Analisis WCA dalam kajian ini akan merupakan suatu analisis piramida yang didasarkan pada penentuan participant yang akan terdiri dari nelayan,
pedagang, industri, local goverment, perbankan dan middlemen pada level piramida terbawah. Seluruhnya merupakan stakeholders yang terlibat dalam
bisnis kelautan. Informasi yang ingin diperoleh dalam WCA ini adalah beberapa variabel dan parameter yang berkaitan dengan bisnis, yaitu harga,
biaya, rantai pemasaran, bahan baku dan produksi. Pada level kedua dari piramida adalah hal yang berkaitan dengan proses baik proses bisnis itu
sendiri maupun proses non-bisnis. Untuk proses bisnis akan meliputi raw material, value added dan transaksi, sedangkan untuk non-bisnis akan
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan social matters, seperti adat istiadat, social interactions, dan lain-lain. Pada level teratas dari piramida dihasilkan
produk dan objek baik dalam bentuk, jenis, durasi dan skala. Keseluruhan analisis WCA ini akan dilakukan dalam skala lokal, regional, dan nasional.
Berikut ini adalah gambar piramida WCA.
BAB 2 METODE ANALISIS
9
Gambar 2. Work Centre Analysis WCA Bisnis Kelautan
Dari Identifikasi needs, objective dan constraint akan diperoleh output pemetaan kebutuhan dan kendala, selanjutnya dari analisis keragaan sektor
akan diperoleh tipologi usaha unggulan, dan dari identifikasi sektor dalam konteks regionalsektor akan menghasilkan tipologi keragaan sektor dalam
wilayah. Selanjutnya dari ketiga output tersebut akan menghasilkan strategiprogram unggulan bagi pengembangan bisnis perikanan dan kelautan
Jawa Barat. Seluruh uraian di atas dapat dilihat pada gambar 3.
BAB 2 METODE ANALISIS
10
BAB 2 METODE ANALISIS
11
Input Proses
Output
Data Perikanan Kelautan Pantura-Pansela
•Potensi •Produksi
•Catch •Effort
•Household •Ekonomi
•Sosial Identifikasi needs,
Objective constraint
Analisis Keragaan sektor
Pemetaan kebutuhan dan kendala
Tipologi usaha unggulan
Tipologi keragaan Sektor dalam wilayah
Identifikasi keragaan sektor dalam konteks
Regionalsektor Data Penunjang
•Keragaan Ekonomi sektoralregional
•Interaksiantara sektor dan intra sektoral
WCA LCA
NCA
StrategiProgram unggulan
Gambar 3. Metode Pendekatan Studi
Secara keseluruhan, lebih jelasnya, tahapan dan pendekatan studi dapat dilihat pada Gambar 4, yaitu meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan
data, evaluasi dan analisa serta perumusan kebijakan bagi bisnis perikanan kelautan Jawa Barat.
‘
BAB 2 METODE ANALISIS
12
Gambar 4. Tahapan Kajian
‘ Bappeda Propinsi Jawa Barat
12
3.1. Potensi Sumber Daya Kelautan Jawa Barat
S
umber daya perikanan dan kelautan di Jawa Barat pada dasarnya memiliki potensi yang sampai sekarang belum benar-benar tergali
dengan baik. Kawasan perairan pesisir dan laut di Jawa Barat yang berada di wilayah utara dan selatan memiliki tipologi yang berbeda satu
dengan lainnya. Kawasan Pesisir Utara Jawa Barat Pantura memiliki potensi sumber daya pesisir berupa hutan mangrove seluas 7600 Ha yang
tersebar di beberapa kabupaten, yaitu: Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang Pamanukan, Kabupaten Indramayu
Losarang, Kandanghaur, Sindang dan Eretan, Kabupaten Cirebon Babakan. Sumber daya terumbu karang sebagai salah satu kekayaan
pesisir yang berfungsi penting dalam struktur ekosistem pesisir diketahui
BAB 3 POTENSI DAN PROFIL USAHA PERIKANAN DAN KELAUTAN DI PROVINSI JAWA BARAT
13
terdapat di beberapa kawasan Pantura seperti : perairan antara kecamatan Tempuran dan Cimalaya Karawang; Bobos Kab Subang; Pantai
Majakerta, Pulau Rakit Utara dan Pulau Cantiki Kabupaten Indramayu. Di kawasan pesisir Pantura, sampai saat ini terdapat tambak seluas lebih kurang
30.080 Ha Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar, 2007. Potensi lainnya di kawasan Pantura Jawa Barat adalah budidaya rumput laut di Tempuran
Kabupaten Karawang dan Pamanukan Kabupaten Subang, serta perikanan laut yang diupayakan di sepanjang pesisir Pantura, kecuali pada
beberapa kawasan yang mengalami overfishing, seperti beberapa titik di Kota Cirebon. Di kawasan Pantura Jawa Barat tidak terdapat Kawasan
Konservasi. Di Kawasan Perairan Pesisir Selatan Jawa Barat Pansela, sumber
daya hutan mangrove ternyata sangat sedikit ditemukan, yaitu hanya pada beberapa lokasi seperti Pesisir Pananjung Pangandaran Kabupaten Ciamis,
Leuweung Sancang Kabupaten Garut, Cikepuh Kabupaten Sukabumi. Sedangkan untuk sumber daya terumbu karang dapat ditemukan di tepi
pesisir Kabupaten Ciamis, Cilauteureun, Pameungpeuk Kabupaten Garut, Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi. Tambak yang terdapat di kawasan
Pansela diketahui seluas 208 Ha terdapat di pesisir Kab Ciamis, Tasikmalaya dan Sukabumi.
Provinsi Jawa Barat memiliki potensi wisata bahari yang cukup banyak dan tersebar terutama di wilayah Jawa Barat bagian Selatan, diantaranya
terdapat di Pangandaran dan Cijulang Kabupaten Ciamis, Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, Cidaun Kabupaten Cianjur, Cilauteureun
BAB 3 POTENSI DAN PROFIL USAHA PERIKANAN DAN KELAUTAN DI PROVINSI JAWA BARAT
14