mandiri, bertanggung jawab dan kreatif; memiliki fleksibilitas waktu dan tempat; belajar lebih menyenangkan dan tidak terpaksa. Sedangkan kelemahan
dari homeschooling, yaitu dapat terjebak dalam fleksibilitas waktu dan tempat; sosialisasi seumur relative kurang; anak kurang mampu bersaing dan bekerja
kelompok. Homeshooling
di Indonesia baru berkembang dan masih banyak kelemahan dari homeschooling, salah satunya adalah peserta homeschooling
dianggap kurang baik dalam kemampuan interaksi sosialnya. Peneliti memilih remaja usia enam belas sampai delapan belas tahun karena pada rentang usia
tersebut anak sedang mencari jati dirinya dan mulai berinteraksi dengan dunia di luar lingkungan keluarga. Berdasarkan kelemahan dan adanya perubahan
interaksi pada remaja usia enam belas sampai delapan belas tahun, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat Interaksi Sosial Remaja Peserta Homeschooling Menggunakan Metode
Komunitas
.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, pembahasan tentang interaksi sosial remaja usia enam belas sampai delapan belas tahun yang mengikuti program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
homeschooling komunitas dan berfokus pada empat aspek dasar yaitu:
komunikasi, sikap, tingkah laku kelompok, dan norma sosial.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
Bagaimanakah tingkat interaksi sosial pada remaja peserta homeschooling usia enam belas sampai delapan belas tahun karena pada rentang usia ini anak
sedang mencari jati diri dan memulai untuk melakukan interaksi dengan lingkungan di luar lingkungan keluarga?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat interaksi sosial remaja peserta
homeschooling menggunakan metode komunitas usia enam belas sampai
delapan belas tahun.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi tempat penelitian, universitas,
penulis, dan masyarakat :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Homeschooling Kak Seto, yaitu sebagai bahan evaluasi bagi pengembangan
metode homeshooling.
2. Universitas Sanata Dharma, yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran
terkait dengan pengembangan pendidikan homeschooling.
3. Masyarakat, yaitu untuk mengubah pola pikirparadigma masyarakat tentang homeschooling
dan menjadi salah satu referensi pendidikan bagi para orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Sedangkan menurut Sarwono 2009:185 dalam bukunya
psikologi umum, menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan kelompoknya, serta kelompok satu
dengan kelompok lainnya.
Dalam interaksi sosial tidak hanya terpaku pada sesama individu saja, tetapi juga bisa terjadi antara individu dengan kelompok dan sesama kelompok.
Menurut Maryati
dan Suryawati
dalam http:jurnal-
sdm.blogspot.com200905interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html interaksi
sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu : a.
Interaksi antara individu dan individu Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi
positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya bermusuhan.
b. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan
kondisinya. c.
Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interaksi yang kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Apabila dilihat dari teori insting yang
dikemukakan oleh Mc Dougall, manusia itu secara instingtive akan berhubungan satu dengan yang lain Walgito, 2003:58. Namun perilaku dalam
interaksi sosial tidak sesederhana itu, tetapi perilaku itu didasari oleh berbagai faktor psikologis lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Floyd Allport dalam
Walgito 2003:58 bahwa perilaku dalam interaksi sosial ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitarnya dengan perilakunya
yang spesifik. Menurut Ahmadi 1991:57 dalam bukunya Psikologi Sosial menyatakan bahwa interaksi sosial memiliki beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Imitasi Merupakan dorongan untuk meniru orang lain, misalnya dalam hal tingkah
laku, mode pakaian dan lain- lain. b. Faktor Sugesti
Yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari orang lain.
