Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter

3. Bentuk Perilaku

Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu: a. Perilaku Pasif respons internal Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. b. Perilaku Aktif respons eksternal Perlaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan yang nyata.

C. Menyontek

1. Pengertian Menyontek

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas, 2008, menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, mencontoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak. Sedangkan Anderman dan Murdock dalam Purnamasari 2013 menyatakan bahwa perilaku kecurangan akademik merupakan penggunaan segala kelengkapan dari materi ataupun bantuan yang tidak diperbolehkan digunakan dalam tugas-tugas akademik dan atau aktivitas yang mengganggu proses asesmen. Bower dalam Purnamasari, 2013 mendefinisikan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah dan terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademik untuk menghindari kegagalan akademik. Sedangkan menurut Pincus Schemelkin Mujahidah, 2009 perilaku menyontek merupakan suatu tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seseorang mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain meskipun dengan cara yang tidak sah seperti memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku menyontek adalah kegiatan, tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sengaja dengan menggunakan cara-cara yang tidak jujur atau curang untuk memalsukan hasil belajar dengan menggunakan bantuan atau memanfaatkan informasi dari luar secara tidak sah pada saat dilaksanakan tes atau evaluasi akademik untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Faktor-faktor penyebab menyontek

Salah satu alasan yang mendorong individu untuk menyontek adalah untuk memuaskan harapan orang tua. Santrock 2003 mengatakan bahwa tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anak-anaknya dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tua tanpa melihat kemampuan anaknya. Orang tua bermaksud ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, namun keinginan tersebut tidak memperhatikan kemampuan anak. Sikap orang tua yang mengharapkan terlalu berlebihan pada anak akan menghambat anak untuk menunjukkan prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki. Menurut Gunarsa Gunarsa 1991 biasanya anak menyadari harapan orang tuanya. Oleh karena itu sikap yang terlalu menuntut dapat menyebabkan anak merasa takut kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Hal ini menimbulkan rasa rendah diri, gangguan tingkah laku, berkurangnya motivasi untuk belajar serta ketegangan atau kecemasan dalam diri anak. Agustin 2014 menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan siswa menyontek pada saat ujian. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes formatif atau sumatif. b. Pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa. c. Sikap malas yang tertanam dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab. d. Anak remaja sering menyontek daripada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman-teman sekelasnya. e. Kurang mengerti arti dari pendidikan. Disadari atau tidak, siswa yang menyontek pada saat ujian disebabkan oleh satu atau lebih faktor-faktor di atas. Faktor menyontek juga bisa disebabkan dari status sekolah, status sekolah yang dimaksud adalah sekolah negeri dan swasta. Sekolah negeri dan swasta jelas berbeda cara mendidik siswanya. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan siswa menyontek. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Peraturan belajar mengajar di kelas yang ditetapkan oleh pihak sekolah. b. Pendidikguru. c. Keadaan gedung dan tugas belajar Selain itu, faktor menyontek juga bisa disebabkan oleh tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yaitu SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan siswa menyontek. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Cara orang tua mendidik. b. Suasana di rumah c. Relasi antar anggota keluarga. Perilaku menyontek ini akan mengakibatkan perilaku atau watak tidak percaya diri, tidak disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak mau membaca buku