Penetapan waktu praperlakuan dekok biji P. americana Mill. didasarkan pada penelitian Kurniawati, dkk. 2011 yang mengikuti model pemberian
praperlakuan selama 6 hari dan pada hari ke 7 diberi karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB. Hal ini dikarenakan peneltian ini merupakan skrining awal untuk
melihat efek hepatoprotektif dari dekok biji P. americana Mill. 4.
Penetapan dosis dekok biji P. americana Mill.
Penetapan dosis dekok biji P. americana Mill. bertujuan untuk menentukan besarnya dosis dekok biji P. americana Mill. yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Penentuan dosis dekok biji P. americana Mill. didasarkan pada konsentrasi maksimal dekok biji P. americana Mill. yang mampu dibuat dan
volume maksimal dekok biji P. americana Mill. yang dapat dipejankan pada tikus secara per oral. Dari orientasi diketahui bahwa konsentrasi tertinggi dekok biji P.
americana Mill. yang dapat dibuat adalah 8. Dari hasil ini diperoleh dosis maksimal dekok biji P. americana Mill. adalah sebesar 1142,86 mgkgBB.
Kemudian ditentukan 3 tingkatan dosis dekok biji P. americana Mill. yaitu 1142,86; 642,06; dan 360,71 mgkgBB.
C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Dekok Biji P. americana Mill.
Efek hepatoprotektif dekok biji P. americana Mill. dievaluasi dari penurunan aktivitas serum ALT dan AST akibat praperlakuan dekok biji P.
americana Mill. satu kali sehari selama enam hari secara per oral berturut-turut pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB. Data aktivitas ALT
serum dianalisis dengan analisis pola searah One Way ANOVA menunjukkan
signifikansi 0,091 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variansi data homogen, sehingga dapat dilanjutkan ke uji Scheffe untuk mengetahui kebermaknaan
perbedaan antar kelompok. Hasil analisis statistik serum AST menunjukkkan bahwa variansi data tidak homogen sehingga tidak bisa dilanjutkan ke analisis
pola searah. Analisis dilakukan dengan Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitas serum AST antar kelompok. Dari uji menggunakan Kruskal
Wallis, diketahui signifikansi 0,00 p ≤ 0,05, hal ini menunjukkan terdapat
perbedaan bermakna diantara kelompok. Oleh karena itu, untuk melihat perbedaan tiap kelompok dilanjutkan uji dengan Mann Whitney. Aktivitas ALT dan AST
serum dinyatakan dalam satuan Ul yang disajikan dalam bentuk purata ± SE pada Tabel VIII dan X serta Gambar 6 dan 7.
Kelompok Perlakuan
Purata aktivitas serum ALT ±
SE Ul hepatoprotektif
daya hepatoprotektif
I Kontrol hepatotoksin
karbon tetraklorida 2 mLkgBB
183,2 ± 5,1 -
II Kontrol negatif olive oil 2
mLkgBB 47,6 ± 2,0
100 -
III Kontrol positif Curliv
®
4,05 mLkgBB + karbon
teraklorida 2 mLkgBB 105,4 ± 7,4
57,4 100
IV DBPA 1142,86 mgkgBB
49,0 ± 1,8 -
- V
DBPA 360,71 mgkgBB + karbon teraklorida 2
mLkgBB 96,0 ± 6,0
64,3 110,8
VI DBPA 642,06 mgkgBB +
karbon teraklorida 2 mLkgBB
87,0 ± 6,4 70,9
120,2 VII
DBPA 1142,86 mgkgBB + karbon teraklorida 2
mLkgBB 50,8 ± 3,8
79,6 141,2
Keterangan: DBPA = Dekok biji P. americana Mill.
Tabel VIII. Purata ± SE aktivitas serum ALT dan hepatoprotektif
praperlakuan dekok biji P. americana Mill. SDGDWLNXVterinduksi karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB n=5
Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus praperlakuan dekok biji
P. americana Mill. satu kali sehari selama 6 hari terinduksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB