UL. Rata-rata nilai AST jam ke-24 yaitu setelah pemberian olive oil adalah sebesar 60,2 ± 2,4 UL tersaji dalam Tabel. XII. Hasil ini memberikan
perbedaan yang bermakna p ≤ 0,05 antara kelompok kontrol olive oil jam ke-0 dengan kelompok kontrol olive oil jam ke-24. Menurut Hastuti 2008 nilai AST
normal pada tikus adalah 19,3-68,9 UL, sehingga hasil pengukuran AST masih dalam batas normal.
Data pengukuran aktivitas ALT dan AST serum menunjukkan bahwa pemberian olive oil 2 mLkgBB tidak memberikan peningkatan terhadap aktivitas
ALT dan AST, artinya apabila terjadi peningkatan terhadap aktivitas ALT dan AST bukan karena penggunaan olive oil sebagai pelarut. Nilai ALT dan AST
kelompok kontrol negatif ini akan dijadikan dasar nilai normal ALT dan AST penelitian selanjutnya.
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kontrol hepatotoksin dibuat untuk mengetahui pengaruh induksi karbon
tetraklorida 2 mLkgBB terhadap sel hati tikus yang ditunjukkan dengan
peningkatan aktivitas ALT dan AST, serta digunakan sebagai patokan dalam menganalisis efek hepatoprotektif dekok biji P. americana Mill. Uji ini dilakukan
dengan memejankan karbon tetraklorida 2 mLkgBB pada tikus secara intraperitonial, kemudian pada jam ke-24 diambil darahnya untuk diukur aktivitas
serum ALT dan AST. Hasil pengukuran ini terlihat pada Tabel VIII, yaitu terjadi peningkatan aktivitas ALT hingga 183,2 ± 5,1 UL yang memberikan perbedaan
bermakna p ≤ 0,05 terhadap kelompok kontrol negatif olive oil. Hasil
pengukuran ini menunjukkan terjadi kenaikan ALT sekitar tiga kalinya dari nilai
rata-rata kontrol negatif olive oil, yaitu 47,6 ± 2,0 UL. Parameter utama terjadinya kerusakan hati adalah aktivitas serum ALT. Hasil menunjukkan terjadi
kerusakan ringan sel hati tikus, yaitu steatosis. Menurut Zimmerman 1999, nilai serum ALT kerusakan hati ringan steatosis meningkat mencapai tiga kali lipat
terhadap nilai normal. Hal ini dapat diartikan hasil penelitian sudah sesuai dengan teori.
Serum AST kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB sebagai parameter pendukung kerusakan sel hati menunjukkan adanya perbedaan
bermakna p ≤ 0,05 terhadap kelompok kontrol negatif olive oil Tabel VIII.
Aktivitas serum AST kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB sebesar 476,8 ± 14,3 UL, sedangkan kontrol olive oil sebesar 60,2 ± 2,4 UL.
Dengan adanya kenaikan rata-rata aktivitas ALT dan AST menegaskan bahwa karbon tetraklorida 2 mLkgBB memiliki efek hepatotoksik pada tikus jantan.
3. Kontrol positif Curliv
®
dosis 4,05 mLkgBB
Kontrol positif Curliv
®
digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian Curliv yang telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif terhadap sel hati tikus
yang diinduksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB, ditunjukkan dengan penurunan aktivitas serum ALT dan AST. Pemilihan dosis sebesar 4,05 mLkgBB sesuai
dengan dosis pemakaian pada manusia. Uji ini dilakukan dengan memberikan Curliv
®
plus syrup pada tikus secara oral selama enam hari, pada hari ke-7 tikus diinduksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB secara intraperitonial, dan hari ke-8
diambil darahnya kemudian diukur aktivitas serum ALT dan AST. Pada Tabel. VIII, kontrol positif Curliv
®
4,05 mLkgBB memberikan nilai aktivitas ALT
sebesar 105,4 ± 7,4 UL. Rata-rata nilai ALT kontrol hepatotoksin adalah 183,2 ± 5,1. Secara statistik, hasil ini memberikan perbedaan bermakna p
≤ 0,05 antara kelompok kontrol positif Curliv
®
dengan kelompok kontrol hepatotoksin. Kontrol positif Curliv
®
secara statistik juga memberikan perbedaan bermakna bila dibandingkan dengan kontrol olive oil yang memiliki purata nilai ALT sebesar
47,6 ± 2,0. Selain itu, juga dilakukan pengukuran terhadap aktivitas AST sebagai data pendukung. Melalui pengukuran tersebut, diperoleh rata-rata nilai AST
kontrol positif Curliv
®
sebesar 377,0 ± 15,3. Rata-rata nilai AST kontrol hepatotoksin adalah 476,8 ± 14,3 tersaji dalam Tabel X. Hasil ini memberikan
perbedaan bermakna p ≤ 0,05 antara kelompok kontrol positif Curliv
®
dengan kelompok kontrol hepatotoksin. Rata-rata nilai AST kontrol olive oil adalah 60,2
± 2,4, hasil tersebut bila dibandingkan dengan kontrol Curliv
®
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pemberian Curliv
®
4,05 mLkgBB memberikan penurunan terhadap aktivitas serum ALT dan AST, namun penurunan yang terjadi belum kembali pada keadaan
normal.
4. Kontrol dekok biji P. americana Mill. dosis 1142,86 mgkgBB