c. Faktor identifikasi Merupakan suatu dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah. d. Faktor Simpati
Merupakan suatu perasaan tertarik kepada orang lain. Interaksi sosial yang didasarkan atas rasa simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan sugesti atau imitasi saja. Dalam bagian ini akan dibahas juga aspek yang mendasari interaksi sosial
menurut Sarwono 2009:185, yaitu : a. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat komunikasi ini dalam pelbagai
bentuk, misalnya percakapan antara dua orang, pidato dari ketua kepada anggota rapat, berita yang dibacakan oleh penyiar televisi atau radio, buku
cerita, koran, surat, telepon, facsimile, internet, email, sms dan sebagainya. Dalam tiap bentuk komunikasi di atas terdapat lima unsur dalam proses
komunikasi yaitu : 1. Adanya pengirim berita; 2. Adanya penerima berita; 3. Adanya berita yang dikirimkan; 4. Adanya media atau alat pengirim berita; dan
5. Adanya sistem simbol yang digunakan untuk menyatakan berita. b. Sikap
Sikap adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang, atau perasaan biasa-
biasa saja netral dari seseorang terhadap sesuatu. “Sesuatu” itu bisa benda, kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok. Bila yang timbul
terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang, maka disebut sikap positif, sedangkan bila perasaan tidak senang, maka disebut sikap negatif. Bila tidak
timbul perasaan apa-apa, berarti sikapnya netral. Sikap dinyatakan dalam tiga domain ABC, yaitu affect, behaviour, cognition. Affect adalah perasaan yang
timbul senang, tak senang, behaviour adalah perilaku yang mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perasaan itu mendekat, menghindar, dan cognition adalah penilaian terhadap objek sikap bagus, tidak bagus Sarwono, 2009.
c. Tingkah Laku Kelompok Sebelum membicarakan tingkah laku kelompok, perlu dibicarakan mekanisme-
mekanisme apa yang terjadi dalam kelompok sehingga kelompok itu bertingkah laku. Mekanisme yang mendorong tingkah laku kelompok ini disebut dinamika
kelompok. Teori dinamika kelompok diajukan pertama kali oleh Kurt Lewin 1890-1947 yang menyatakan tingkah laku kelompok adalah fungsi dari
kepribadian individu dan situasi sosial dengan rumusan :
B = fP, E, dengan penjelasan B = Behaviour, f = fungsi, P = Personality
kepribadian, E = Environment lingkungan. Dengan demikian, kelompok tidak mempunyai jiwa tersendiri. Perilaku kelompok tidak dapat dipisahkan
dari perilaku individu-individu anggotanya. d. Norma Sosial
Norma sosial adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok, yang membatasi tingkah laku individu dalam kelompok itu. Yang membedakan
norma sosial dengan produk-produk budaya, serta konsep-konsep psikologi lainnya adalah bahwa dalam norma sosial ada terkandung sanksi sosial Horne,
2001 artinya barangsiapa yang melakukan sesuatu yang melanggar norma, akan dikenai tindakan tertentu oleh masyarakatnya. Sanksi ini bisa berupa
bahan gunjingan, sampai dicela di depan publik dalam masyarakat yang sudah maju bisa melalui media massa atau disingkirkan diisolasi dari pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa Gunarsa, 1979:13. Terdapat berbagai istilah remaja yang memiliki arti
berbeda. Untuk menghindari kesalahpahaman, maka akan dibahas istilah tersebut, antara lain : puberteit, adolescentia, dan youth Gunarsa ,1979:14
Puberteit pubertas adalah masa antara dua belas sampai enam belas tahun.
Pubertas meliputi perubahan-perubahan fisik dan psikis. Perubahan pada masa ini menjadi obyek penyorotan terutama perubahan dalam lingkungan dekat,
yaitu dalam hubungan dengan keluarga. Adolescentia adalah masa sesudah pubertas, yaitu masa antara tujuh belas sampai dua puluh dua tahun. Pada masa
ini lebih diutamakan perubahan dalam hubungan dengan lingkungan hidup yang lebih luas yaitu masyarakat. Hurlock Gunarsa, 1979:18 mengartikan
remaja dari tanda-tanda fisik yang menunjukkan kematangan seksuil dengan timbulnya gejala-gejala biologis. Sedangkan Neidhart Gunarsa, 1979:18,
berpendapat bahwa
adolencentia merupakan
masa peralihan
dan ketergantungan pada masa anak ke masa dewasa, dimana ia sudah harus dapat
berdiri sendiri. Pendapat lain dari E. H. Erikson mengemukakan adolencentia merupakan masa dimana terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas.
Identitas mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain. Menurut Anna Freud Gunarsa, 1979:18 menyatakan
adolencentia merupakan suatu masa yang meliputi proses perkembangan
dimana terjadi perubahan-perubahan dalam hal motivasi seksuil, organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daripada ego, hubungan dengan orang tua, orang lain dan cita-cita yang dikejarnya.
Remaja mengalami perubahan dalam dirinya baik secara jasmani, kepribadian, intelek, dan peranan di dalam maupun di luar lingkungannya.
Gejala perubahan itu terjadi karena dilatarbelakangi oleh masa peralihan yang dialami oleh remaja. Menurut Gunarsa 1979:12 dalam bukunya Psikologi
Remaja menyatakan bahwa perubahan yang terjadi dalam diri remaja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : a. Perubahan yang mudah diketahui, karena
proses perkembangannya jelas dan mudah diamati oleh orang lain; b. Perubahan yang sulit dilihat oleh orang lain, maupun oleh ramaja yang
mengalaminya sendiri. Sedangkan proses perkembangan yang menghasilkan perubahan tersebut tidak mudah diamati oleh orang lain, tetapi dapat dihayati
oleh remaja itu sendiri. Proses perkembangan yang terjadi pada remaja adalah perkembangan
psikoseksualitas dan emosionalitas yang mempengaruhi tingkah laku remaja. Dengan adanya perkembangan dalam diri remaja tersebut, maka akan
menimbulkan permasalahan dengan diri remaja tersebut dan lingkungannya. Permasalahan yang dihadapi oleh remaja dikarenakan remaja sedang
mengalami pembentukan identitas diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengertian Homeschooling
Homeschooling merupakan salah satu jenis pendidikan non formal. Akar
homeschooling dapat dipahami dengan istilah yang umum, yaitu belajar
otodidak atau belajar mandiri. Homeschooling pada dasarnya merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada masalah sikap dan pendekatan
belajar yang lebih mandiri http:www.sekolahrumah.com. Salah satu pengertian umum homeschooling adalah sebuah keluarga yang memilih untuk
bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan mendidik anaknya dengan berbasis rumah http:www.sumardiono.com. Menurut Olivia
Setyowati, 2010:1, homeschooling adalah sebuah tindakan proaktif untuk turut campur di dalam pendidikan anak kita dan bertanggung jawab untuk
memberikan sebuah kecintaan terhadap belajar. Homeschooling Sekolah rumah, menurut Direktur Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan
Nasional Depdiknas
Ella Yulaelawati
http:www.pnfi.kemdiknas.go.idartikel20090915092455Homeschooling-- Model-Pengembangan-Sistem-Pendidikan.html
, adalah
proses layanan
pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga dan proses belajar mengajar pun berlangsung dalam suasana yang
kondusif.
Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa homeschooling
merupakan salah satu jenis pendidikan dimana orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengatur sendiri dan bertanggung jawab terhadap kurilulum serta melaksanakan sendiri proses pembelajarannya.
4. Tokoh-Tokoh Homeschooling
Di Amerika, banyak contoh praktisi homeschooling yang berhasil dan
terkenal di dalam kehidupannya, antara lain http:www.sekolahrumah.com :
a. Benyamin Franklin Seorang negarawan, ilmuwan, penemu, pemimpin sipil, dan pelayan publik
public servant. Franklin hanya dua tahun mengikuti sekolah karena orang tuanya tak mampu membayar biaya pendidikan.
b. Pearl S. Buck
Peraih hadiah Nobel tahun 1938, dikenal sebagai penulis besar. Anak seorang misionaris ini besar di China dan menjalani homeschooling melalui
korespondensi dan tutor. Setelah kembali ke Amerika, dia meneruskan
pendidikannya di College, kembali ke China sebagai guru dan menjadi penulis.
c. Thomas Alfa Edison Edison hanya mengikuti sekolah selama 3 bulan karena dianggap terbelakang.
Dia dididik sendiri oleh ibunya dengan memperlakukan pendidikan sebagai petualangan adventure dan bermain playing games. Edison dikenal sebagai
penemu besar, antara lain lampu listrik, generator, transmitter telepon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Hanson
Ini adalah grup musik terkenal saat ini yang terdiri tiga remaja: Ike, Taylor, dan Zach. Mereka melakukan homeschooling yang membuat mereka dapat
meluangkan waktu yang banyak untuk mengembangkan bakat mereka di
bidang musik.
Di Indonesia, contoh sosok yang dibesarkan dalam sistem pendidikan homeschooling
antara lain: KH Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan Buya Hamka Makalah Dr. Seto Mulyadi, 18 Juni 2006. Untuk era modern, belum
ada lagi sosok homeschooling di Indonesia yang menjulang dan dikenal luas secara nasional. Homeschooling sedang menemukan momentum barunya pada
saat ini dan sedang mencari bentuknya di tengah sistem pendidikan sekolah yang reguler. Mulai banyak orang tua yang menempuh homeschooling bagi
anak-anaknya, salah satunya adalah Seto Mulyadi Ketua Komnas Anak, tokoh pendidikan anak yang menjalankan program homeschooling bagi putri-
putrinya.
5. Alasan Orang Tua Memilih Homeschooling
Para orang tua memiliki alasan yang beragam ketika memilih homeschooling
untuk pendidikan anak-anaknya. Alasan tersebut berbeda-beda, menurut hasil penelitian Haniar
www.sumardiono.com yaitu:
a. Orang tua ingin meningkatkan kualitas pendidikan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Orang tua tidak puas dengan kualitas pendidikan di sekolah reguler. c. Orang tua sering berpindah-pindah atau melakukan perjalanan.
d. Orang tua merasa keamanan dan pergaulan sekolah tidak kondusif bagi
perkembangan anak. e. Orang tua menginginkan hubungan keluarga yang lebih dekat dengan anak.
f. Orang tua merasa sekolah yang baik semakin mahal dan tidak terjangkau.
g. Anak-anak memiliki kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi di sekolah
umum.
h. Orang tua memiliki keyakinan bahwa sistem yang ada tidak mendukung nilai-
nilai keluarga yang dipegangnya. i. Orang tua merasa terpanggil untuk mendidik sendiri anak-anaknya.
Dari beberapa alasan tersebut sebagian besar alasan orang tua memilih homeschooling
yaitu karena mereka tidak puas dengan sistem pendidikan yang ada di sekolah formal, dan biaya pendidikan yang semakin mahal menjadi
alasan orang tua juga untuk memilih homeschooling.
6. Kelemahan dan Kelebihan Homeschooling
Setiap model pendidikan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan, begitu juga dengan homeschooling. Kelemahan dan kelebihan homeschooling sebagai
berikut : a. Kelebihan homeschooling:
1 Anak lebih mandiri, tanggung jawab, kreatif dan percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Proses menuju kemandirian dan tanggung jawab anak tidak terjadi begitu saja, orangtua memegang peranan penting dalam mengarahkan anak.
3 Fleksibilitas waktu dan tempat. Bagi anak berkebutuhan khusus autis misalnya orangtua dapat menggabungkan program terapi dan proses
pendidikannya. Anak yang berprestasi dalam olahraga dan seni dapat terus menjalankan latihan mereka.
4 Belajar lebih menyenangkan, tidak terpaksa. Sesuai dengan semboyan yang dianut beberapa homeschooler
, ”Belajar bisa di mana saja, kapan saja dan dari siapa saja.”
b. Kelemahan homeschooling : 1 Dapat terjebak dalam fleksibilitas waktu. Dengan fleksibilitas waktu yang
tinggi dalam homeschooling sehingga menuntut disiplin dan komitmen yang tinggi pula dari para homeschooler baik orangtua maupun anak.
