Guru yang Baik Pendahuluan

6. Berkawan dalam bermaksiat akan menghancurkan pelajaran Fei Xue. Peserta didik yang melakukan perbuatan maksiat perlu ditangani secara khusus. Guru perlu memperhatikan pergaulan dan kebiasaan peserta didiknya. Perbuatan maksiat menjadikan peserta didik mengikuti hawa nafsunya dan tidak tahu batas kesusilaan. Jika tiada hal yang diseganinya lagi maka dapat merusak pembelajaran.

C. Guru yang Baik

1. Menyambung Cita “Penyanyi yang baik akan menjadikan orang terhanyut akan alunan suaranya; pengajar yang baik akan menjadikan orang menggapai cita-citanya, kata-kata yang ringkas tetapi menjangkau sasaran; tidak mengada-ada tetapi dalam; biar sedikit gambaran tetapi mengena untuk pengajaran. Itu boleh dinamai menyambung cita-Jizhi”. Liji. XVI: 15. Guru yang baik mampu menginspirasi peserta didiknya meneruskan cita-citanya. Bagaimana menjadikan peserta didik dan terinspirasi meneruskan cita? • Kata-kata ringkas tetapi menjangkau sasaran Kata-kata ringkas dan sederhana tetapi mengena maksud yang ingin disampaikan jauh lebih baik daripada kata-kata yang panjang dan berbelit-belit. Kata-kata yang panjang justru membuat peserta didik sulit mengerti apa yang diajarkan. • Tidak mengada-ada tetapi dalam Guru yang baik mampu mengajar dengan kedalaman. Kedalaman diperoleh ketika seorang guru mampu menerapkan Jalan Suci dalam belajar seperti yang terdapat dalam kitab Zhongyong Bab XIX pasal 19. “Banyak-banyalah belajar; pandai-pandailah bertanya; hati-hatilah memikirkannya; dan sungguh-sungguhlah melaksanakannya.” Hal ini sangat sesuai dengan pendekatan saintiik seperti yang terdapat dalam Kurikulum 2013. • Biar sedikit gambaran tetapi mengena untuk pengajaran. Guru yang baik mampu memilih contoh yang tepat. Walaupun contoh yang diberikan sedikit tetapi mengena akan lebih baik dibandingkan terlalu banyak contoh tetapi multi persepsi. Buku Guru SD Kelas IV 6 2. Meragamkan cara mengasuh “Seorang Junzi mengerti apa yang sulit dan yang mudah dalam proses belajar, dan mengerti kebaikan dan keburukan kualitas muridnya, dengan demikian dapat meragamkan cara mengasuhnya. Jika ia dapat meragamkan cara mengasuh, barulah ia benar-benar mampu menjadi guru. Jika ia benar-benar mampu menjadi guru, barulah kemudian ia mampu menjadi kepala departemen. Jika ia benar-benar mampu menjadi kepala, barulah ia mampu menjadi pimpinan Negara. Demikianlah, karena jasa guru orang dapat belajar menjadi pemimpin. Untuk itu, dalam, memilih guru tidak boleh tidak hati-hati. Di dalam catatan tersurat, “Tiga raja dari keempat dinasti itu semuanya karena guru, “ini kiranya memaksudkan hal itu.” Liji. XVI: 16 Bagaimana cara meragamkan dalam mengasuh? • Mengerti apa yang sulit dan yang mudah dalam proses belajar. Mengajar menjadikan guru mengetahui apa yang sulit dan apa yang mudah dalam proses belajar. Mengajar menjadikan guru ‘dipaksa’ menguatkan dirinya dan mencari cara termudah untuk menyampaikan materi yang diajarkan. • Mengerti kebaikan dan keburukan kualitas muridnya. Guru yang baik mengenal kebaikan dan keburukan kualitas muridnya, baik secara karakter maupun kemampuan dan bakatnya. Hal ini menjadikan guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang akan dipergunakan. Dalam hal meragamkan cara mengajar, Mengzi memberikan masukan sebagai berikut. “Seorang Junzi mempunyai 5 macam cara mengajar: 1 Ada kalanya ia memberi pelajaran seperti menanam di saat musim hujan. Memberikan materi saat situasi kondusif. Guru berkewajiban untuk memberi tahu mengajarkan pengetahuan dasar kepada murid sebagai bekal mengeksplorasi lebih lanjut. 2 Ada kalanya ia menyempurnakan kebajikan muridnya. Memperhatikan sikap mentalnya dan spiritualitas muridnya. 3 Ada kalanya ia membantu perkembangan bakat muridnya. Mendorong murid mengembangkan bakat yang dimiliki. 4 Ada kalanya ia bertanya jawab. Mengevaluasi kemajuan muridnya dengan bertanya jawab berdiskusi 7 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti 5 Ada kalanya ia membangkitkan usaha murid itu sendiri.” Mengzi. VIIA: 40 Guru memberikan kesempatan murid melakukan kesalahan dan memperbaikinya dalam belajar. Pendidikan yang Baik Meragamkan cara mengajar Mengerti kebaikan dan keburukan kualitas muridnya Mengerti apa yang sulit dan yang mudah dalam proses belajar Menjadikan orang lain menyambung citanya Mengetahui Enam Hal yang menjadi- kan pendidikan gagal Jiaofei Mengetahui Empat Hal yang menjadi- kan pendidikan berhasil Sixing Menjadikan orang berpikir Mem- bukakan jalan tetapi tidak men- gantar sampai akhir pencapaian Memberi kemudahan Menguatkan dan tidak menjerakan Menumbuhkan keharmonisan Membimbing berjalan tidak menyeret Menumbuhkan sifat baiknya dan menolong dari kekhilafannya. Memanusiakan Manusia dan mengembangkan Jalan Suci. Guru yang Baik Hukum dalam Daxue Hakikat Pendidikan Pendidikan Buku Guru SD Kelas IV 8

Bab II Karakteristik Pendidikan Agama Khonghucu