4. Aspek Norma Sosial
Tabel 5.10 Pengkategorian dan Prosentase Aspek Norma Sosial
Kategori Frekuensi
Prosentase Kriteria
10-25 Sangat Rendah
26-35 1
3.70 Rendah
36-45 5
18.51 Sedang
46-55 12
44.44 Tinggi
56-70 9
33.33 Sangat Tinggi
Berdasarkan  tabel  5.10  menunjukkan  kriteria  aspek  norma  sosial  remaja homeschooling
menggunakan  metode  komunitas  di  Homeschooling  Kak Seto  Semarang  tidak  ada  yang  dikategorikan  0,  dikategorikan  rendah
sebanyak  1  orang  3.70,  dikategorikan  sedang  sebanyak  5  orang 18.51,  dikategorikan  tinggi  sebanyak  12  orang  44.44,  dan
dikategorikan sangat tinggi  sebanyak 9 orang 33.33. Dengan demikian, dapat  disimpulkan  bahwa  aspek  norma  sosial  remaja  homeschooling
menggunakan  metode  komunitas  di  Homeschooling  Kak  Seto  Semarang cenderung tinggi.
D. Pembahasan
Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  menunjukkan  bahwa  tingkat interaksi  sosial  remaja  homeschooling  menggunakan  metode  komunitas  di
Homeschooling Kak  Seto  Semarang  cenderung  tinggi.  Ini  berarti  tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
interaksi  sosial  remaja  homeschooling  menggunakan  metode  komunitas  baik. Pada  aspek  komunikasi,  kemampuan  berkomunikasi  dengan  tutorguru, teman
sebaya  di  dalam  maupun  di  luar  homeschooling  baik.  Pada  aspek  sikap, kemampuan  untuk  menyatakan  rasa  senang  dan  tidak  senang,  perilaku  yang
mengikuti  rasa  senang  atau  tidak  senang,  serta  penilaian  terhadap  objek  baik. Pada  aspek  tingkah  laku  kelompok,  kemampuan  berperilaku  dalam
kebersamaan  baik.  Pada  aspek  norma  sosial,  kemampuan  mematuhi  dan menghargai peraturan di dalam kelompok baik.
Pada  aspek  komunikasi,  subyek  cenderung  berada  pada  kategori  tinggi. Hal  ini  terlihat  dari  subyek  terbiasa  menyampaikan  materi  kepada  teman
sekelas dengan power point, sering bertukar informasi dengan teman sebaya di sekitar  rumah,  sering  bermain  dengan  teman  sebaya,  tidak  hanya  diam  ketika
ada  teman  yang  merasa  kesulitan,  selalu  kritis  terhadap  informasi  yang diberikan,  dapat  dengan  mudah  menerima  pelajaran  yang  diberikan  oleh
tutorguru,  selalu  mengulang  materi  pelajaran  yang  diberikan  oleh  gurututor, sering  mengerjakan  rumah  yang  diberikan  oleh  guru,  sering  menggunakan
yahoo  messenger untuk  berbincang  materi  dengan  guru,  terbiasa  bertukar
informasi  dengan  teman  lewat  telepon,  sering  menggunakan  facebook  untuk ngobrol  dengan  teman,  berkomunikasi  dengan  teman  lewat  SMS,  mengangkat
tangan  ketika    ingin  bertanya  kepada  guru,  selalu  tersenyum  ketika  bertemu dengan guru atau karyawan di  lembaga  homeschooling, selalu  berjabat tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ketika  bertemu  dengan  teman-teman,  sering  memberikan  apresiasi  kepada teman  dengan  bertepuk  tangan,  dan  melambaikan  tangan  saat  akan  pulang
terlebih dahulu. Pada aspek sikap, subyek cenderung  berada pada kategori tinggi. Hal  ini
terlihat  dari  sikap  senang  bermain  bersama  teman  sekelompok,  suka mengerjakan  tugas  secara  bersama-sama,  senang  bila  mendapat  teman  baru,
suka dengan teman yang banyak bicara, sering bermain dengan teman sebaya di sekitar  rumah,  tidak  pernah  berkumpul  dengan  teman  yang  malas,  peduli
dengan kegiatan yang dilakukan dengan teman di sekitar rumah, menyukai sesi sharing
karena  bisa  membuat  saling  mengenal  satu  sama  lain,  mengikuti organisasi dengan baik, bermain bersama teman sebaya di rumah dengan baik,
dan memiliki teman lewat facebook atau twitter dengan baik. Pada  aspek  tingkah  laku  kelompok,  subyek  cenderung  berada  pada
kategori  tinggi.  Hal  ini  terlihat  dari  seringnya  belajar  bersama  teman-teman, sering  bermain  dengan  teman  di  homeschooling,  sering  mengikuti  kegiatan