2 Sosialisasi seumur relatif kurang berkembang dibandingkan dengan anak sekolah. Orangtua yang menyadari hal ini mengantisipasi dengan memasukkan
anak ke dalam kursus-kursus yang sesuai dengan level anak atau bergabung dalam komunitas, sekolah minggu gereja dan lain-lain.
3 Anak kurang mampu bersaing dan bekerja kelompok team work. Kekurangan homeschooling sebenarnya disesuaikan dengan pribadi peserta
didik dan bagaimana cara orang tua mendidik peserta didik. Seperti yang diceritakan oleh Olivia Setyowati, 2010:9-10, saat ini di sekolah-sekolah
banyak terjadi kasus bullying dan ada beberapa pihak yang merasa bila orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tua yang overprotective akan memilih homeschooling untuk anaknya sehingga anak tidak memiliki sikap untuk bertahan dalam menghadapi segala persoalan.
Padahal bila dilihat dengan terjadinya kasus bullying seperti itu bukannya malah membuat peserta didik bertahan tapi akan mengancam emosi atau mental
anak sehingga anak akan terbentuk dengan memiliki rasa takut dan tertekan.
7. Metode Komunitas dalam Homeschooling Kak Seto Semarang
Homeschooling memiliki tiga jenis metode, yaitu metode tunggal, metode
majemuk, dan metode komunitas. Pada metode homeschooling tunggal, orang tua terjun langsung dalam proses pembelajaran sebagai guru, jika ada guru yang
didatangkan secara privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Guru tersebut bisa berasal dari
lembaga-lembaga yang khusus menyelengarakan program homeschooling. Pada metode homeschooling majemuk dilaksanakan oleh dua atau lebih
keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing. Sedangkan pada homeschooling komunitas
merupakan gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok olah raga, seni dan bahasa,
saranaprasarana dan jadwal pembelajaran. Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan kepercayaan kepada Badan Tutorial untuk memberi materi
pelajaran. Badan tutorial melakukan kunjungannya ke tempat yang disediakan komunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Model pembelajaran dalam metode komunitas memiliki sedikit perbedaan dengan metode tunggal dan majemuk. Dalam komunitas proses
pembelajaran dengan mengumpulkan peserta di sebuah kelas untuk belajar sambil bersosialisasi dengan teman-temannya, jadwal belajar peserta pun
ditentukan oleh tutorial. Sedangkan pada metode tunggal dan majemuk, model pembelajaran yang digunakan adalah Distance Learning. Distance Learning
merupakan proses pembelajaran di mana peserta belajar di rumah dengan modul dan orang tua yang berperan besar sebagai pendidiknya. Adapula
program Tutor Visit yaitu metode pembelajaran di mana peserta belajar di rumah dan didampingi oleh tutor. Dalam tutor visit jadwal belajar disusun
sesuai kesepakatan antara peserta, orangtua dan tutor.
B. Kerangka Berpikir
Hubungan antar manusia, manusia dengan kelompoknya, maupun antar kelompok disebut interaksi sosial Sarwono, 2009:185. Menurut H.
Bonner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan
individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya Ahmadi, 1991:54. Aspek yang mendasari
interaksi sosial menurut Sarwono 2009 dalam bukunya Psikologi Umum yaitu komunikasi, sikap, tingkah laku kelompok, dan norma-norma sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Gunarsa 1979:19 permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksuil dan
bersamaan dengan itu akan dimulai proses perkembangan psikis remaja, dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan orang tua dan mengalami
perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat. Santrock 2003:24 mengungkapkan bahwa pada masa
transisi sosial, remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari
konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua
, serangan agresif
terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran
proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja
. John Flavell dalam Santrock 2003:125 juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk
memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka. Jean Piaget dan
Harry Stack Sullivan dalam Santrock 2003:220 mengemukakan bahwa anak- anak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan
setara melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan
untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman memainkan
peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan remaja. Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih
sayang ikatan yang aman, teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan seksual.
