memiliki ROA yang lebih tinggi dibandingkan ROA satu tahun setelah menerbitkan obligasi.
Tabel 5.6 Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 ROA
t
ROA
t+1
24 .857 .000
Sumber: Data sekunder, diolah
Hasil uji output menunjukkan bahwa korelasi antara dua variabel adalah sebesar 0,857 dengan signifikansi sebesar 0,000.
Tabel 5.7 Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair 1 ROA
t
– ROA
t+1
.00875 .03803
.00776 -.00731
.02481 1.127 23 .271
Sumber: Data sekunder, diolah
Tabel 5.7 Paired Samples Test menunjukkan bahwa nilai
t
hitung
sebesar 1,127 dan sig 0,05 hal ini dapat dikatakan bahwa ROA pada saat penerbitan obligasi dengan ROA satu tahun setelah
menerbitkan obligasi secara statistik tidak berbeda, karena t
tabel
dari t
hitung
nilai t
tabel
2,069 t
hitung
1,127.
c. Pengujian Hipotesis 3
Untuk membandingkan rata-rata ROA pada saat penerbitan obligasi dan ROA dua tahun setelah penerbitan obligasi, maka dilakukan
pengujian Paired Samples T-Test. Hasil uji Paired Sample T-Test dapat dilihat pada Tabel 5.8, Tabel 5.9 dan Tabel 5.10 berikut:
Tabel 5.8 Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error
Mean Pair 1 ROA
t
.0920833 24 .06157210 .01256835 ROA
t+2
.0951292 24 .07780137 .01588114 Sumber: Data sekunder, diolah
Pada Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan rata-rata mean ROA perusahaan pada saat menerbitkan obligasi dan dua tahun
setelah menerbitkan obligasi. Sampel sebanyak 24 perusahaan memiliki ROA pada tahun penerbitan obligasi lebih rendah dibandingkan ROA
dua tahun setelah penerbitan obligasi.
Tabel 5.9 Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 ROA
t
ROA
t+2
24 .810 .000
Sumber: Data sekunder, diolah
Pada Tabel 5.9 hasil uji output menunjukkan bahwa korelasi antara dua variabel adalah sebesar 0,810 dengan signifikansi sebesar
0,000. Tabel 5.9 menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki ROA pada saat menerbitkan obligasi lebih rendah daripada
ROA dua tahun setelah menerbitkan oblogasi.
Tabel 5.10 Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 ROA
t
– ROA
t+2
-3.04583333E-3 .04561605 .00931134 -.02230780 .01621614 -.327 23 .747
Sumber: Data sekunder, diolah
Tabel 5.10 Paired Samples Test menunjukkan bahwa nilai t
hitung
sebesar -0,327 dan sig 0,05 hal ini dapat dikatakan bahwa ROA pada saat penerbitan obligasi dengan ROA dua tahun setelah menerbitkan
obligasi secara statistik tidak berbeda, karena nilai t
tabel
t
hitung
t
tabel
2,069 t
hitung
0,327.
C. Pembahasan
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan laporan keuangan dengan cakupan rasio-rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap peringkat
obligasi, alasan ini mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan
manajemen laba pada saat emisi obligasi supaya memperoleh peringkat obligasi yang tinggi sehingga diharapkan membantu penawaran obligasi
tersebut. Penelitian ini menemukan bukti adanya praktik manajemen laba pada peristiwa emisi obligasi Gumanti dan Singgih, 2006.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel
pada tahun 2002-2011 sebanyak 24 perusahaan terbukti melakukan manajemen laba pada saat penerbitan obligasi.
Manajer cenderung menaikkan laba yang akan menggeser laba perusahaan yang akan datang untuk diakui sebagai laba pada saat
penerbitan obligasi. Penelitian ini didukung dengan teori sinyal, bahwa pihak internal perusahaan lebih banyak mengetahui informasi dan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Ketika perusahaan menerbitkan obligasi, maka calon kreditor hanya mengandalkan informasi dari
laporan keuangan. Melalui laporan keuangan pihak perusahaan dapat menyampaikan
keyakinan kepada
calon kreditor
mengenai perkembangan perusahaan melalui laba yang akan dilaporkan. Dengan
melakukan manajemen laba pada saat penerbitan obligasi, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan terlihat baik dan calon kreditor akan tertarik
untuk membeli obligasi. Hipotesis kedua menunjukkan bahwa profitabilitas pada tahun
penerbitan dengan profitabilitas satu tahun setelah penerbitan obligasi secara statistik tidak berbeda. Dengan melakukan hal tersebut, maka laba