sebesar 105,4 ± 7,4 UL. Rata-rata nilai ALT kontrol hepatotoksin adalah 183,2 ± 5,1. Secara statistik, hasil ini memberikan perbedaan bermakna p
≤ 0,05 antara kelompok kontrol positif Curliv
®
dengan kelompok kontrol hepatotoksin. Kontrol positif Curliv
®
secara statistik juga memberikan perbedaan bermakna bila dibandingkan dengan kontrol olive oil yang memiliki purata nilai ALT sebesar
47,6 ± 2,0. Selain itu, juga dilakukan pengukuran terhadap aktivitas AST sebagai data pendukung. Melalui pengukuran tersebut, diperoleh rata-rata nilai AST
kontrol positif Curliv
®
sebesar 377,0 ± 15,3. Rata-rata nilai AST kontrol hepatotoksin adalah 476,8 ± 14,3 tersaji dalam Tabel X. Hasil ini memberikan
perbedaan bermakna p ≤ 0,05 antara kelompok kontrol positif Curliv
®
dengan kelompok kontrol hepatotoksin. Rata-rata nilai AST kontrol olive oil adalah 60,2
± 2,4, hasil tersebut bila dibandingkan dengan kontrol Curliv
®
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pemberian Curliv
®
4,05 mLkgBB memberikan penurunan terhadap aktivitas serum ALT dan AST, namun penurunan yang terjadi belum kembali pada keadaan
normal.
4. Kontrol dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB
Tujuan dilakukannya kontrol dekok biji P. americana Mill. adalah untuk melihat bahwa pemberian dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB
tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas ALT dan AST. Digunakan dosis
sebesar 1142,86 mgkgBB sesuai dengan dosis terbesar dekok biji P. americana Mill. dengan harapan hasil kelompok ini berlaku untuk praperlakuan dekok biji P.
americana Mill.dari dosis rendah 360,71 mgkgBB hingga dosis tertinggi 1142,86
mgkgBB. Uji ini dilakukan dengan memberikan dekok biji P. americana Mill. pada tikus secara oral selama enam hari berturut-turut, dan pada hari ke-7 diambil
darahnya kemudian diukur aktivitas ALT dan AST. Pada Tabel. VIII, kontrol dekok biji P. americana Mill. 1142,86 mgkgBB memberikan nilai aktivitas ALT
sebesar 49,0 ± 1,8 UL, yang memiliki perbedaan tidak bermakna p 0,05 terhadap kelompok kontrol negatif olive oil.
Aktivitas serum AST kontrol dekok biji P. americana Mill. adalah 61,2 ± 1,3 UL Tabel X. Secara statistik, bila dibandingkan dengan aktivitas serum
AST kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB sebesar 60,2 ± 2,4 Ul terdapat perbedaan tidak bermakna p 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dengan pemberian dekok biji P. americana Mill. selama enam hari tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas serum ALT maupun AST.
5. Kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71; 642,06;
dan 1142,86 mgkgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif dekok biji P. americana Mill. pada
tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida didasarkan pada ada tidaknya penurunan aktivitas ALT dan AST serum akibat praperlakuan dekok biji P.
americana Mill. Tabel VIII dan X menunjukkan bahwa ada kekerabatan dosis dengan respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan dekok
biji P. americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek hepatoprotektif. Hal ini berarti semakin besar perlindungan yang diberikan pada sel hati tikus,
terbukti dengan terjadinya penurunan aktivitas serum ALT dan serum AST tikus.
Kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB terlihat aktivitas ALT serum sebesar 96,0 ± 6,0 UL. Bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB secara statistik terdapat perbedaan bermakna Tabel IX. Aktivitas serum ALT perlakuan dekok
biji P. americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB memberikan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB. Hal yang sama juga
terlihat pada aktivitas serum AST perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB terhadap kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB. Aktivitas serum
AST pada kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
mLkgBB berbeda bermakna secara statistik. Hal ini berarti dekok biji P. americana Mill. memiliki efek hepatoprotektif, namun kerusakan yang
ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini kemungkinan terjadi karena kandungan antioksidan pada dosis terendah yaitu 360,71 mgkgBB
belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum AST akibat induksi karbon tetraklorida. Parameter utama kerusakan hati adalah serum ALT sehingga
diartikan bahwa kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71 mgkgBB mampu melindungi sel hati dari induksi karbon tetraklorida 2
mLkgBB. Kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 642,06 mgkgBB
memiliki aktivitas serum ALT sebesar 87,0 ± 6,4 UL. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB secara statistik
terdapat perbedaan bermakna Tabel IX. Aktivitas serum ALT kelompok
perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 642,06 mgkgBB memberikan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB. Hal
yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 642,06 mgkgBB terhadap kontrol negatif olive oil 2
mLkgBB. Aktivitas serum AST pada kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 642,06 mgkgBB dibandingkan dengan kontrol
hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB berbeda bermakna secara statistik. Hal ini berarti dekok biji P. americana Mill. dosis 642,06 mgkgBB memiliki efek
hepatoprotektif, namun kerusakan yang ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini kemungkinan terjadi karena kandungan antioksidan pada
dosis tengah yaitu perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 642,06 mgkgBB belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum ALT dan serum AST akibat
induksi karbon tetraklorida. Aktivitas serum ALT pada kelompok dekok biji P. americana Mill. dosis
1142,86 mgkgBB terlihat aktivitas serum ALT sebesar 50,8 ± 3,8 UL. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
mLkgBB secara statistik terdapat perbedaan bermakna Tabel IX. Aktivitas serum ALT dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB memberikan
perbedaan tidak bermakna terhadap kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB. Dengan demikian, dekok biji P. americana Mill. dosis dosis 1142,86
mgkgBB memberikan efek hepatoprotektif hingga keadaan hati bisa kembali seperti normal. Aktivitas serum AST dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86
mgkgBB dibandingkan dengan kontrol olive oil 2 mLkgBB secara statistik
berbeda bermakna, hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB terhadap kontrol hepatotoksin
karbon tetraklorida 2 mLkgBB. Hal ini bisa terjadi akibat kerja otot rangka atau jantung karena enzim aspartat di dalam tubuh, sebagian besar tidak spesifik
berada di dalam hati saja, tetapi berada dalam otot rangka, jantung, serta tersebar ke seluruh jaringan tubuh.
Ketiga dosis dekok biji P. americana Mill. menunjukkan bahwa terdapat kekerabatan dosis dengan respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis
praperlakuan dekok biji P. americana Mill. yang diberikan, maka semakin besar efek hepatoprotektif yang dihasilkan. Hal ini terlihat dari aktivitas ALT dekok biji
P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB secara statistik berbeda bermakna terhadap dosis 360,71 dan 642,06 mgkgBB Tabel IX. Kelompok perlakuan
dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB merupakan kelompok yang memiliki tingkat kerusakan hati paling rendah. Sedangkan aktivitas serum ALT
kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71 dan 642,06 mgkgBB secara statistik berbeda tidak bermakna memiliki tingkat kerusakan