Menurut Steinberg dalam Santrock 2002:42 mengemukakan bahwa masa remaja
awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua
meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis pubertas, perubahan
kognitif yang meliputi peningkatan idealisme dan penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan kebijaksanaan
pada orang tua
, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak orang tua dan remaja. Konflik yang terjadi antara remaja dan orang tua dikarenakan orang tua
berpikir bahwa remaja berubah dari seorang anak yang selalu menurut menjadi seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan menentang standar-standar
orang tua. Oleh karena itu maka banyak orang tua cenderung mengekang, mengendalikan, dan memberi tekanan terhadap remaja. Berikut ada beberapa
strategi untuk mengurangi konflik antara orang tua dan remaja Santrock, 2002: 24 yaitu : 1 menetapkan aturan-aturan dasar bagi pemecahan konflik. 2
Mencoba mencapai suatu pemahaman timbal balik. 3 Mencoba melakukan corah pendapat brainstorming. 4 Mencoba bersepakat tentang satu atau lebih
pemecahan masalah. 5 Menulis kesepakatan. 6 Menetapkan waktu bagi suatu tindak lanjut untuk melihat kemajuan yang telah dicapai. Jadi,
poses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis yaitu pertumbuhan dan
perkembangan fisik. Transisi kognitif yaitu perkembangan kognitif remaja pada lingkungan sosial dan juga proses sosioemosional dan yang terakhir adalah
masa transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua, teman sebaya, serta masyarakat sekitar.
Interaksi dengan teman sebaya akan membuka pandangan baru pada anak dan memberi kebebasan kepada mereka untuk membuat keputusan. Selain itu
interaksi dengan teman sebaya akan membantu anak mempelajari nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sekolah adalah tempat berkumpulnya anak-anak yang
berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan bermacam-macam corak keadaan keluarganya. Sebagaimana Desmita Setiawati, 2010 menyebutkan bahwa
sekolah mempunyai pengaruh penting bagi perkembangan anak terutama dalam perkembangan sosialnya. Interaksi dengan guru dan teman sebayanya di
sekolah, memberikan
peluang yang
besar bagi
anak-anak untuk
mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan sosial, memperoleh pengetahuan tentang dunia serta mengembangkan konsep diri sepanjang masa
pertengahan dan akhir anak-anak. Dengan demikian, anak tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang dunia tetapi juga tentang perilaku-perilaku
yang diharapkan oleh masyarakat. Anak homeschooling lebih sering belajar di lingkungan rumah, tentunya tidak akan memperoleh pengalaman sebanyak anak
sekolah reguler. Anak homeschooling tidak akan merasakan betapa beratnya hidup bersebelahan di antara teman-temannya, bagaimana harus berjuang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara komunitas, tidak akan merasakan penolakan-penolakan dari teman sebaya, yang mana semua itu akan memberikan pengalaman berharga untuk
belajar hidup di masyarakat. Menurut Gloria 2009 dari hasil penelitian, menyatakan bahwa interaksi
sosial pada subjek homeschooling berkembang dengan baik, hal ini tampak dari mudahnya subjek beradaptasi dengan lingkungan dan memiliki cukup
banyak teman bermain serta mampu menyelesaikan masalah baik dengan keluarga atau dengan teman-temannya. Sedangkan menurut Setiawati 2010
menyatakan bahwa kematangan sosial siswa homeschooling kurang memadai, namun pada aspek kognisi mereka di atas rata-rata. Sependapat dengan
Setiawati, Molina 2006 menyatakan interaksi sosial dengan teman sebaya pada dua orang subyek homeschooling kurang optimal karena keduanya lebih
senang melakukan aktivitas sendiri seperti membaca buku di rumah. Lebih lanjut lagi dapat disimpulkan bahwa kedua orang subyek tidak memiliki
kenalan teman sebaya yang baru untuk dijadikan teman dekat semenjak mereka mengikuti homeschooling. Mereka cenderung hanya mempertahankan teman
sebaya yang telah mereka kenal semenjak di sekolah formal. Berdasarkan pro dan kontra dari hasil penelitian tentang interaksi sosial
remaja homeschooling, maka peneliti ingin melakukan penelitian ulang tentang interaksi sosial remaja homeschooling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian