Pengaruh Profitabilitas,Corporate Governance,Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Empiris pada Emiten Indeks Saham Syariah Indonesia Sub Sektor Barang Konsumsi Periode 2011-2014)

(1)

Periode 2011-2014) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh DODY FRANS 1111046100082

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

Emiten Indeks Saham Syariah Indonesia Sub Sektor Barang Konsumsi Periode 20I

l-z}ru)"

telah diujikan dalam sidang manriqa;rj,ak Fakuttas Syariah dan F[ukum Universitas Islam Negeri GI[N) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis, 15 Oltober

2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gslar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.SV) pada Prograrn Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta,

Oktober 2015

Panitia Sidang:

Ketua

: AM. Hasan Ali" M.A

NiP. 197s1201 20050

Sekretaris Abdurrauf. Lc.. M.A

NIP. 19731215 200501 1 002 Supriyono" S.E. M.M

Pembimbing :

Pengujil

:

Fenguji I1

NrP. 19720111 201411 1 001

Dr. siti Hamidah Rusriana, s.E..Ak.^

M.si

(.C^"=].,,*;

MDN.0316045705

Dr. Abd. Aziz Hsb" M.Pd NIP" [9570511 199703 1 001


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata

1

di

Universitas Islam Negeri GIIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ke.tentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UD{) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3"

Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

,27$*k1o!e:2015

Dody h-r


(5)

v

Terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia Sub Sektor Barang Konsumsi Periode 2011-2014).

Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, 144 Halaman. Pada dasarnya manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu informasi dalam laporan keuangan yang digunakan sebagai parameter untuk mengukur peningkatan atau penurunan kinerja pada perusahaan adalah informasi laba. Dari informasi laba akan banyak muncul interpretasinya. Oleh sebab itu sering kali manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi atau memanipulasi informasi laba.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, corporate governance, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor barang konsumsi yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011-2014. Terdapat 17 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi data panel yang diolah menggunakan Eviews 7.0.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel return on equity, komisaris independen, ukuran perusahaan dan debt to asset ratio berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba. Sedangkan berdasarkan pengujian secara parsial, variabel ukuran perusahaan dan debt to asset ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Variabel return on equity berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba dan variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Kata Kunci : Manajemen Laba, Profitabilitas, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Data Panel, ISSI.

Dosen Pembimbing : Supriyono, S,E, M.M, Daftar Pustaka : 2001-2014.


(6)

vi

rahmat, taufik dan karunia-Nya kepada seluruh umat manusia, khususnya kepada penulis yang telah diberikan kekuatan dan kemudahan untuk meneyalesaikan penulisan tugas akhir ini dengan lancar. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua menuju arah kebenaran dan kebahagiaan.

Atas kehendak dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Profitabilitas, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap

Praktik Manajemen Laba”, (Studi Empiris pada Emiten yang Terdaftar pada Indeks Saham

Syariah Indonesia Sub Sektor Barang Konsumsi Periode 2011-2014), ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S-1) dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis, sehingga dapat mempersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang penulis sayangi dan semua pihak yang terkait yang telah membantu dan mendukung selama penulisan skripsi ini.

Tanpa penulis lupakan bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini atas doa, bimbingan, dukungan, dan saran-saran dari berbagai pihak.. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis yang dalam kesempatan ini dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada :


(7)

vii

Abdurrauf, Lc, MA, selaku sekretaris program studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Orang tua tercinta Sri Rachmi Ananti dan Wiyono yang selama ini tidak henti-hentinya memberikan semangat, dukungan, dan doa agar terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih untuk kesabaran, nasehat dan curahan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis. 4. Bapak Supriono, S.E., M.M. sebagai dosen pembimbing saya yang telah meluangkan

waktu disela-sela kesibukannya untuk memberi arahan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Kepada teman-teman “Sahabat Koplak”, terutama kepada Sule dan Ridho. terimakasih atas perhatian, semangat dan doanya agar terselesaikannya skripsi ini.

6. Kepada Sahabat-sahabat saya, Siti Alfi Syahrin, orang yang membuat saya percaya bahwa power of words itu benar-benar ada dan selama ini menjadi tempat berkeluh-kesah dan menampung isi kepala saya. Terimakasih banyak atas semangat, doa, dukungan dan nasihat-nasihatnya dalam melewati masa-masa sulit saya. Terimakasih juga kepada Silvia Arafah yang selama ini turut memberi semangat dan mendoakan yang terbaik untuk saya. Semoga kita bisa sama-sama terus sampai nanti yaaaa.

7. Terimakasih banyak kepada Indri atas waktu yang telah dilalui bersama serta tidak henti-hentinya memberi support, semangat dan mendoakan yang terbaik untuk kelancaran skripsi saya.


(8)

viii

karena telah meluangkan waktunya untuk menjadi tempat bertanya banyak hal yang berkaitan dengan skripsi saya.

10.Assy Shella, yang sering memberikan motivasi, doa dan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi dan mengejar wisuda. Terimakasih juga atas pinjaman bukunya serta bantuan lainnya selama ini.

11.Untuk Mas Ferdy dari BPS terimakasih atas konsultasi statistiknya.

12.Untuk teman-teman seperjuangan lainnya Rahmat Abdillah, Vita, Opey, Rendy, Tiwi, Hanni, Meyga, Faisal, Ame, Hilman & Tatang. Terimakasih atas semuanya selama masa perkuliahan.

13.Keluarga besar Perbankan Syariah C lainnya yang telah banyak menghabiskan waktu bersama penulis selama masa perkuliahan ini. Terimakasih atas kebersamaan, canda dan tawanya. Semoga kita semua bisa menjadi orang sukses. Amin.

14.Terimakasih juga kepada pihak lainnya karena telah membantu penulis selama ini, dan dengan berat hati tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Jakarta, 21 September 2015


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ……….. ix

DAFTAR TABEL ……….. xii

DAFTAR GAMBAR ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Pembatasan Masalah ... 17

D. Perumusan Masalah ... 17

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 18

F. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II LANDASAN TEORI ... 22

A. Laporan Keuangan ... 22

B. Agency Theory ... 26

C. Profitabilitas ... 29

D. Corporate Governance ... 35


(10)

x

I. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 67

J. Matriks Penelitian Terdahulu Terdahulu ... 74

K. Kerangka Pemikiran ... 76

L. Hipotesis ……….. 77

BAB III METODE PENELITIAN ... 78

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 78

B. Populasi dan Sampel ... 79

C. Teknik Pengumpulan Data ... 80

D. Metode Analisis Data ... 81

2. Teknik Analisis Data ... 81

a.Keuntungan Menggunakan Data Panel ... 81

b. Penentuan Model Estimasi ... 83

c. Tahap Analisa Data ... 84

d. Uji Asumsi Klasik ... 87

e. Uji Hipotesis dan Model Summary ... 91

E. Operasional Variabel Penelitian ... 94

F. Kerangka Penelitian ………. 104

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 105

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 105


(11)

xi

1. Statistika Deskriptif ... 109

2. Pemilihan Model Regresi Data Panel ... 111

3. Uji Asumsi Klasik ... 117

4. Uji Signifikansi ... 122

F. Interpretasi Hasil Penelitian ... 131

BAB V PENUTUP ... 137

A. Kesimpulan ... 137

B. Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140


(12)

xii

1.1 Peringkat Informasi Untuk Keputusan Saham ……… ... 6

1.2 Nilai Deteksi Manajemen Laba ……….. .... 10

2.1 Matriks Penelitian Terdahulu ... 74

3.1 Operasionalisasi Variabel ………. ... 103

4.1 Tahapan Seleksi Pemilihan Sampel dengan Kriteria ... 106

4.2 Daftar Sampel Penelitian ... 107

4.3 Statistika Deskriptif ... 109

4.4 Hasil Regresi Data Panel Model Common Effect ... 113

4.5 Hasil Regresi Data Panel Model Fixed Effect... 114

4.6 Hasil Uji Chow ... 116

4.7 Uji Multikolinearitas ... 119

4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Park ... 121

4.9 Hasil Uji F dengan Model Common Effect... 123

4.10 Hasil Uji t dengan Model Common Effect ... 125


(13)

xiii

2.1 Kerangka Pemikiran ... 76 3.3 Kerangka Penelitian ... 104 4.1 Uji Normalitas Data ... 117


(14)

1 A. Latar Belakang

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada berbagai instrumen keuangan. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan resiko masing-masing instrumen1.

Pasar modal dapat menjadi penggerak bagi perekonoian suatu negara. Melalui pasar modal investor dapat mengalokasikan dana dari sektor yang kurang produktif ke sektor ke sektor yang lebih produktif oleh karena itu pasar modal yang efisien dapat mendukung perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, pasar modal memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan dana langsung dari masyarakat

1“Pengantar Pasar Modal”, artikel diakses pada 21 Oktober 2015 dari


(15)

tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan, hal ini sesuai dengan pengertian pasar modal (capital market) yaitu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dan sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya2.

Pasar modal harus mampu menciptakan suatu mekanisme yang dapat melindungi kepentingan pihak yang kelebihan dana (investor), yaitu dengan cara memberikan seluruh informasi secara lengkap dan benar serta menyampaikan seluruh perubahan-perubahan yang terjadi secara up todate dan terpercaya, sehingga investor dapat memahami secara menyeluruh mengenai keadaan emiten bursa efek dalam berbagai aspek yang dialami, terutama aspek keuangan dan perkembangan aktivitas di bursa efek3.

Perusahaan sebagai badan usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan, pada dasarnya tingkat produktifitas suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan mencerminkan kinerja dari suatu perusahaan. Kinerja perusahaan adalah tingkat prestasi (karya) atau hasil yang dicapai kadang-kadang digunakan untuk dicapainya suatu hasil yang positif. Produktifitas yang dilakukan perusahaan sebagai kemampuan perusahaan untuk memberikan nilai terhadap perusahaan

2Mohammad Didik Ariyanto, “Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Profitabilitas

terhadap Kebijakan Dividen”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 5, (September 2010) : h.15

3


(16)

adalah kinerja perusahaan. Penilaian kinerja merupakan sangat penting bagi perusahaan yang telah go public. Perusahaan go public adalah perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat, dengan pengertian lain bahwa masyarakat memiliki akses untuk memiliki perusahaan melalui mekanisme penyertaan dalam bentuk saham.

Penilaian kinerja ini sangat penting sehingga diketahui nilai perusahaan. Penilaian kinerja juga sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang mengalami kesulitan, penilaian kinerja juga sangat berguna untuk restrukturisasi pengimplementasian program pemulihan usaha, bagi perusahaan yang go public penilaian kinerja sangat penting jika perusahaan akan menjual perusahaannya di bursa harus melakukan penilaian untuk menentukan nilai wajar saham yang akan ditawarkan kepada masyarakat. Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan tingkat stabilitas suatu perusahaan4.

Akuntansi merupakan kegiatan menyediakan informasi keuangan bagi pengambilan keputusan ekonomis. Segala sesuatu yang terjadi dalam suatu bisnis, terutama kejadian ekonomis, harus selalu dicatat dalam laporan akuntansi. Akuntansi pada dasarnya berhubungan erat dengan informasi dan output dari akuntansi adalah laporan keuangan5. Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 mengemukakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun

4

Ibid.,. h.12.

5

Dedhy Sulistiawan, dkk, Creative Accounting : Mengungkap manajemen laba dan skandal akuntansi, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.9.


(17)

menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (PSAK No, 1)6.

Tujuan utama laporan keuangan adalah sebagai informasi akuntansi yang disajikan untuk pihak-pihak terkait (Stakeholder) suatu perusahaan untuk menyajikan keadaan tentang kondisi keuangan perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Para pihak terkait tersebut terdiri dari pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan maupun eksternal perusahaan seperti investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya.

Teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) atau Capital Market Efficiency menyebutkan bahwa informasi laporan keuangan dapat mempengaruhi pasar modal7. Salah satu informasi dalam laporan keuangan yang digunakan sebagai parameter untuk mengukur peningkatan atau penurunan kinerja pada perusahaan adalah informasi laba yang terkandung dalam laporan laba rugi. Dari informasi laba akan banyak muncul interpretasinya, tergantung siapa yang menggunakan informasi tersebut. adanya perubahan informasi atas laba melalui beberapa cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut dan keputusan

6

Ibid., h, 43

7

Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi Laporan Keuangan(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), hlm. 65.


(18)

yang akan diambil oleh pengguna informasi8. Karena melalui laba dapat dinilai tingkat kinerja manajemen, tingkat kemampuan menghasilkan laba dalam jangka waktu panjang, serta tingkat risiko investasi dalam perusahaan tersebut.

Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas9. Investor pasti senantiasa memperhatikan pergerakan harga di pasar. Artinya, baik investor individual maupun institusi mengikuti pergerakan pasar tiap saat secara seksama, dan selalu siap untuk melakukan traksaksi beli atau jual manakala menurut perhitungan akan didapat hasil yang menguntungkan. Dengan kata lain, investor yang secara cepat dapat mengetahui potensi adanya nilai tambah akan dapat memperoleh keuntungan dengan menggunakan pilihan strategi yang tepat10.

Teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) atau Capital Market Efficiency diatas dapat didukung oleh data-data hasil survey tentang sumber informasi yang paling relevan untuk pengambilan keputusan investasi saham di Indonesia. tabel 1.1 Menunjukan bahwa laporan keuangan dominan digunakan oleh investor institusi dan analis saham/keuangan. Namun laporan keuangan bukan merupakan informas yang utama bagi investor individu. Informasi utama bagi investor individu adalah likuiditas

8Faizah, “Faktor

-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tindakan Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan yang Termasuk dalam Jakarta Islamic Index(JII),” (Skripsi S1 Fakultas

Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009). h,1.

9Tatang A.G & Elok Sri Utami, “Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya”, Jurnal

AKUNTANSI & Keuangan Vol. 4, No.1 (Mei 2002): h.56.

10


(19)

pasar dan rumor11. Walaupun laporan keuangan juga merupakan sebagai bahan pertimbangan.

Tabel 1.1

Peringkat Informasi untuk Keputusan Investasi Saham di Indonesia

Keterangan Total Investor Analis

Keuangan Individu Institusi

Kebijakan Perusahaan yang dipublikasikan 1 3 1 2

Laporan Keuangan Tahunan 2 6 2 1

Likuidasi Pasar 3 1 2 5

Teknikal Analisis 4 3 3 3

Laporan Keuangan Intern 5 5 1 6

Rumor 6 2 4 6

Majalah dan Koran 7 7 5 4

Saran dari Broker 8 4 6 7

Prospektus 9 8 7 4

Komunikasi Dengan Manajemen 10 9 8 8

Sumber : Sulistiawan dan Feliana (2010) : Hasil Survey yang dipresentasikan dalam seminar riset bisnis Universitas Airlangga.

Pada dasarnya manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu12, Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Laba yang meningkat dari periode sebelumnya mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan adalah bagus dan hal ini dapat mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan.

Dalam penyusunannya, laporan keuangan secara konsisten harus disusun dengan menggunakan standar akuntansi yang dianggap sebagai informasi relevan,

11

Dedhy Sulistiawan, dkk, Creative Accounting : Mengungkap manajemen laba dan skandal akuntansi, h.10.

12 Hadri Kusuma dan Wigiya Ayu Udiana Sari, “Manajemen Laba oleh Perusahaan


(20)

netral, dan lengkap. Dalam suatu laporan keuangan, pihak internal perusahaan mendapatkan kebebasan dalam pemilihan metode akuntansi yang digunakan. Selain itu prinsip akuntansi juga memberikan kebebasan pemakainya untuk menentukan nilai estimasi yang digunakannya. Nilai estimasi merupakan nilai yang digunakan periode waktu alokasi harga perolehan (cost) aktiva tetap dan biaya dibayar dimuka (differed charge), nilai residu tetap, persentase biaya kerugian piutang, dan lain-lain. Kebebasan memilih metode akuntansi dan estimasi inilah yang memicu dan mendorong seseorang untuk merekayasa informasi keuangan. Penyusun laporan keuangan hanya mau memilih dan menggunakan metode akuntansi dan menentukan nilai estimasi yang dapat mengoptimalkan kesejahteraannya. Artinya, penyusun laporan keuangan hanya mau menggunakan suatu metode akuntansi tertentu apabila ada manfaat yang bisa diperoleh. Sementara metode yang tidak bisa memberi manfaat tidak akan digunakan dalam menyusun laporan keuangan.

Pada dasarnya ada dua cara yang bisa digunakan seorang manajer perusahaan untuk mempengaruhi laporan keuangan, yang pertama dengan memilih salah satu metode akuntansi atau nilai estimasi akuntansi, dan kedua dengan menggunakan kedua metode akuntansi dan estimasi akuntansi. Apabila penyusun laporan keuangan memilih menggunakan metode akuntansi maka kebijakan ini relatif lebih mudah diketahui oleh pemakai laporan keuangan, karena setiap metode akuntansi yang digunakan harus diungkapkan dalam laporan keuangan yang bersangkutan. Namun jika seorang penyusun laporan keuangan memilih menggunakan nilai estimasi akuntansi untuk mengendalikan transaksi akrual maka kebijakan ini relatif lebih sulit


(21)

untuk diketahui pihak lain sehingga penyusun laporan keuangan cenderung memilih kebijakan rekayasa mengendalikan berbagai akrual. Alasannya, transaksi akrual yang diatur dengan memanfaatkan kebebasan menentukan nilai estimasi akuntansi ini merupakan transakasi yang tidak mudah diketahui pemakai laporan keuangan.

Upaya mempengaruhi informasi keuangan inilah yang disebut dengan manajemen laba. Secara umum manajemen laba dapat dilakukan karena dasar pencatatan transaksi yang dilakukan akrual atau tanpa harus disertai penerimaan kas atau pengeluaran kas. Secara umum manajemen laba didefenisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Istilah intervensi dan mengelabui inilah yang dipakai sebagai dasar sebagian pihak untuk menilai manajemen laba sebagai kecurangan. Sementara pada pihak lain tetap menganggap aktivitas rekayasa manajerial ini bukan sebagai kecurangan. Alasannya, intervensi itu dilakukan manajer perusahaan dalam kerangka standar akuntansi, yaitu masih menggunakan metode prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum13.

Pada dasarnya praktik manajemen laba bukanlah hal baru dalam dunia akuntansi, manajemen laba merupakan bagian dari istilah creative accounting, Creative Accounting adalah praktik akuntansi yang berbeda dengan praktik akuntansi yang biasa digunakan. Dalam sudut pandang profesi akuntan melihat bahwa manajemen laba merupakan sesuatu yang legal jika yang dilakukan masih dalam

13


(22)

kerangka standar akuntansi, tapi jika praktik akuntansi yang dilakukan melanggar aturan maka hal itu disebut skandal akuntansi namun terlepas dari legal atau tidaknya merupakan suatu peristiwa yang tidak mencerminkan keadaan laba perusahaan yang sebenarnya.

Praktik manajemen laba menyebabkan angka laporan keuangan terpengaruh dan berpihak pada kepentingan manajer. Tujuan praktik itu sudah jelas, yaitu mengharapkan pembaca laporan keuangan yang menjadi sasaran praktik manajemen laba agar mengambil keputusan yang menguntungkan manajer atau perusahaan. Hal ini tentunya merugikan pihak lain. Sebabnya dalam praktik manajemen laba dapat berimplikasi pada hilangnya kredibilitas pelaporan keuangan dan menambah bias informasi dalam laporan keuangan14. Karena mestinya dalam mencapai angka laba yang diinginkan harusnya dilakukan dengan upaya aktivitas bisnis yang normal, bukan operasi diatas kertas15. Tabel 1.2 dibawah ini merupakan gambaran umum mengenai praktik manajemen laba yang terjadi pada emiten syariah di Indonesia.

Secara empiris, nilai deteksi manajemen laba dapat bernilai nol, positif, atau negatif. Nilai nol menunjukkan manajemen laba dilakukan dengan pola perataan laba (income smoothing). Sedangkan nilai positif menunjukkan adanya manajemen laba

14Ahmad Yusuf Marzuki & Achmad Badarudin Latif, “Manajemen Laba dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam”, Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No. 1 (Maret 2010) : h.11.

15


(23)

dengan pola peningkatan laba (income increasing) dan nilai negatif menunjukkan manajemen laba dengan pola penurunan laba (income decreasing)16.

Tabel 1.2

Nilai Deteksi Manajemen Laba yang Pada 10 Emiten Syariah yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII)

NO. EMITEN Nilai Deteksi Manajemen Laba

2007 2008 2009 2010 2011

1 AALI 0.1896004413 1.575401065 0.555555904 0.490754872 0,431603005

2 ANTM 0.182786053 0.701599283 0.653609481 0.635971639 0,072323991

3 ASII 0.607992006 0.438413493 0.656960784 1.996077069 1,456907646

4 INTP 0.017076937 0.279366791 0.128392048 0.256316583 0,314867562

5 PTBA 0.827140064 0.221289187 0.842322886 0.872454376 0,730356637

6 TLKM 0.099494296 0.110148987 0.085643052 0.006399437 0,030374574

7 SMGR 0.457197415 0.416307304 0.44429853 0.121003438 0,00887056

8 TINS 0.374835455 4.887430266 0.756423211 0.422651507 2.086270775

9 UNTR 0.247127072 0.209783588 0.334751778 0.965227352 0,227235827

10 UNVR 0.349092529 0.217131717 0.290263727 0.262141335 0,092517905

Sumber : Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 1/November 2011: 1-94

Dalam pelaksanaannya pastinya berangkat dari sebuah motivasi seorang manajer untuk mencapai tujuan tertentu yang itu erat kaitannya dengan permasalahan etika. Etika merupakan bidang ilmu normatif yang dapat menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang individu., dalam perspektif etika bisnis islam manajemen laba adalah praktik yang sebenarnya memiliki kecenderungan tidak

16

Sri Sulistyanto, Manajemen Laba (Teori & Model Empiris), (Jakarta: Grasiondo, 2008), h. 67


(24)

sesuai dari prinsipsyariah dengan kata lain tindakan memanipulasi laba diatas kertas dalam bentuk manajemen laba itu tidak sesuai dengan ajaran islam17.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, bahwa dalam mendeteksi penyebab manajemen laba terdapat beberapa faktor-faktor yang turut berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan, salah satunya adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama pereode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Tingkat profitabilitas juga merupakan salah satu motivasi manajer perusahaan dalam melakuan praktik manajemen laba. Melalui manajemen laba. karena manajer perusahaan dapat mempengaruhi profitabilitas yang dicapai dalam laporan keuangan. Studi penelitian sebelumnya tentang profitabilitas dana manajemen laba menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara profitabilitas dan manajemen laba18.

Leverage merupakan rasio untuk mengetahui seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari modal atau hutang, dengan menggunakan rasio leverage dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain. Apabila leverage digunakan dengan baik, leverage dapat digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan, namun apabila digunakan untuk

17

Ibid.,h.19.

18I Guna, Welvin & Arleen Herawaty, “Pengaruh Mekanisme

Good Coprporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No.1 (April 2010) : h.65.


(25)

menarik minat kreditur, maka leverage akan memunculkan tindakan manajemen laba. Perusahaan yang memiliki liabilitas tinggi akan memilih kebijakan akuntansi dengan menggeser laba masa depan ke masa sekarang.

Watts and Zimmerman (1990) menyatakan dalam debt covenant hypothesis bahwa semakin dekat perusahaan ke arah pelanggaran persyaratan hutang yang didasarkan atas angka akuntansi maka manajer lebih cenderung untuk memilih prosedur-prosedur akuntansi yang memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan19. Penelitian yang dilakukan oleh Saleh et al. (2005), Tarjo (2008), dan Lin et al. (2009) dalam Gao & Pagaling (2011 )menemukan bahwa leverage mempunyai hubungan positif dengan manajemenlaba.

Hal ini diperjelas dalam penelitian yang dilakukan oleh Klein dan Othman dan Zhegal, (2006) dalam Diana & Dul (2011) yang menyebutkan bahwa hutang dapat meningkatkan manajemen laba saat perusahaan ingin mengurangi kemungkinan pelanggaran perjanjian hutang dan meningkatkan posisi tawar perusahaan selama negosiasi hutang. Agar kreditor mau menginvestasikan dananya di perusahaan tentunya manajer harus menunjukan performa baik dari perusahaannya. Perilaku kreatif dari manajer untuk menampilkan performa yang baik dari laporan keuangannya pun sering kali muncul.

Corporate governance muncul karena adanya pemisahan antara pemilik dengan pengendalian perusahaan. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal

19

Robert Jao & Gagaring Pagalung, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia, Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 8, No. 1, (November 2011) : h. 46.


(26)

dengan pengendalian oleh agent dalam sebuh organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan diantara principal dengan agen. Pemisahan yang terjadi antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan menimbulkan suatu konflik yang disebut dengan agency conflict.

Dengan berperan sebagai agen, manajemen suatu perusahaan diberi wewenang oleh pemilik untuk mengambil keputusan dan menjalankan serta mengurus jalannya perusahaan, karena itu manajemen sebagai pengelola perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik perusahaan. Manajemen berkewajiban untuk pengungkapan informasi mengenai kondisi perusahaan. Misalnya informasi tentang laporan keuangan. Namun terkadang informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kondisi ini disebut sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi karena antara diantara pihak-pihak terkait tidak mempunyai sumber dan akses yang setara untuk memperoleh informasi, dalam hal ini antara principal dan agen Asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik perusahaan dapat memicu manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba.

Ada dua poin penting yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu hak stockholder dan stakeholder untuk memperoleh informasi akurat dan tepat waktu serta akurat, tepat waktu, dan transparan semua informasi mengenai perusahaan, atau dengan kata lain, konsep good corporate governance menekankan pentingnya kesetaraan (fairness), transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), dan responsibilitas (responsibility) informasi untuk meningkatkan kualitas laporan


(27)

keuangan. Alasannya laporan keuangan merupakan alat komunikasi utama perusahaan dengan semua pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Andayani, 2010). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007), Bangun dan Vincent (2008) dalam Wulandari (2013) menunjukan bahwa corporate governance berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Ukuran perusahaan yang besar dapat menjadi indikasi bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut. Perusahaan besar umumnya memiliki total aktiva yang besar pula, semakin tinggi total aktiva suatu perusahaan, maka risiko yang akan ditanggung oleh investor akan semakin kecil20.

Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Perusahaan yang besar akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan dan cenderung melaporkan kondisi keuangan dengan akurat karena lebih diperhatikan oleh masyarakat. Sedangkan perusahaan kecil mempunyai kecenderungan untuk melakukan manajemen laba dengan melaporkan laba yang lebih besar sehingga dapat

20Ayu Sri Mahatma Dewi & Ari Wirajaya, “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 (2013), h.364.


(28)

menunjukkan kinerja perusahaan yang lebih bagus. Ini menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan semakin kecil pengelolaan laba yang dilakukan21. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Robert dan gagaring (2011), Lee and Choi (2002), Midiastuty dan Machfoedz (2003), Saleh et al. (2005), Liu dan Lu (2007), dan Cornett et al. (2009) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti melihat bahwa penelitian mengenai manajemen laba ini layak untuk diteliti kembali oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Profitabilitas,

Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Praktik Manajemen Laba”, (Studi Empiris pada Emiten Indeks Saham Syariah Indonesia Sub Sektor Barang Konsumsi Periode 2011-2014).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat disimpulkan beberapa identifikasi masalah diantaranya adalah :

1. Creative Accounting adalah praktik akuntansi yang berbeda dengan praktik akuntansi yang biasa digunakan. Manajemen laba merupakan bagian dari creative accounting atau diistilahkan sebagai nama lain dari

21Robert Gao & gagaring pagalung, “Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan

Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia, Jurnal Akuntansi & Auditing Vol.8, No.1 (November 2011): h.48.


(29)

creative accounting. Pada dasarnya manajemen laba diasumsikan sebagai

kemampuan untuk “memanipulasi” pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan. Selaras dengan definisi tersebut, dalam pendapat lain juga hampir sama dalam mendefinisikan manajemen laba, yaitu intervensi yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan dalam mempengaruhi informasi laporan keuangan untuk mendapatkan tingkat kinerja yang diinginkan serta didasari oleh motivasi lainnya.

2. Dalam perhitungan manajemen laba terdapat bermacam-macam teknik perhitungannya untuk mendeteksi praktik manajemen laba sebagai variabel independen, salah satu teknik yang memberikan hasil paling kuat dalam perhitungan manajmen laba adalah dengan discreationary accruals sebagai proksi manajemen laba, karena teknik ini sejalan dengan akuntansi berbasis akrual yang banyak digunakan dalam dunia usaha. Metode ini merupakan pencatatan yang membuat munculnya komponen akrual yang mudah untuk dipermainkan besar kecilnya. Pada penelitian ini difokuskan untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara teori terhadap praktik manajemen laba pada emiten syariah.


(30)

C. Pembatasan Masalah

1. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang dianggap dominan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya terhadap praktik manajemen laba) emiten syariah sub sektor barang konsumsi. 2. Penelitian ini menggunakan 4 variabel bebas yang terdiri dari rasio

profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), lalu Debt to Asset Ratio (DAR) sebagai proksi leverage, Corporate Governance, dan ukuran perusahaan terhadap praktik manajemen laba yang dideteksi menggunakan discreationary accrual sebagai variabel terikat.

3. Objek dalam penelitian ini adalah emiten sub sektor barang konsumsi yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

4. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jenis data panel yaitu perpaduan jenis data time series dan data cross section yang diambil dari laporan keuangan tahunan emiten Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang telah diaudit periode tahun 2011-2014.

D. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini pembahasan terfokus kepada masalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktik manajemen laba pada emiten syariah sub sektor barang konsumsi, diantara yang menjadi faktor-faktor yang dianggap dominan tersebut yang


(31)

akan dibahas dalam penelitian ini yaitu return on equity, Corporate governance, ukuran perusahaan dan debt to asset ratio terhadap discretionary sebagai deteksi praktik manajemen laba. Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa pokok masalah sebagai berikut :

a. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel return on equity, corporate governance, ukuran perusahaan dan debt to asset ratio terhadap praktik manajemen laba pada emiten Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sub sektor barang konsumsi ?

b. Faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada emiten Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sub sektor barang konsumsi ?

c. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel return on equity, corporate governance, ukuran perusahaan dan debt to asset ratio terhadap praktik manajemen laba pada emiten Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sub sektor barang konsumsi ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bukti secara empiris mengenai pengaruh variabel-variabel independen terhadap praktik manajemen laba, serta untuk mengetahui faktor-faktor dominan diantara variabel bebas


(32)

yang dianggap dapat mempengaruhi praktik manajemen laba pada emiten Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sub sektor barang konsumsi periode 2011-2014.

2. Manfaat penelitian

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak diantaranya adalah :

a. Dapat dijadikan referensi, bacaan, dan dapat dibandingkan antara penelitian ini, dan penelitian sebelumnya serta penelitian yang akan datang mengenai topik yang dibahas dalam penelitian ini.

b. Penelitiian ini diharapkan dapat menambah keragaman referensi mengenai Creative Accounting, khususnya tentang earning management (manajemen laba) syariah guna menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis serta dapat dijadikan sebagai acuan dan bahan pertimbangan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi khazanah keilmuan dan pengembangan kajian teoritis khususnya yang berkaitan dengan praktik Creative Accounting yang terjadi pada emiten penerbit saham syariah.


(33)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran awal dari apa yang akan dilakukan oleh peneliti yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah rumusan masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menyediakan tentang kajian kepustakaan yang berisi tentang landasan teori tentang perbankan syariah dan konsep manajemen laba. Selain itu bab ini juga berisi review studi penelitian terdahulu yang berhubungan dengan manajemen laba sebagai referensi penelitian. Melalui penelitian terdahulu maka terbentuklah kerangka konsep sebagai miniatur penelitian yang nantinyaakan menjadi dasar dalam pembentukan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai metode apa yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi .yang mencakup tempat dan waktu penelitian, pendekatan dan desain penelitian, jenis dan sumber data penelitian, Defenisi Operasional, teknik pengumpulan data, teknik analisis data


(34)

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pembahasan yang memaparkan hasil dari pengujian hipotesis. dan menganalisa data-data yang diperoleh dalam penelitian sehingga didapat hasilnya, yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang ditarik dari pembuktian atau dari uraian yang telah ditulis terdahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah. selain itu juga terdapat implikasi penelitian, keterbatasan dan saran bagi kemungkinan pengembangan penelitian lanjutan.


(35)

22 A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari akuntansi karena laporan keuangan merupakan output dari akuntansi. Laporan keuangan sangat penting untuk menggambarkan kondisi perusahaan, posisi laporan keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas pernggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu1.

Suatu laporan keuangan akan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Akan tetapi, perlu disadari pula bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan2. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna

1

Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), h.105

2


(36)

laporan keuangan dalam membuat keputusan. Dalam menyusun laporan keuangan, tidak terlepas dari perilaku manajer perusahaan yaitu sehubungan dengan pemilihan kebijakan akuntansi. Manajer akan menerapkan kebijakan konservatif atau cenderung liberal, tergantung nilai pelaporan laba yang diinginkan.

1. Karakteristik Laporan Keuangan

Suatu laporan keuangan akan bermanfaat jika dalam menyusun laporan keuangan tersebut diperhatikan beberapa hal yang yang menjadi karakteristik dari laporan keuangan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan bernilai ekonomis. Karakteristik kualitatif keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia melalui PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No 1 (2007:7) adalah :

a. Mudah dipahami (Understandability)

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.


(37)

b. Relevan (relevance)

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

c. keandalan (reliability)

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan, atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Selain itu informasi harus diarahkan pada kebutuhan pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.

Dalam hal menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, maka ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakikat dan tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan akal sehat. Agar dapat diandalkan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialistis dan biaya (kelengkapan). Kesenjangan untuk tidak mengungkapkan dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan.


(38)

d. Dapat diperbandingkan (Comparability).

Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, serta perusahaan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antara periode yang sama, dan untuk perusahaan yang berbeda.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Pada hakikatnya laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi. Informasi keuangan perusahaan tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomis bagi pihak-pihak terkait. Pihak-pihak yang terkait tersebut terdiri dari pihak intern dan pihak ekstern perusahaan. Menurut Standar

Akuntansi Keuangan (2007) “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Sedangkan Menurut Accounting Principles Board Statement No.4 tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut3 :

3

Belkaoui, Ahmed Riahi, Teori Akuntansi. Buku 1, Edisi kelima, Salemba Empat, (Jakarta : Salemba Empat, 2006).


(39)

a. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.

b. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya, menunjukkan pendanaan dan investasinya, mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmennya, untuk menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.

2) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan yang diarahkan untuk memperoleh laba.

B.Agency Theory

Teori agensi pertama kali dipopulerkan oleh Jensen dan meckling pada tahun1976. Dalam teori ini dinyatakan bahwa hubungan keagenan muncul ketik satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada


(40)

agen tersebut4. Dalam hal ini pemegang saham hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka didalam perusahaan. Hubungan antara agen dan principal (pemegang saham) harus memiliki kepercayaan yang kuat dimana agen melaporkan segala informasi perkembangan perusahaan yang dimiliki oleh principal melalui segala bentuk informai akuntansi karena hanya pihak manajemen yang mengetahui dengan pasti keadaan perusahaan.

Teori agensi mengasumsikan bahwa seorang manajer sebagai pengelola perusahaan mengetahi lebih banyak informasi-informasi internal dan prospek perusahaan kedepannya dibandingkan pemilik (pemegang saham). Karena pemilik (pemegang saham) tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja agen, maka pemilik (pemegang saham) tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan. Oleh karena itu sebagai seorang manajer mempunyai kewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting karena sebagai alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak-pihak internal maupun eksternal.

Oleh karena itu informasi yang akurat mengenai kondisi perusahaan sangat dibutuhkan agar tidak bias terutama menyangkut hal pengambilan keputusan. Adannya ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu munculnya suatu

4Rahmita Wulandari, “Analisis Pengaruh

Good Corporate Governance dan leverage


(41)

kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earning management).

Asimetri informasi ini mendorong terjadinya konflik yang biasa disebut agency conflict yakni mendorong agent menyajikan informasi yang tidak sebenarnya seperti menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh prinsipal terutama yang berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. Terdapat kemungkinan konflik dalam hubungan antara prinsipal dan agen (agency conflict), konflik yang timbul sebagai akibat keinginan manajemen (agen) untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal) untuk memperoleh return dan nilai jangka panjang perusahaan. Agency conflict timbul karena5 :

1. Moral-Hazard

Manajemen memilih investasi yang paling sesuai dengan kemampuan yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

2. Earning Retention

Manajemen cenderung mempertahankan tingkat pedapatan

perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi internal yang positif.

5Pipin Kurnia, “Pengaruh Ukuran Dewan, Female Representation dalam Dewan, dan

Konsentrasi Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan (Studi terhadap Perusahaan Publik pada Industri Bahan Dasar Kimia,” (Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2008), h.10.


(42)

3. Risk Aversion

Manajemen cenderung mengambil posisi aman utuk mereka sendiri dalam mengambil keputusan investasi.

4. Time-Horizon

Manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka.

C. Profitabilitas

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki profitabilitas yang rendah menunjukan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu menghasilkan laba tinggi. Profitabilitas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya.

Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Dalam rasio profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam


(43)

menciptakan keuntungan bagi perusaaan6. Nilai profitabilitas sudah menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan karenanya profitabilitas digunakan sebagai alat yang untuk menganalisis kinerja manajemen. Tingkat profitabilitas akan menggambarkan posisi laba perusahaan profitabilitas juga merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk dapat mengetahui kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba selama periode tertentu serta memberikan gambaran mengenai tingkat efektifitas manajemen didalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan serta investasi perusahaan. Rasio tersebut disebut juga dengan rasio rentabilitas7. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya8.

Sedangkan menurut Kasmir, Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

6

Herdiani Restu Ekasiswi & Moh. Didik, Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Go public yang Terdaftar di BEI 2007-2009)” Jurnal (2010), h. 7.

7

Muchlisin Riadi, Rasio Profitabilitas, Artikel diakses pada 16 juni 2015 dari http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html

8

Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2008), h. 304.


(44)

memberikan ukuran tingkat efektivis manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi9.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu ukuran atau rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas kegiatan operasional yang dilakukan dalam periode tertentu. Pada dasarnya terdapat 7 teknik dalam mengukur tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan yaitu Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Rentabilitas Ekonomi, Return on Investment (ROI), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS)10.

1. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin Merupakan rasio yang menguur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

9

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan (Jakarta : Rajawali Pers, 2008), h,196.

10Muchlisin Riadi, “Rasio Profitabilitas”, diases pada 21 Oktober 2015 dari

http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html

Penjualan HPP GPM :


(45)

2. Net Profit Margin

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin (NPM) semakin baik operasi suatu perusahaan.

3. Return on Invesment

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan.

4. Return on Asset

Return on Asset adalah rasio rentabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba dengan total asset suatu perusahaan, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan11. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan

11Dwi Nura’ini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2013), h. 101.

Laba Bersih Setelah Pajak NPM :

Penjualan

Laba Bersih Setelah Pajak ROI :


(46)

dalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukan kinerja yang semakin baik. Nilai ROA yang semakin tinggi menunjukan suatu perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat. ROA juga menggambarkan perputaran aktiva dari volume penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan Jadi semakin tinggi nilai profitabilitas menunjukan kinerja keuangan perusahaan semakin membaik. Profitabilitas proksi ROA secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui bahwa semakin besar ROA suatu perusahaan berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai suatu perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari sisi penggunaan asset.

5. Return on Equity

Return on Equity ialah perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity ialah suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik itu pemegang saham biasa ataupun

Laba Bersih ROA :


(47)

pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam suatu perusahaan12.

Return on equity ialah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan tersebut mengelola modal sendiri (net worth) dengan secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri ataupun pemegang saham suatu perusahaan13. ROE tersebut menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut dengan rentabilitas usaha. Profitabilitas dengan proksi ROE dirumuskan sebagai berikut :

Tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan kondisi perusahaan terutama kondisi keuangannya, sehingga perusahaan dapat memahami secara baik kondisi yang dialami oleh perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukan bahwa kinerja perusahaan tersebut dipandang baik dan pengawasan serta pengontrolan operasional perusahaan berjalan dengan baik. Sedangkan apabila tingkat profitabilitas rendah, menunjukan bahwa kinerja perusahaan dipandang kurang baik, dan kinerja manajemen dinilai buruk atau kurang maksimal di mata para principal (pendiri perusahaan). Dalam mengukur

12

Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 304.

13

Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009). h.64.

Laba bersih setelah pajak

ROE :


(48)

profitabilitas, para pengguna laporan keuangan yaitu pihak-pihak yang berkepentingan biasanya menemui berbagai kendala seperti data yang dilaporkan di dalam laporan keuangan telah dimodifikasi dan lain-lain.

Dalam mengukur tingkat profitabilitas, ada beberapa tolak ukur yang sangat penting karena banyak digunakan dalam perhitungan rasio-rasio yang menghitung tingkat profitabilitas, yaitu aktiva dan laba. Profitabilitas bisa menjadi bahan acuan untuk melihat kondisi suatu perusahaan khususnya kondisi keuangan perusahaan, sehingga apabila tingkat profitabilitas tinggi maka para investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut akan menilai bahwa perusahaan tersebut baik. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan lebih disukai oleh banyak investor dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dengan perusahaan tersebut dengan berbagai kepentingannya masing-masing.

D. Corporate Governance

Semakin merebaknya aktivitas manajemen laba juga telah mendorong berkembangnya perhatian publik terhadap konsep good corporate governance. Konsep ini secara istilah merupakan tata kelola perusahaan yang baik atau dengan kata lain sebagai suatu sstem yang mengatur dan mengandalikan perusahaan agar selalu menciptakan nilai tambah bagi semua stockholder dan stakeholdernya. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa corporate governance merupakan sebuah sistem tata kelola perusahaan yang berisi seperangkat peraturan yang mengatur hubungan


(49)

antara pemegang saham , pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya dalam kaitannya dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Ada dua poin penting yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu hak stockholder dan stakeholder untuk memperoleh informasi akurat dan tepat waktu (timeliness) serta kewajiban perusahaan intuk mengungkapkan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan semua informasi mengenai perusahaan.

Corporate Governance sebagai efektivitas mekanisme yang bertujuan meminimalisai konflik keagenan dan merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis yang meliputi hubungan antara dewan komisaris, manajemen perusahaan, dan para pemegang saham. Corporate governance adalah salah satu konsep yang berdasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Karena pada mulanya salah satu urgensi pentingnya corporate governance berhubungan dengan teori keagenan yang menyatakan mengenai pentingnya pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan pada tenaga profesional (disebut agent) yang lebih mengerti dan profesional dalam menjalankan bisnis.

Ada beberapa asumsi dasar yang membangun teori agensi yaitu agency conflict dan agency problem. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer tidak akan mencuri atau meginvestasikan dana ke proyek-proyek yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan bagaimana para


(50)

investor memonitor manajer. Dengan demikian diharapkan corporate governance mampu mempengaruhi manajer untu tidak melakukan tindakan manajemen laba.

Corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Comittee pada tahun 1992 dalam sebuah laporan yang kemudian dikenal dengan nama Cadbury Report. Laporan ini kemudian menjadi titik balik yang menentukan praktik corporate governance di dunia. Cadbury Comittee (yang digunakan dalam FCGI, (2001:1). Pedoman GCG merupakan panduan bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan dan mengkomunikasikan praktik GCG kepada pemangku kepentingan. Dalam pedoman tersebut KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) memaparkan azas-azas GCG sebagai berikut :

1. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan


(51)

pemegang saham dan pemegang kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

4. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Dengan kata lain, konsep good corporate governance menekankan pentingnya kesetaraan (fairness). Transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), dan responsibilitas (responsibility) informasi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Alasannya, laporan keuangan merupakan alat komunikasi utama perusahaan dengan semua pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Semakin berkualitas laporan keuangan semakin berkualitas pula keputusan yang dibuat stakeholder yang menggunakan informasi itu.


(52)

Corporate governance menjadi mekanisme pengawasan agar manajemen melakukan kegiatan operasional untuk kepentingan pemegang saham. Menurut IICG terdapat tujuh dimensi atau konsep penerapan good corporate governance yang diambil dari panduan OECD dan komnas good corporate governance. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan proksi komisaris independen sebagai tolak ukur dalam mengukur Corporate Governance dalam suatu perusahaan.

Dalam sebuah peusahaan, kita mengenal adanya direksi dan manajemen. Namun, ada sebuah peran penting lagi dalam sebuah perusahaan yaitu peran dari komisaris independen. Komisaris Independen menjadi organ utama bagi penerapan praktik good corporate governance, dengan melihat fungsi yang dimiliki. Oleh karena itu, sesuai dengan nama yang diemban sebagai komisaris independen, maka harus memiliki independensi, menjalankan fungsinya yaitu sebagai fungsi pengawasan, memiliki profesionalisme dan kepemimpinan yang merupakan hal dasar yang dibutuhkan dari perannya tersebut. Keberadaan komisaris independen memiliki tujuan untuk mewujudkan objektivitas, independent, fairness, serta dapat memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang saham mayoritas dan juga perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan sampai pada kepentingan stakeholder lainnya. Dalam perkembangannya sendiri, telah banyak


(53)

kajian tentang komisaris independen, dimana peran dan fungsi komisaris sangat penting sebagai motor penggerak corporate governance14.

Keberadaan komisaris independen dalam emiten atau perusahaan public di Indonesia diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 33/POJK. 04/2014. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa dalam setiap emiten atau perusahaan public sekurang-kurangnya memiliki 1 orang komisaris independen jika dewan komisaris terdiri dari 2 orang. Namun jika jumlah dewan komisaris lebih dari 2 orang, maka jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya sebesar 30%.

E. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu tolak ukur mengenai besar kecilnya suatu perusahaan yang ditinjau dari aspek tertentu. Kencenderungan melaporkan laba positif diduga kuat sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berukuran sedang dan besar. Alasan yang mendasari dugaan tersebut adalah karena :

a. Mempertahankan kredibilitas mereka di dalam komunitas bisnis dan tanggung jawab sosial, termasuk kredibilitas dalam penyajian informasi keuangan,

b. Kemampuan untuk menggunakan kecanggihan teknologi melalui sistem informasi yang memadai.

c. Dijadikan acuan oleh analis keuangan dalam melakukan analisa pasar.

14Roiqul Azmi, “Menyoal Peran Penting Komisaris Independen”, artikel diakses pada 27

September 2015 dari http://www.kompasiana.com/azmiroiqul/menyoal-peran-penting-komisaris-independen_55283ac0f17e61612a8b462a.


(1)

2. Investor

Fenomena manajemen laba mungkin hal ini sudah dianggap hal biasa dalam dunia bisns khususnya dalam perusahaan-perusahaan yang sudah go public. Oleh sebab itu diharapkan bagi investor agar dapat lebih selektif lagi dalam menilai laporan keuangan suatu perusahaan karena dikhawatirkan laporan keuangan yang ada tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

3. Manajemen Perusahaan

Bagi perusahaan-perusahaan go public khususnya perusahaan yang sudah mendapat lisensi sebagai perusahaan penerbit saham syariah mestinya harus lebih memperhatikan tentang kepatuhan dengan prinsip syariah. bukan hanya terbatas pada jenis usahanya saja yang harus sesuai syariah, tapi pada aspek lain seperti dalam proses penyusunan laporan keuangannya hendaklah menyajikan yang sebenar-benarnya tentang angka-angka yang tertera dalam laporan keuangannya. Karena islam sangat menjunjung tinggi mengenai etika berbisnis. Oleh sebabnya, karena dalam proses pelaporan keuangan juga merupakan bagian dari bisnis hendaknya para manajer atau pihak internal perusahaan tidak berusaha untuk mempengaruhi informasi yang ada dalam laporan keuangan karena itu merupakan bukti bahwa tidak transparan dan ketidakjujuran dalam proses penyususnan laporan keuangan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah,Muhammad. “Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI periode 2009-2013.” Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Ardiati, Aloysia Yanti. “Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Perusahaan pada Perusahaan yang Diaudit KAP Big 5 dan KAP Non Big 5.” Vol. 8. No. 3.The Indonesian Journal of Accouting Research, 2005.

Arliena Hafni, Diska. “Praktik Earning Management dalam Perspektif Syariah.” Ekonomika -Bisnis Vol.. 03. No.2 (Juli 2012).

Arnawa, I Gede. “Analisa Indikasi Manajemen Laba melalui Discretionary Allowance for Loan Loses pada Perbankan Pasca Rekapitalisasi”. Tesis MagisterAkuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

Asyik, Nur Fadjirih, Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba (Penetapan Rasio Keuangan sebagai Discriminator), Jurnal Ekonomidan Bisnis Indonesia, volume 15, No 3, hal. 313-331, 2000.

Azlina, Nur. “Analisis Faktor yang Mepengaruhi Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).” Pebkis Jurnal. Vol. 2 No. 3, 2010.

Azmi, Roiqul. “Menyoal Peran Penting Komisaris Independen”, artikel diakses pada 27 September 2015 dari http://www.kompasiana.com/azmiroiqul/menyoal-peran-penting-komisaris-independen_55283ac0f17e61612a8b462a

Bambang Sutopo. Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba dalam Keputusan Investasi, Surakarta : UNS, 2009.

Belkaoui, A. R. Accounting Theory, Alih bahasa Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermaili, Buku 1, Edisi 5. Jakarta. : Salemba Empat, 2004.

Benish, Messod. Earnings Management: A Perspective. Managerial Finance, Volume 27, 2001.

Didik Ariyanto, Mohammad “Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 5, (September 2010)

Effendi, Sofyan & Tukiran. Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 2012).

Gao, Robert & gagaring pagalung. “Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia.” Jurnal Akuntansi & Auditing Vol.8. No.1 (November 2011): h. 1-94.


(3)

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2011.

Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Diterjemahkan oleh Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga, 2001.

Hadri Kusuma dan Wigiya Ayu Udiana Sari, “Manajemen Laba oleh Perusahaan Pengakuisisi sebelum Merger dan Akuisisi di Indonesia”, JAAI, Vol. 7 NO. 1 (Juni 2003).

I Guna, Welvin & Arleen Herawaty, “Pengaruh Mekanisme Good Coprporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No.1 (April 2010).

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta : Salemba Empat, 2012.

Ismatika, Nurlia. Pengaruh Good Corporate Governance dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan.” Skripsi Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Jao, Robert & Gagaring Pagalung, “Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage

terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia”, Jurnal Akuntansi & Auditing Vol. 8. No.1, (November 2011).

Kasmir, Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2008),

Murhadi, Werner R. Studi Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Praktik Earnings Management pada Perusahaan Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 11.1, 1-10, Universitas Surabaya, 2009.

Nuraini, Neni. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2007-2011).” Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Nura’ini Ihsan, Dwi. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2013.

Rahardja, M. D. Setiyanto. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI).” Jurnal Akuntansi Diponogoro, Vol.1, No.1 (Juni 2012). Riadi, Muchlisin. “Rasio Profitabilitas”, Artikel diakses pada 16 juni 2015 dari

http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html

Rochaety, Ety. dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007.


(4)

Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS – Statistik Multivariat, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002.

Stice, Earl K, dkk. Akuntansi Intermediate, Jakarta: Salemba Empat, 2004.

Sulistiawan Dedhy, dkk. Creative Accounting (Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Sulistyanto, Sri. Manajemen Laba (teori dan model empiris). Jakarta : Grasindo, 2008.. Supranto, J. Ekonometrika, Buku Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.

Syafri Harahap, Sofyan. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).

Tatang, A.G & Elok Sri Utami, “Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya”, Jurnal AKUNTANSI & Keuangan Vol. 4, No.1 (Mei 2002).

Wulandari, Rahmita. “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2011).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2013. www.Bengkeldata.com

www.idx.co.id

Yusuf Marzuki, Ahmad & Achmad Badarudin Latif, “Manajemen Laba dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam”, Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7. No. 1 (Maret 2010).


(5)

Lampiran Data Penelitian No.

Tahun Kode

Emiten

Debt to Asset Ratio Return On Equity Ukuran Perusahaan Komisaris Independen Discretionary Accrual 1 2011 DNET 0.25606 0.03675 23.5392078 0.33 0.5109604220954

2012 DNET 0.24492 0.01739 23.54590679 0.33 0.2416188836654 2013 DNET 0.00036 0.02683 29.60404176 0.33 1.6757338928788 2014 DNET 0.00032 0.05178 29.6571637 0.33 0.0545572373114 2 2011 DVLA 0.21585 0.16611 20.64885581 0.43 0.2135307646296 2012 DVLA 0.21694 0.17695 20.79529946 0.43 0.0587746950681 2013 DVLA 0.23138 0.13753 20.89726476 0.43 -0.0844381637545 2014 DVLA 0.22149 0.08409 20.93534644 0.43 0.0808446802924 3 2011 INDF 0.41170 0.15479 17.79922054 0.33 0.0895851391884 2012 INDF 0.42515 0.13999 17.8996264 0.38 -0.0012191426197 2013 INDF 0.51178 0.09017 18.16722509 0.38 -0.2157432981017 2014 INDF 0.52026 0.12482 18.26914696 0.38 0.0574016810620 4 2011 KAEF 0.30193 0.13714 28.215604 0.40 0.1249599079820 2012 KAEF 0.30574 0.14274 28.3616315 0.40 0.0203509379995 2013 KAEF 0.34288 0.13276 28.5360242 0.40 0.0069307562576 2014 KAEF 0.38981 0.13060 28.71897164 0.40 0.0699342767197 5 2011 KICI 0.26449 0.00555 25.1939798 0.33 0.0706530654251 2012 KICI 0.29907 0.03395 25.27667915 0.33 0.0350639225357 2013 KICI 0.24741 0.10030 25.31124634 0.33 0.0543737827561 2014 KICI 0.18673 0.05978 25.29535218 0.33 0.0664849882120 6 2011 KLBF 0.28337 0.50000 29.07802819 0.33 0.1377021271204 2012 KLBF 0.21728 0.24080 29.87363932 0.33 0.0858690133927 2013 KLBF 0.24879 0.23182 30.05715581 0.33 0.0770834731969 2014 KLBF 0.20986 0.21605 30.15073429 0.33 0.1042231625454 7 2011 MBTO 0.26055 0.10650 27.01792989 0.33 0.1006653521017 2012 MBTO 0.28701 0.10476 27.13589496 0.33 0.1507176171338 2013 MBTO 0.26227 0.03581 27.13962182 0.33 -0.1458670766030 2014 MBTO 0.26742 0.00645 27.15198979 0.33 0.1134807296217 8 2011 MERK 0.15436 0.46776 20.18607669 0.33 0.0319550077494 2012 MERK 0.26814 0.25869 20.16014809 0.33 -0.0481161257467 2013 MERK 0.26505 0.34252 20.36221895 0.33 -0.1818300166090 2014 MERK 0.22734 0.32775 20.3900277 0.33 -0.0326554638545 9 2011 MYOR 0.63262 0.19954 29.51806736 0.40 0.3091922192857 2012 MYOR 0.63049 0.24214 29.74757854 0.40 0.0605991538911


(6)

2013 MYOR 0.59899 0.26029 29.90420041 0.40 -0.1376956816263 2014 MYOR 0.60154 0.09994 29.96230134 0.40 0.2669918655422 10 2011 PYFA 0.30192 0.04382 25.49423519 0.33 0.3348661495694 2012 PYFA 0.35439 0.06052 25.63481357 0.33 0.1386692297871 2013 PYFA 0.46379 0.06598 25.88873113 0.33 -0.2125345547629 2014 PYFA 0.44100 0.02752 25.87503387 0.33 0.2299501398076 11 2011 ROTI 0.28018 0.21216 27.35544799 0.33 0.3701719826513 2012 ROTI 0.44677 0.22374 27.81745477 0.33 0.1112762499556 2013 ROTI 0.56804 0.20070 28.23133403 0.33 -0.5028819508777 2014 ROTI 0.55195 0.19641 28.3931785 0.33 0.2990824180653 12 2011 SKLT 0.42634 0.04863 26.09035282 0.33 0.2301398771480 2012 SKLT 0.48154 0.06150 26.24371211 0.33 0.0188517566985 2013 SKLT 0.53757 0.08192 26.43365805 0.33 0.0145093563855 2014 SKLT 0.53746 0.10746 26.52711954 0.33 0.1200568638102 13 2011 SQBB 0.16380 0.39689 19.70648177 0.33 0.1217093831675 2012 SQBB 0.18075 0.41569 19.79981065 0.33 0.0294786439457 2013 SQBB 0.17602 0.43083 19.85858981 0.33 -0.0648199749246 2014 SQBB 0.19696 0.44678 19.94532893 0.33 0.0848889827725 14 2011 STTP 0.52427 0.09596 27.56356199 0.50 0.2598110255201 2012 STTP 0.46381 0.11136 27.85403733 0.50 0.1660022622516 2013 STTP 0.52782 0.16486 28.01632392 0.50 -0.0902982704221 2014 STTP 0.51912 0.15101 28.16176942 0.50 0.1680358037567 15 2011 TCID 0.09767 0.13724 27.754004 0.40 0.2349226522800 2012 TCID 0.13059 0.13710 27.86338043 0.40 -0.0316555745871 2013 TCID 0.19302 0.13538 28.01352629 0.40 -0.2720942571700 2014 TCID 0.30743 0.13581 28.24795406 0.40 0.2975055251559 16 2011 TSPC 0.28337 0.19251 29.07802819 0.67 0.0648120065277 2012 TSPC 0.27624 0.18943 29.16422248 0.50 0.0163550506473 2013 TSPC 0.28569 0.16530 29.31889267 0.60 -0.0728469467285 2014 TSPC 0.26112 0.14140 29.35248874 0.75 0.1259317489932 17 2011 ULTJ 0.35622 0.09159 28.4105829 0.33 0.1882872511878 2012 ULTJ 0.30745 0.21081 28.51511645 0.33 -0.0298940609927 2013 ULTJ 0.28328 0.16134 28.66478229 0.33 -0.0117830922455 2014 ULTJ 0.22351 0.12510 28.70160545 0.33 0.1917102699529


Dokumen yang terkait

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011 – 2013)

1 12 21

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS, MANAJEMEN LABA TERHADAP Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Manajemen Laba Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada Perusahaa

0 3 18

Pengaruh faktor profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI.

5 10 122

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 0 13

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DAN PRAKTIK PENGELOLAAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMERATAAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Barang dan Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014)

0 0 16

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDEKS LQ-45

0 0 13

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI tahun 2015 - 2017 - UMBY repository

0 0 29

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Perusahaan Mining Periode 2008-2012) - Unika Repository

0 0 16