Berdasarkan ilosoi pendidikan ini, muncul peribahasa “Menanam pohon cukup sepuluh tahun, menanam manusia butuh seratus tahun.” Oleh karena
itu, perlu dipahami bahwa proses pendidikan membutuhkan waktu lama, kerja keras, konsistensi, dan komitmen yang tinggi kesungguhan dari para guru.
Dalam Liji
ditegaskan, “Di rumah, merawat tidak mendidik itu kesalahan orang tua. Di luar rumah, mendidik tidak sungguh-sungguh itu kemalasan
guru.” Atas dasar kenyakinan bahwa watak sejati manusia itu baik, maka
melalui pendidikan dapat menjadikan orang tetap baik, bertahan pada itrah kodrat alaminya. Oleh karena itu, pendidikan harus ada untuk semua orang
tanpa membedakan kelas. Inilah ilosoi dan pemikiran yang paling mendasar tentang pendidikan yang dimiliki umat Ru selama ribuan tahun.
Berdasarkan di atas juga dapat ditarik kesimpulan, bahwa hakikat pendidikan adalah: “Memanusiakan manusia.” Dengan kata lain: ”Belajar
menjadi manusia” sehingga tercipta manusia berbudi luhur Junzi. Dalam Liji Bab XVI Catatan Pendidikan ayat ke empat belas disebutkan bahwa di antara
pelajar, ada empat kekhilafan Si Shi yang wajib dipahami seorang pengajar. Khilaf karena terlalu banyak yang dipelajari Duo Shi; khilaf karena terlalu
sedikit yang dipelajari Gua Shi; khilaf karena menggampangkan Yi Shi; dan khilaf karena ingin segera berhenti belajar Zhi Shi. Keempat masalah ini
timbul di hati yang tidak sama. Bila diketahui akan hatinya, kemudian akan dapat menolong mereka dari kekhilafan itu. Mendidik ialah menumbuhkan
sifat-sifat baiknya dan menolong dari kekhilafannnya.
B. Pendidikan yang Baik
Setelah memahami hakikat pendidikan untuk memanusiakan manusia dan mengembangkan Jalan Suci menyempurnakan peradaban, tugas kita
selanjutnya adalah bagaimana menyediakan ‘Pendidikan yang Baik’. Jika hakikat pendidikan itu penting, tetapi tidak tersedia pendidikan yang baik,
sama artinya kita tidak mementingkan sesuatu yang penting. Oleh karenanya, para guru harus memahami bagaimana pendidikan yang baik itu dapat
terselenggara.
Di dalam kitab Liji tersurat: “Seorang yang mengerti apa yang menjadikan
pendidikan berhasil dan berkembang, dan mengerti apa yang menjadikan pendidikan hancur, ia boleh menjadi guru bagi orang lain. Oleh karena itu, cara
yang bijaksana memberikan pendidikan, seharusnya demikian: Ia membimbing
Buku Guru SD Kelas IV
2
berjalan dan tidak menyeret; ia menguatkan dan tidak menjerakan; ia membuka jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian. Membimbing
berjalan, tidak menyeret menumbuhkan keharmonisan; menguatkan dan tidak menjerakan, itu memberi kemudahan; dan, membukakan jalan tetapi tidak
menuntun sampai akhir pencapaian, menjadikan orang berpikir. Menimbulkan keharmonisan, memberi kemudahan dan menjadikan orang berpikir, itu
pendidikan yang baik.”
Penjelasan prinsip mendidik seorang Junzi adalah sebagai berikut: 1. Membimbing berjalan, tidak menyeret menumbuhkan keharmonisan;
Mendidik seperti halnya mengajari anak kecil berjalan. Pendidik yang baik membimbing dengan kesabaran dan menyesuaikan dengan
kemampuan peserta didik. Peserta didik perlu memahami apa yang dipelajari sebelum mempelajari pelajaran yang baru. Pengetahuan
yang diberikan disesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan dalam diri peserta didik sehingga menumbuhkan keharmonisan.
2. Menguatkan dan tidak menjerakan, itu memberi kemudahan; Pendidikan yang baik bertujuan untuk menguatkan peserta didik.
Pendidik yang baik perlu memotivasi peserta didik sehingga timbul kekuatan dalam dirinya. Pendidik yang baik memotivasi peserta didik
dengan penuh ketulusan, tidak mengekploitasi dan menumbuhkan harga dirinya. Apabila harga diri peserta didik telah tumbuh, maka
peserta didik akan mampu mengembangkan dirinya. Apabila peserta didik mampu mengembangkan dirinya, maka akan memudahkan
dalam pencapaian pembelajarannya.
3. Membukakan jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian, menjadikan orang berpikir.
Pendidik yang baik memberi tahu satu sudut kepada peserta didik agar mencari ketiga sudut lainnya; menjadikan peserta didik timbul
keingintahuan untuk menggali lebih dalam pelajaran. Ketika keingintahuan timbul, akan menjadikan peserta didik berpikir.
Menimbulkan keharmonisan, memberi kemudahan dan menjadikan orang berpikir, itu pendidikan yang baik
“Hukum di dalam Daxue: mencegah sebelum sesuatu timbul, itulah dinamai memberi kemudahan Yu; yang wajib dan diperkenankan, itulah
dinamai cocok waktu Shi; yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang
3
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
diberikan, itulah dinamai selaras keadaan Sun; saling memperhatikan demi kebaikan itulah dinamai saling menggosok Mo. Empat hal inilah yang perlu
diikuti demi berhasil dan berkembangnya pendidikan Sixing.”
Penjelasan Hukum di dalam Da Xue tersebut adalah sebagai berikut. 1. mencegah sebelum sesuatu timbul, itulah dinamai memberi
kemudahan Yu; Pembelajaran dilakukan dengan mengantisipasi hal-hal yang mungkin dapat mengganggu proses pembelajaran dan
mengarahkan kepada hal-hal yang mendukung proses pembelajaran. Misalnya, ketika mengarahkan untuk menggunakan internet sudah
memastikan terlebih dahulu koneksi internet berjalan dengan baik; sebelum memulai pembelajaran dibuat kesepakatan tentang aturan
kelas sehingga peserta didik dapat tertib dan belajar penerapan Li; ketika kesalahan kecil terjadi segera dilakukan perbaikan agar tidak
menjadi besar; dan sebagainya.
2. Hal yang wajib dan diperkenankan, itulah dinamai cocok waktu Shi. Pembelajaran disesuaikan dengan waktu-waktunya. Misalnya
ketika proses belajar mengajar di kelas ada tugas-tugas yang wajib diselesaikan di kelas dan ada tugas pekerjaan rumah ketika keluar
kelas.
3. Hal yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang diberikan, itulah dinamai selaras keadaan Sun. Pembelajaran sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan sehingga peserta didik dapat belajar tentang nilai-nilai dan keteladanan.
4. Saling memperhatikan demi kebaikan itulah dinamai saling menggosok Mo. Suasana pembelajaran diarahkan agar setiap peserta didik
dapat saling peduli, saling memperhatikan demi kebaikan bersama. Kesalahan satu orang bukan berarti yang lain tidak memiliki andil.
Pembiaran merupakan salah satu bentuk andil terjadinya kesalahan.
“Setelah permasalahan timbul baru diadakan larangan, ini biasanya akan mendatangkan perlawanan, yang akan menyebabkan ketidakberhasilan
Busheng. Setelah lewat waktu baru memberi pelajaran yang menyebabkan kita menjadi payah, pahit, dan mengalami kesulitan untuk dapat berhasil
dengan sempurna Nancheng. Pemberian pelajaran yang tidak utuh, tidak jelas, dan tidak sesuai akan mengakibatkan kerusakan dan kekacauan sehingga
tidak terbina Buxiu.
Buku Guru SD Kelas IV
4
Belajar sendirian dan tanpa sahabat menyebabkan orang merasa sebatang kara dan tidak berkembang karena kekurangan informasi Guawen. Berkawan
dalam berhura-hura menjadikan orang melawan guru Nishi. Dan, berkawan dalam bermaksiat akan menghancurkan pelajaran Feixue. Enam hal inilah
yang menjadikan pendidikan cenderung gagal Jiaofei.”
Berikut adalah penjelasan enam hal yang menjadikan pendidikan cenderung gagal Jiao Fei :
1. Setelah permasalahan timbul baharu diadakan larangan, akan mendatangkan perlawanan, itu akan menyebabkan ketidakberhasilan
Bu Sheng. Peserta didik membutuhkan kejelasan apa-apa yang boleh dan apa-apa yang tidak diperkenankan. Jikalau tidak ada kejelasan
dan sudah terjadi permasalahan akan sulit untuk meluruskan kembali.
2. Setelah lewat waktu baru memberi pelajaran yang menyebabkan payah, pahit dan mengalami kesulitan untuk dapat berhasil sempurna Nan
Cheng. Ketika peserta didik melakukan kesalahan tetapi dibiarkan atau dinasehati atau diperbaiki ketika telah lewat permasalahannya
akan menimbulkan kesulitan dan ketidakmengerTian peserta didik.
3. Pemberian pelajaran yang tidak utuh, tidak jelas dan tidak sesuai akan mengakibatkan kerusakan dan kekacauan sehingga tidak terbina Bu
Xiu. Pembelajaran yang tidak memiliki struktur dan sistemika akan
membuat peserta didik sulit mengikuti dan tidak dapat melihat hal- hal pokok yang ingin disampaikan.
4. Belajar sendirian dan tanpa sahabat menyebabkan orang merasa sebatang kara dan tidak berkembang karena kekurangan informasi
Gua Wen. Ada kalanya peserta didik tidak mengerti apa yang dipelajarinya. Hal
ini membutuhkan kawan untuk saling bertukar informasi agar dapat berkembang dan meluaskan wawasannya.
5. Berkawan dalam berhura-hura menjadikan orang melawan guru Ni Shi.
Guru perlu memperhatikan pergaulan dan kebiasaan peserta didik. Kebiasaan berhura-hura akan menyebabkan peserta didik lepas
kendali emosinya. Ketika emosinya lepas tidak kendali dan merasa terusik kesenangannya menjadikan melawan guru.
5
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
6. Berkawan dalam bermaksiat akan menghancurkan pelajaran Fei Xue.
Peserta didik yang melakukan perbuatan maksiat perlu ditangani secara khusus. Guru perlu memperhatikan pergaulan dan kebiasaan
peserta didiknya. Perbuatan maksiat menjadikan peserta didik mengikuti hawa nafsunya dan tidak tahu batas kesusilaan. Jika tiada
hal yang diseganinya lagi maka dapat merusak pembelajaran.
C. Guru yang Baik