Hubungan Makna Komparasi Koherensi

Penanda hubungan makna penjelasan dalam suatu wacana antara lain yang, jadi, dan lain sebagainya. Misalnya contoh berikut: 41 Gadis kecil ya ng memakai kemeja putih itu adalah adikku. Satuan lingua l yang pada contoh 41 tersebut merupakan sarana penghubung makna penjelasan yang menerangkan gadis kecil tersebut. Kalimat di atas terdiri dari kalimat gadis kecil itu adikku dan gadis kecil memakai kemeja putih. Jadi, pada contoh di atas, gadis kecil itu adikku merupakan kalimat inti, sedangkan gadis kecil memakai kemeja putih merupakan penjelasan dari kalimat pertama. Dalam bahasa Prancis, hubungan makna penjelasan dapat ditunjukkan dari bentuk pronoms relatifs yang digunakan seperti qui, que, où, dont, avec qui, etc. .Contoh penggunaan hubungan makna penjelasan dalam bahasa Prancis adalah sebagai berikut: 42 Je connais un restaurant espagnol que tu aimeras beaucoup Girardet, 2002: 15. “Saya tahu sebuah restauran Spa nyol yang sangat kamu suka i”. Pronom relatifs que pada kalimat tersebut merupakan penanda hubungan makna pe njelasan yang menerangka n un restaurant espagnol ‘restauran Spanyol’ pada klausa sebelumnya. Je connais un restaurant espagnol merupakan kalimat induk seda ngka n tu aimeras beaucoup ce restaurant merupakan kalimat penjelas.

D. Pendekatan Makrostruktural

Secara makrostruktural, suatu analisis wacana menitikberatkan pada garis besar susunan wacana itu secara global untuk memahami teks secara keseluruhan. Pendekatan makrostruktural dapat meliputi struktur tekstual, sistem leksis, dan konteks. Dalam pendekatan makrostruktural, konteks yang dimaksudkan adalah konteks situasi da n buda ya. Konteks situasi dan budaya masyarakat pengguna bahasa merupakan faktor penting yang mendasari pemahaman makna suatu satuan bahasa Sumarlam, 2003: 195-196. Dalam memahami suatu wacana dari aspek makrostruktural, selain pemahaman mengenai konteks wacana, inferensi juga merupakan faktor penting dalam pemahaman suatu wacana.

1. Konteks Situasi dan Budaya

Pemahaman ko nteks situasi da n buda ya da lam suatu wacana menur ut Sumarlam 2003:47-51 dapat dilakukan dengan berbagai prinsisp penafsiran dan pr insip analogi, prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip penafsiran personal, prinsip penafsiran lokasional, prinsip penafsiran temporaldan prinsip analogi.

a. Prinsip Penafsiran Personal

Prinsip penafsiran personal berkaitan dengan partisipan dalam suatu wacana. Halliday dan Hasan menyebut partisipan dalam suatu wacana sebagai pelibat wacana Sumarlam, 2003: 48. Seperti contoh berikut ini: 43 “Kau cantik sekali hari ini.” Pada tuturan di atas, tampak bahwa mitra tutur atau pendengar dari tuturan tersebut menjadi kunci utamanya. Apabila tuturan tersebut ditujukan kepada mitra tutur seorang anak yang berusia 3 tahun, akan berbeda makna dan tanggapannya