pihak sekolah kepada para siswa sangat diutamakan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY dapat diartikan siswa-
siswa sekolah negeri lebih pintar dari sekolah swasta. Apalagi jika ingin masuk sekolah negeri harus menggunakan tes sehingga tidak jarang
siswa- siswa sekolah swasta sering sekali disebut sebagai siswa “buangan”
karena siswa tersebut tidak lolos dalam tes. Dalam kondisi seperti ini peran sekolah dan pendidik sangat penting dalam kemajuan akademik
para siswanya. Sebagai pendidik sudah sewajarnya memberikan apa yang menjadi hak siswa-siswinya dan merupakan kewajiban dan tanggung
jawab yang harus terus dijalani karena berani mengambil perkerjaan sebagai pendidik.
Tetapi jika dilihat dari nilai
mean rank
antara siswa sekolah negeri dan swasta yang memiliki angka yang tidak jauh berbeda, ini menunjukan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilau mencontek siswa sekolah negeri dan swasta.
2. Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau dari Tingkat
Pendidikan Orang Tua
Berdasarkan hasil penelitian tidak ada perbedaan perilaku mencontek ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua yang ditunjukan
dengan hasil nilai
asymp sig
0,299 untuk tingkat pendidikan ayah dan nilai
asymp sig
0,608 untuk tingkat pendidikan ibu.
Sedangkan berdasarkan nilai
mean rank
untuk tingkat pendidikan ayah, diperoleh hasil 54,75 untuk tingkat pendidikan Perguruan Tinggi,
62,77 untuk tingkat pedidikan SMA, 39,70 untuk tingkat SMP, 78,00 untuk tingkat SD dan 40,75 untuk lainnya. Sedangkan nilai
mean rank
untuk tingkat pendidikan ibu, di peroleh hasil 55,03 untuk tingkat pendidikan Perguruan Tinggi, 64,63 untuk tingkat pendidikan SMA, 49,40
untuk tingkat pendidikan SMP, 54,15 untuk tingkat pendidikan SD dan 40,75 untuk lainnya.
Berdasarkan hasil
mean rank
dalam penelitian ini, dapat diartikan tidak ada perbedaan perilaku menyontek siswa yang ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya dalam hal menyontek tidak dipengaruhi tingkat
pendidikan yang dimiliki orang tua siswa, baik dari tingkat pendidikan Perguruan Tinggi, SMA, SMP maupun SD dapat diartikan sama dalam hal
cara mendidik anak. Cara orang tua mendidik serta hubungan antar anggota keluarga merupakan peranan yang sangat penting demi kemajuan
anak. Oleh karena itu dalam peran terhadap perilaku menyontek ini, tidak
hanya tingkat pendidikan orang tua saja yang berpengaruh dalam menentukan peran siswa dalam menghadapi perilaku menyontek.
Orang tua dengan berbagai tingkat pendidikan yang berbeda tersebut mengajarkan bahwa perilaku menyontek harus dihindari, oleh
karena itu, dalam perilaku menyontek ini, tingkat pendidikan orang tua tidak berpengaruh dalam menentukan perilaku siswa dalam menyontek.
77
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status
dan latar belakang pendidikan orang tua maka dapat ditarik kesimpulan: 1.
Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status sekolah. Hasil penelitian ini dibuktikan dengan adanya nilai
Asymp. Sig= 0,888 0,05.
2. Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan latar
belakang pendidikan orang tua ayah dan ibu. Hasil penelitian ini dibuktikan dengan adanya nilai Asymp. Sig= 0,299 untuk kelompok
ayah dan adanya nilai Asymp. Sig= 0,608 untuk kelompok ibu. B.
Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini.
1. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian terdiri dari dua aspek yaitu
status sekolah dan tingkat pendidikan orang tua. Peneliti tidak menguji variabel bebas lain yang mungkin berpengaruh terhadap perilaku
menyontek siswa smp.