18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian
Penelitian ini mengenai prevalensi dan evaluasi potensial interaksi farmakokinetik peresepan racikan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kabupaten Magelang periode Desember 2013 merupakan suatu penelitian observasional deskriptif dengan rancangan
penelitian cross sectional dengan data retrospektif Notoatmodjo, 2012. Penelitian observasional ialah penelitian yang tidak melakukan manipulasi atau
intervensi dan hanya melakukan pengamatan saja pada subjek yang diteliti. Penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian observasional bertujuan untuk
menggambarkan angka prevalensi penyakit atau masalah kesehatan dalam suatu populasi Lapau, 2012. Data bersifat retrospektif karena berdasarkan data lampau
dilihat dari rekam medik pasien.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Prevalensi peresepan racikan di instalasi rawat jalan dan rawat inap
RSUD Kabupaten Magelang. b.
Pola peresepan racikan. c.
Interaksi farmakokinetik peresepan racikan.
d. Pendapat dan harapan apoteker dan asisten apoteker terkait peresepan
racikan kedepannya.
2. Definisi Operasional
a. Prevalensi peresepan racikan adalah proporsi keseluruhan obat racikan
kecuali racikan sediaan steril dan resep askes yang digunakan oleh pasien rawat inap dan proporsi keseluruhan obat racikan yang tidak termasuk
resep askes di instalasi rawat jalan RSUD Kabupaten Magelang terhadap total resep racikan dan non racikan periode Desember 2013. Contoh
resep: R Acyclovir tab 400 mg no XV
S 2.d.d tab 1 pagi, sore R Fenitoin 20 mg
Fenobarbital 100 mg m.f.la. pulv. dtd da in cap no XL
S 2.d.d I pagi, sore 1
Jumlah peresepan racikan adalah jumlah peresepan R racikan yang ada pada setiap lembar resep untuk diracik. Contohnya pada lembar
resep di atas ada 1 lembar resep yang terdapat 2 peresepan yaitu R1 dan R2, dimana R1 adalah peresepan non-racikan sedangkan R2
adalah peresepan racikan. Jadi, pada lembar resep di atas terdapat jumlah peresepan racikan ada satu yaitu R2.
b. Pola peresepan racikan meliputi jumlah zat aktif dalam setiap peresepan
racikan, kelas terapi dan jenis obat yang dikelompokkan berdasarkan
BPOM 2008. Contoh pada peresepan R2 no.1 di atas adalah peresepan racikan dengan 2 zat aktif, dimana jenis obat fenitoin termasuk kelas terapi
sistem saraf pusat dengan rute pemberian peroral. c.
Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antara obat dengan organ tubuh yang terjadi di dalam tubuh. Potensial interaksi farmakokinetik dievaluasi
per lembar resep antara jenis obat yang satu dan yang lainnya dengan aturan pakai dan rute yang sama. Potensial interaksi farmakokinetik
dievaluasi menggunakan pustaka acuan Medscape 2014, Stockley 1994, Hansten and Horn 2002, dan Tatro 2007.
d. Pendapat dan harapan apoteker dan asisten apoteker ialah pemikiran
apoteker dan asisten apoteker terkait peresepan racikan yang diwawancarai menggunakan panduan wawancara yang bersifat open question.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian