAR diatas, dapat dilihat bahwa PT. BPR BAS Yogyakarta sejak tahun 2011-2014 memiliki rasio CAR yang tinggi dan telah memenuhi standar rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia BI yaitu sebesar 8. PT. BPR BAS Yogyakarta mencapai rasio CAR tertinggi pada tahun 2011 sebesar 40,41, yang berarti bahwa BPR memiliki modal yang cukup tinggi diatas pemenuhan modal minimum. Pada tahun 2012-2014, BPR mengalami penurunan secara terus menerus dari 30,77, kemudian menjadi 28,68, dan yang terakhir sebesar 21,37. Penurunan ini terjadi dikarenakan pertambahan modal dari tahun 2011-2014 yang turun terus-menerus sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan modal dengan jumlah ATMR. Meski mengalami penurunan, rasio CAR PT. BPR BAS Yogyakarta masih memenuhi syarat kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8 dan mendapat kategori sehat. PT. BPR BAS Yogyakarta harus tetap menjaga rasio CAR tersebut agar tidak mengalami penurunan hingga dibawah 8.

2. Kualitas Aktiva Asset

Kualitas aktiva produktif BPR dapat dikategorikan menjadi empat kategori yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Penilaian faktor kualitas aktiva dilakukan dengan menggunakan komponen sebagai berikut: a. Rasio KAP : Rasio Aktiva produktif Yang Diklasifikan APYD terhadap aktiva produktif Tabel V. 2 Tabel Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan APYD Tahun 2011 sd 2014 Keterangan Nominal Jutaan Rp Bobot Persentase APYD Jutaan Rp Tahun 2011 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 1.501.393 107.423 93.989 171.161 50 75 100 53.712 70.492 171.161 Jumlah 295.364 Tahun 2012 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 1.340.431 22.299 21.197 288.101 50 75 100 11.150 15.898 288.101 Jumlah 315.148 Tahun 2013 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 1.421.117 19.847 37.898 279.285 50 75 100 9.924 28.424 279.285 Jumlah 317.632 Tahun 2014 Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 2.118.190 5.639 48.875 310.912 50 75 100 2.820 36.656 310.912 Jumlah 350.388 Sumber: Data laporan keuangan dan data diolah KAP = Y Y x 100 Contoh perhitungan rasio KAP pada tahun 2011 KAP 2011 = Y x 100 = . . . x 100 = 13,75 Nilai Kredit Komponen = , − , x 1 = , − , , x 1 = 58,33 Nilai Kredi Komponen maksimal 100 Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen = 58,33 x 25 = 14,58 Tabel V. 3 Tabel Hasil Perhitungan Rasio KAP Tahun 2011 sd 2014 Tahun KAP Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 13,75 58,33 14,58 Kurang Sehat 2012 17,67 32,20 8,05 Tidak Sehat 2013 13,81 57,93 14,48 Kurang Sehat 2014 13,09 62,73 15,68 Kurang Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah PT. BPR BAS Yogyakarta memperoleh rasio KAP tertinggi pada tahun 2012 sebesar 17,67 yang pada tahun sebelumnya sebesar 13,75. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan APYD relatif besar. Lalu pada tahun 2013, BPR mendapatkan nilai rasio KAP sebesar 13,81 dan menurun kembali pada tahun 2014 menjadi 13,09. Rasio KAP yang terus menurun menunjukkan bahwa ada perbaikan kinerja BPR dalam pemeliharaan aktiva produktif. Dalam rasio KAP ini semakin kecil nilai rasio KAP, maka kinerja suatu BPR semakin baik dalam memelihara aktiva produktifnya karena aktiva produktif yang diklasifikasikan semakin kecil. b. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang dibentuk terhadap PPAP yang Wajib Dibentuk PPAP = y y x 100 Contoh perhitungan rasio PPAP pada tahun 2011 PPAP 2011 = y y x 100 = . . x 100 = 100 Nilai Kredit Komponen = = = 100 Nilai Kredit Komponen maksimal 100 Nilai Kredit Faktor = NKK x Bobot Komponen = 100 x 5 = 5 Tabel V. 4 Tabel Hasil Perhitungan Rasio PPAP Tahun 2011 sd 2014 Tahun PPAP Nilai Kredit Komponen Nilai Kredit Faktor Predikat 2011 100 100 5 Sehat 2012 100 100 5 Sehat 2013 100 100 5 Sehat 2014 100 100 5 Sehat Sumber : Data laporan keuangan dan data diolah Sejak tahun 2011, PT. BPR BAS Yogyakarta memiliki rasio PPAP yang stabil setiap tahunnya yaitu sebesar 100. Dari jumlah rasio KAP yang dimiliki oleh PT. BPR BAS Yogyakarta ini maka BPR selalu membentuk PPAP yang mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya kredit yang diberikan pada pihak ketiga.

3. Manajemen Management

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT BPR Syariah Sragen).

0 0 17

PENDAHULUAN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT BPR Syariah Sragen).

0 0 11

ANALISIS CAMEL UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BPR SURYA MAS Analisis Camel Untuk Mengukur Tingkat Kesehatan Bank Pada Pt. Bpr Surya Mas Surakarta.

0 2 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE CAMEL PADA PT.BPR-LPN PANAMPUNG.

0 0 8

Analisis perkembangan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT. Bank Perkreditan Rakyat [BPR] Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah.

2 8 194

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat [BPR] : studi kasus pada BPR Shinta Bhakti Wedi.

0 0 128

Analisis tingkat kesehatan Bank perkreditan rakyat ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)

0 1 121

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat [BPR] : studi kasus BPR Yuwana Nindya Raharja Wonosari - USD Repository

0 1 154

Penilaian predikat tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan metode camel : studi kasus pada PT BPR DUTA GAMA pada periode tahun 2005 sampai 2007 - USD Repository

0 1 137

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode camel : studi kasus pada PT. BPR Shinta Daya periode tahun 2007 sampai 2009 - USD Repository

0 0 139