2. Goverment bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
pusat. 3.
Municipal bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek
–proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik.
b. Berdasarkan Jaminan 1. Unsecured bondsdebentures: obligasi tanpa jaminan. Bunga
hanya dibayarkan jika perusahaan dapat menghasilkan laba. Obligasi jenis ini tidak akan dibayar sebelum obligasi lain
yang lebih senior dibayarkan.
2. Indenture dibagi menjadi: a Mortgage bonds: obligasi yang dijamin dengan properti.
Pemegang obligasi berhak memperoleh properti yang dijaminkan dan menjualnya sebagai klaim atas perusahaan.
b Collateral trust
obligasi: obligasi
ini dijaminkan
menggunakan saham atau obligasi yang dimiliki oleh penerbit obligasi. Nilai jaminan biasanya 25 sampai 35
di atas nilai dari obligasi yang diterbitkan. c Equipment trust certificates: obligasi ini biasanya
digunakan untuk mendanai aset seperti pesawat, truk, gerbong kereta, kapal, dan sebagainya.
c. Berdasarkan Jenis Kupon 1 Fixed rate adalah obligasi yang memberikan tingkat kupon
tetap, sejak diterbitkan hingga jatuh tempo.
2 Floating rate adalah obligasi yang tingkat bunganya mengikuti
tingkat kupon yang berlaku dipasar.
3 Mixed rate adalah obligasi yang memberikan tingkat kupon tetap untuk periode tertentu misal 1-3 tahun dan setelah 3
tahun tingkat bunganya mengikuti tingkat bunga pasar.
d. Berdasarkan Peringkatnya Sebelum diperdagangkan, sebuah obligasi harus diperingkat
oleh lembaga pemeringkat yang resmi. Obligasi dapat diterbitkan, jika peringkatnya minimal seperti:
1 Investment-grade bonds adalah minimal BB+. Obligasi yang layak untuk dijadikan investasi dan memiliki risiko yang tidak
terlalu besar .
2 Non-investment-grade bonds adalah CC atau speculative bond
dan D atau junk bond.
5. Risiko Obligasi
Dalam melakukan investasi pada obligasi, terdapat risiko-risiko yang dapat timbul menurut Sulistyastuti 2002, diantaranya adalah:
a. Risiko gagal bayar default risk: emiten tidak dapat membayar pinjaman pokoknya beserta hutang pada tanggal jatuh tempo.
Risiko gagal bayar obligasi perusahaan bergantung pada kesehatan keuangan perusahaan yang tercermin pada neraca
dan laporan laba ruginya.
b. Risiko tingkat bunga interest rate risk: jika tingkat bunga pasar naik, maka harga obligasi akan turun. Bila obligasi terjual
pada tingkat bunga tinggi, maka calon kreditor akan rugi dan sebaliknya. Semakin panjang jangka waktu jatuh tempo
obligasi tersebut, semakin besar potensi risiko tingkat bunga
yang dihadapi oleh calon kreditor.
c. Liquidity risk: risiko yang dihadapi oleh calon kreditor karena obligasi tersebut tidak aktif diperdagangkan di bursa dan tidak
ada harga yang jelas ketika terpaksa harus menjualnya.
d. Foreign exchange risk: merupakan risiko yang timbul karena pergerakan kurs mata uang, apabila berinvestasi pada suatu
obligasi yang memiliki mata uang yang berbeda.
e. Call risk: risiko yang timbul karena obligasi tersebut di beli kembali oleh emiten pada harga tertentu sebelum jatuh tempo
yang menguntungkan emiten. Akan dibeli kembali obligasi
tersebut bila tingkat bunga pasar berada di bawah coupon rate.
f. Purchasing power risk: risiko yang disebabkan oleh inflasi, menyebabkan kupon yang diterima calon kreditor menjadi
tetap, sementara daya belinya akan turun dengan adanya inflasi.
g. Risiko Inflasi: risiko ini terutama terjadi pada obligasi berkupon
rendah dan fixed rate bond.
6. Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi adalah opini tentang kelayakan kredit dari penerbit obligasi berdasarkan faktor-faktor risiko yang relevan.
Peringkat obligasi memberikan analisis tentang kelayakan kredit perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan
finansial dan komersial. Selain itu, perusahaan dapat memilih untuk menerbitkan
peringkat yang
didapatkan pada
publik atau
merahasiakannya Ong, 2002. Sebelum melakukan penjualan obligasi, kebanyakan korporasi
akan meminta lembaga pemeringkat untuk memberikan peringkat. Kemudian dilakukan review yang detail terhadap rencana operasional
dan finansial perusahaan, kebijakan manajemen, dan faktor-faktor kredit lain yang dapat mempengaruhi peringkat. Pada umumnya,
lembaga pemeringkat akan meminta laporan keuangan yang sudah diaudit, laporan keuangan interim, deskripsi tentang kegiatan operasi
dan produk perusahaan, dan draft pernyataan registrasi. Informasi mengenai peringkat obligasi bertujuan untuk menilai kualitas kredit
dan kinerja perusahaan penerbit. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk membatasi investasi spekulatif para