ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAYA DUKUNG ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAYA DUKUNG

• Dana pemerintah pusat APBN, INPRES, Pinjaman dan bantuan Luar negeri • Dana Pemerintah daerah APBD Tingkat I dan Tingkat II yang berasal dari PAD, bagi hasil pajak dan bukan pajak serta pinjaman daerah. Serta pendanaan dari masyarakat yang meliputi : • Perusahaan swasta dan usaha perikanan kelautan rakyat • Perusahaan penanaman Modal Asing PMA • Perusahaan Penanaman Modal Dalam negeri PMDN Secara lebih rinci, program-program pembangunan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis kelautan Jawa Barat pada dasarnya memiliki beberapa alternatif sumber pendanaan baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah sendiri, yaitu terdiri dari ; • Anggaran Departemen Kelautan dan perikanan DKP Anggaran DKP ini beberapa diantaranya didelegasikan ke daerah dalam bentuk hibah bagi pelaksanaan pengelolaan pesisir dan kelautan. • Dana Alokasi Khusus DAK Dana ini digunakan untuk mendukung program di daerah. Walaupun tidak harus didistribusikan ke daerah, dana ini dapat digunakan untuk kebutuhan khusus yang menjadi prioritas nasional, sehingga dapat digunakan untuk pengembangan bisnis kelautan di daerah Propinsi Jawa Barat misalnya.

BAB 6 ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAYA DUKUNG

93 • Dana Alokasi Umum Merupakan dana anggaran alokasi umum untuk mendukung pembiayaan pengelolaan pesisir dan kelautan di daerah. • Pendapatan Hasil Perikanan Merupakan hasil berbagai pungutanretribusi dan lain-lain yang digunakan untuk kepentingan pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan itu sendiri. • Sumber dana daerah lainnya Biasanya merupakan PAD yang berasal dari retribusi daerah, BUMD dan sumber lainnya. • Pinjamanhibah Luar negeri Pemerintah daerah dapat mendapatkan pinjaman atau hibah dari luar negeri yang diperuntukkan bagi pelaksanaan pengelolaan pesisir dan kelautan, dengan bantuan fasilitasi pemerintah pusat. Seluruh pendanaan yang diuraikan di atas merupakan modal besar bagi pelaksanaan pengembangan bisnis kelautan di Jawa Barat. Dengan kemauan politik dari pemerintah dan seluruh stakeholders, sebenarnya pendanaan yang diarahkan dengan optimal diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang tepat bagi pengembangan bisnis kelautan Jawa Barat. Sumber Daya pendukung pendanaan yang berkaitan dengan permodalan bagi pelaku bisnis kelautan pada dasarnya dipengaruhi oleh konteks makro mikro, artinya pendanaan yang berkaitan dengan macro finance harusnya menjadi tanggung jawab pemerintah sementara pendanaan

BAB 6 ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAYA DUKUNG

94 yang berkaitan dengan micro finance akan menjadi tanggung jawab pemerintah dan berbagai unsur lembaga financing. Penguatan modal dan kelembagaan untuk menunjang bisnis kelautan sudah mulai berjalan di Propinsi Jawa Barat sejak tahun 2003 yang difasilitasi dari dana dekonsentrasi APBN melalui program intensifikasi. Selain itu Dana Penguatan Modal DPM yang merupakan dana APBN juga digunakan untuk kegiatan bisnis kelautan. Beberapa tahun belakangan ini terjadi perubahan kebutuhan pendanaan terutama untuk usaha skala mikro, yang meliputi : „ Permintaan bagi lender untuk tambahan informasi yang lebih akurat „ Analisis dan verifikasi yang lebih dalam terhadap informasi yang disajikan „ Penekanan yang lebih tajam pada kemampuan pengembalian repayment dan manajemen risiko risk management „ Peningkatan kebutuhan akan monitoring keragaan usaha setelah dana dicairkan „ Aturan yang lebih ketat terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan oleh institusi. Hal tersebut akan berimplikasi pada perubahan pada pembiayaan yang meliputi : „ Social like manajemen yang berbasis sosial „ Diperlukan perencanaan bisnis yang kompleks dan matang „ memerlukan analisis past performance dan future trends „ Analisis terhadap contract arrangements

BAB 6 ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAYA DUKUNG