Driving force disini mengandung makna berbagai aktivitas manusia, proses dan pola di wilayah pesisir dan laut yang berdampak terhadap
pembangunan berkelanjutan. Pressure biasanya diklasifikasikan sebagai faktor utama atau forces seperti pertumbuhan penduduk, konsumsi atau
kemiskinan. Pressure pada lingkungan pesisir dan laut dilihat dari perspektif kebijakan biasanya dianggap sebagai starting point untuk melemparkan
issue lingkungan, dan dari sudut pandang indikator, pressure ini menjadi lebih mudah dianalisis jika diperoleh dari monitoring sosio-ekonomi, lingkungan dan
database lainnya. State adalah kondisi lingkungan yang disebabkan oleh pressure di atas, misalnya level pencemaran, degradasi pesisir dan lain-lain.
State dari lingkungan ini pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia. Response adalah komponen framework PSR yang
berhubungan dengan berbagai tindakan yang dilakukan oleh masyarakat baik induvidual maupun secara kolektif untuk mengatasi dampak lingkungan,
mengoreksi kerusakan yang ada atau mengkonservasi sumber daya alam. Response ini dapat meliputi penetapan peraturan, pengeluaran biaya
penelitian, pendapat masyarakat dan preferensi konsumen, perubahan strategi manajemen dan lain-lain.
Analisis DPSR dilakukan pada wilayah pesisir dan laut di kawasan Jawa Barat dengan melakukan teknik wawancara di beberapa wilayah
Pantai Selatan meliputi Pangandaran, Ciamis, Pelabuhan Ratu, serta Pantai Utara meliputi Subang Blanakan dan Cirebon Kejawanan, menunjukkan
hasil seperti diuraikan di bawah ini.
BAB 4 ANALISIS KONDISI EKOSISTEM DAN PESISIR LAUT
52
4.1. Driving Force Kondisi Ekosistem Pesisir dan Laut
Driving force yang merupakan pemicu eksternal dari kegiatan bisnis perikanan dan kelautan di Jawa Barat berdasarkan analisis di lapangan
menunjukkan beberapa hal. Untuk wilayah Jawa Barat Bagian Selatan, driving force eksternal yang nampak adalah penataan ruang yang tidak
konsisten dengan aplikasinya di lapangan, adanya bencana alam, berkurangnya kesempatan kerja jenis pekerjaan, pendidikan masyarakat
pesisir yang cenderung rendah, kurangnya motivasi masyarakat untuk mencari alternatif pekerjaan lain, adanya otonomi daerah menyebabkan
jebakan harapan akan tingginya Pendapatan Asili Daerah PAD. Untuk wilayah Jawa Barat Bagian Utara pada dasarnya yang menjadi driving
force lebih pada penataan ruang yang juga tidak konsisten dengan aplikasinya, pertambahan penduduk yang tinggi karena terkonsentrasinya
kegiatan ekonomi di wilayah ini seperti kawasan industri yang juga menjadi salah satu driving force wilayah ini. Kemiskinan yang merupakan paradoks
daerah yang merupakan pusat kegiatan ekonomi ini juga merupakan salah satu driving force bagi berbagai permasalahan dan issue yang ada di
wilayah ini. Kemudian adanya perdagangan bebas global market dan penurunan potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan di daratan,
menjadi pemicu bagi berbagai pressure yang ada di kedua wilayah pesisir dan laut Jawa Barat ini. Kegiatan ekonomi lainnya seperti pertambakan dan
multiple uses lainnya di kawasan pesisir utara Jawa Barat juga merupakan driving force eksternal yang ada di wilayah ini. Untuk kedua wilayah Utara
BAB 4 ANALISIS KONDISI EKOSISTEM DAN PESISIR LAUT
53
dan Selatan driving force bagi wilayah pesisir dan laut ini adalah adanya demand yang cukup tinggi akan hasil dari sumber daya pesisir dan laut.
Driving force internal pada dasarnya hal-hal yang berkaitan dengan pola atau sistem interaksi yang ada pada sumber daya alam dan lingkungan
di wilayah pesisir dan laut itu sendiri. Untuk wilayah Utara Jawa Barat seperti kita ketahui adalah kondisi sumber daya alam dan lingkungannya yang
memang sudah rendah kemampuan reproduksinya penurunan potensi. Sedangkan untuk wilayah Jawa Barat bagian Selatan adalah kemampuan
potensinya baik sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang memang masih tinggi karena belum seluruhnya termanfaatkan mengingat kemampuan
teknologi yang memang masih rendah. Selain itu ada driving force dari masyarakat pesisir baik di Utara mapun di Selatan Jawa Barat kesadaran
akan pentingnya ekosistem di wilayah pesisir bagi kehidupan mereka, keinginan menggali potensi sumber daya pesisir dan laut serta kebutuhan
akan adanya pemberdayaan masyarakat pesisir baik dalam bentuk pemberdayaan fisik maupun non fisik. Seluruh driving force ini akan menjadi
penyebab terjadinya baik pressure maupun pendorong bagi berbagai pembangunan yang ada di wilayah ini untuk tujuan pembangunan yang
berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakatnya.
4.2. Pressure Ekosistem Pesisir dan Laut
Pressure yang dirasakan oleh ekosistem berbasis komoditas baik perikanan tangkap, budidaya, dan non ikan untuk wilayah Jawa Barat bagian
Utara dirasakan lebih berat dibandingkan di wilayah Selatan.
BAB 4 ANALISIS KONDISI EKOSISTEM DAN PESISIR LAUT
54