sosial  bersama  teman-teman,  tidak  terbiasa  menyendiri  ketika  ada  kegiatan  di rumah,  tidak  menerima  ajakan  teman  untuk  membolos,  meniru  cara  belajar
teman  yang  efektif,  memiliki  kewajiban  menjaga  nama  baik  kelompok,  selalu belajar  dari  pengalaman,  kegiatan  yang  dilakukan  mendukung  tujuan
kelompok, dan tidak terbiasa menyelesaikan segalanya sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada  aspek  norma  sosial,  subyek  cenderung  berada  pada  kategori  tinggi. Hal ini terlihat dari menghargai aturan dan norma kelompok, mengikuti aturan
yang  terdapat  dalam  kelompok,  selalu  mentaati  setiap  keputusan  yang  dibuat dalam  kelompok, tidak pernah  mendapat sanksi dari guru, tidak selalu  merasa
pendapat  paling  benar,  memiliki  sikap  toleran  terhadap  semua  anggota kelompok,  belajar  dengan  rajin  agar  tidak  ketinggalan  materi,  selalu  menyapa
teman,  guru,  maupun  karyawan  di  homeschooling,  menerima  dengan  lapang dada  ketika  pendapatnya  tidak  diterima,  dan  selalu  memberikan  ide  kepada
teman. Selain  dari  hasil  kuesioner  tersebut,  ada  hal  lain  yang  mendukung
penelitian  ini  yaitu  dari  hasil  wawancara  yang  dilakukan  terhadap  tiga  orang subyek  yang  pernah  dididik  di  sekolah  formal  menyatakan  bahwa  dalam
homeschooling mereka  merasa  lebih  percaya  diri  dan  ada  rasa  saling
memberikan motivasi dengan teman-teman di homeschooling. Subyek  pertama  bercerita  di  dalam  homeschooling  lebih  menyenangkan
dalam  proses  pembelajaran  dan  rasa  kerja  sama  satu  dengan  yang  lain  lebih tinggi.  Ia  pun  semakin  aktif  di  dalam  kegiatan  di  luar  homeschooling,  seperti
kegiatan  gereja.  Di  dalam  homeschooling,  ia  merasa  secara  tidak  langsung diajarkan agar lebih percaya diri.
Subyek  kedua  bercerita  bahwa  ia  dulu  adalah  seorang  yang  jarang berinteraksi  dengan  sekelilingnya  terutama  saat  di  sekolah  formal,  karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jumlah  siswa  di  sekolah  formal  yang  banyak  sehingga  mereka  sulit  menerima karakter  masing-masing  dan  ia  merasa  tidak  percaya  diri  saat  berinteraksi
dengan  teman  sebaya,  tetapi  sejak  ia  berada  di  homeschooling,  ia  merasa  jauh lebih nyaman dan percaya diri. Selain itu, interaksi dengan teman sebaya, staff,
maupun tutor di homeschooling pun lebih sering. Subyek  ketiga  adalah  seorang  pemain  orchestra  sehingga  ia  memilih
homeschooling sebagai  tempat  menuntut  ilmu.  Alasannya  karena  di  sekolah
formal  ia  sering  ketinggalan  pelajaran,  berbeda  dengan  homeschooling  yang waktu
pelajarannya bisa
disesuaikan dengan
kesibukannya. Dalam
pergaulannya  dengan  sesama  homeschooler  maupun  teman-teman  di  luar homeschooling
baik.  Sebagaimana  yang  diungkapkan  oleh  subyek  ketika  ia mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, teman-teman dan tutor dalam
homeschooling membantunya  sampai  ia  memahami  materi  yang  kurang
dimengerti.  Sedangkan  di  luar  homeschooling,  ia  juga  sering  bertukar  cerita dengan teman-teman.
Dengan demikian, hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Gloria 2009, yang  menyatakan bahwa  interaksi sosial  pada subyek  homeschooling
berkembang dengan  baik. Hal  ini tampak dari  mudahnya subyek  beradaptasi dengan  lingkungan dan  memiliki cukup  banyak teman  bermain  serta mampu
menyelesaikan  masalah,  baik  dengan  keluarga  atau  dengan  teman-temannya. Dengan  demikian,  penelitian  ini  tidak  sependapat  dengan  penelitian  yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan oleh Setiawati 2010 dan Molina 2006 yang  menyatakan bahwa kematangan sosial siswa homeschooling kurang memadai serta interaksi sosial
dengan teman sebaya pada dua orang subyek homeschooling kurang optimal. Perbedaan  ini  kemungkinan  karena  adanya  perbedaan  waktu  dan  tempat
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan