G. Tata Cara Analisis Hasil
1. Prevalensi peresepan racikan di RSUD Kabupaten Magelang
Prevalensi peresepan racikan dihitung dengan cara menghitung jumlah resep R peresepan racikan dan non-racikan. Selanjutnya, untuk menghitung
persentase peresepan racikan dengan cara:
2. Pola peresepan racikan
Pola peresepan racikan dikelompokkan berdasarkan pustaka acuan BPOM 2008. Pada tahap ini, obat dikelompokkan berdasarkan kelas terapi,
jenis obat, bentuk sediaan, rute pemberian dan menghitung jumlah zat aktif dalam setiap peresepan racikan.
3. Interaksi farmakokinetik
Potensial interaksi farmakokinetik pada peresepan racikan dievaluasi menggunakan pustaka acuan Hansten and Horn 2002, Stockley 1994,
Medscape 2014, dan Tatro 2007. 4.
Harapan apoteker dan asisten apoteker mengenai peresepan racikan Apoteker dan asisten apoteker yang bersedia untuk mengisi panduan
wawancara yang bersifat open question yang telah disediakan oleh peneliti dianalisis dengan teknik thematic analysis. Prinsip analisis dengan teknik ini
adalah mengambil tema-tema dari data sesuai dengan topik yang telah ditanyakan pada panduan wawancara.
H. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah data yang diambil tidak mencakup data resep askes dan peneliti tidak dapat mengetahui jumlah sediaan racikan steril pada
rekam medis di instalasi rawat inap, sehingga tidak dapat menggambarkan keseluruhan peresepan racikan di Instalasi rawat jalan dan rawat inap RSUD
Kabupaten Magelang. Peneliti juga mengalami kesulitan pada saat membaca tulisan resep yang kurang jelas. Pada penelitian ini juga tidak dapat
menggambarkan karakteristik usia dari pasien yang menerima peresepan racikan dikarenakan tidak semua resep mencantumkan usia pasien.
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dengan judul “Prevalensi dan Evaluasi Potensial Interaksi Farmakokinetik Peresepan Racikan di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap
RSUD Kabupaten Magelang Periode Desember 2013” bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan potensial interaksi farmakokinetik peresepan racikan
di instalasi rawat jalan dan rawat inap RSUD Kabupaten Magelang periode Desember 2013. Hal ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah lembar resep
peresepan racikan dan resep non-racikan dan mencatat jumlah zat aktif dalam setiap peresepan racikan dari lembar resep yang berisi peresepan racikan di
instalasi rawat jalan dan di instalasi rawat inap melalui rekam medik. Penelitian ini disajikan dalam 4 bagian. Bagian pertama berisi tentang
prevalensi peresepan racikan di RSUD Kabupaten Magelang yaitu pada instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap. Bagian kedua berisi tentang gambaran pola
peresepan racikan pada instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Magelang. Bagian ketiga berisi tentang potensial interaksi
farmakokinetik pada peresepan racikan pada instalasi rawat jalan dan instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Magelang. Bagian keempat berisi tentang pendapat
dan harapan dari apoteker dan asisten apoteker terkait peresepan racikan.