lebih besar Tabel IX. Bila dibandingkan dengan kontrol positif Curliv
®
dosis 4,05 mLkgBB, kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71
dan 642,06 mgkgBB berbeda tidak bermakna secara statistik Tabel IX. Hal ini berarti kemampuan efek hepatoprotektif dekok biji P. americana Mill. dosis
360,71 dan 642,06 mgkgBB sama dengan kemampuan efek hepatoprotektif Curliv
®
dosis 4,05 mLkgBB. Aktivitas serum ALT kelompok kontrol positif Curliv
®
dosis 4,05 mLkgBB secara statistik berbeda bermakna terhadap
kelompok perlakuan dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan efek hepatoprotektif
dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB lebih besar dari pada Curliv
®
dosis 4,05 mLkgBB. Dari ketiga penurunan nilai aktivitas serum ALT dan AST pada peringkat
dosis tersebut maka dapat ditentukan nilai dosis optimum hepatoprotektif. Hasil perhitungan menunjukkan hepatoprotektif dosis 360,71; 642,06; dan 1142,86
mgkgBB berturut-turut adalah 64,3; 70,9; dan 97,6 Tabel VIII. Bila daya hepatoprotektif Curliv
®
diasumsikan bernilai 100, maka daya hepatoprotektif dekok biji P. americana Mill. dosis 360,71; 642,06; dan 1142,86 mgkgBB
berturut-turut adalah 112,1; 123,7; dan 170,2 Tabel VIII. Dengan demikian, dosis optimum dekok biji P. americana Mill. yang
dapat menghambat kenaikan aktivitas serum ALT dan AST terbesar adalah 1142,86 mgkgBB. Bila dikonversikan ke manusia dengan berat badan 70 kg
adalah sebesar 12,80 g. Agar dapat diperoleh nilai ED
50
, perlu dilakaukan penelitian lanjutan dengan dosis di bawah 360,71 mgkgBB. Selain itu, penelitian
ini merupakan penelitian pendahuluan yang bersifat eksploratif untuk mengetahui efek hepatoprotektif dekok biji P. americana Mill., sehingga perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan model hepatotoksin lain seperti parasetamol untuk mempertegas hasil yang didapatkan dari penelitian ini.
Pemejanan dosis rendah karbon tetraklorida dapat menyebabkan terjadinya perlemakan hati steatosis. Proses ini diperantarai oleh aktivasi CYP2E1
sehingga membentuk radikal bebas triklorometil
•
CCl3. Radikal triklorometil
tersebut dapat merusak retikulum endoplasma sel hati, selain itu juga dapat mengaktifkan senyawa oksigen reaktif selanjutnya mengakibatkan peroksidasi
lipid. Setelah pemejanan karbon tetraklorida selama satu sampai tiga jam, trigliserida menumpuk di hepatosit dan terlihat sebagai droplet lipid. Lipid dalam
hati yang terbentuk ini dapat menghambat sintesis protein sehingga menurunkan produksi lipoprotein, yang mana lipoprotein ini bertanggung jawab dalam
transport lipid untuk keluar dari hepatosit. Akibat menurunnya produksi lipoprotein akan terhambat sehingga menyebabkan steatosis Timbrell, 2008.
Proses peroksidasi lipid juga dapat menghasilkan produk yang dapat menyebarkan kerusakan membran sel dan kerusakan mitokondria Timbrell,
2008. Kerusakan ini berupa gangguan integritas membran yang menyebabkan keluarnya berbagai isi sitoplasma, antara lain serum ALT. Serum ALT yang ada
di dalam sel hati akan keluar dan masuk ke dalam peredaran darah sehingga jumlah enzim serum ALT dalam darah meningkat Wahyuni, 2005.
Kandungan dalam biji P. americana Mill. adalah senyawa polifenol seperti tanin dan flavonoid yang dapat tersari oleh pelarut yang bersifat polar.
Pada penelitian ini digunakan air yang bersifat polar sehingga kemungkinan besar senyawa polifenol akan tertarik dalam pelarut tersebut. Menurut Arts dan
Hollman 2005, senyawa polifenol berperan sebagai antioksidan. Kemungkinan mekanisme kerja antioksidan dalam melindungi sel hati yang ditunjukkan dengan
penurunan ALT dan AST adalah penangkapan radikal bebas triklorometil
•
CCl3 yang merupakan metabolit reaktif, sehingga serangkaian peristiwa yang akan
menyebabkan steatosis pada hati akan terhenti. Selain sebagai antioksidan,
kemungkinan senyawa polifenol mampu meningkatkan sintesis enzim GSH dalam hati yang berfungsi sebagai enzim penetralisir setiap metabolit reaktif, sehingga
dapat dieliminasi dengan mudah oleh tubuh. Adanya kemungkinan mekanisme efek hepatoprotektif antioksidan dalam biji P. americana Mill., maka dapat
dilakukan pembuatan formulasi sediaan untuk pengembangan obat herbal.
D. Rangkuman Pembahasan