destilasi, cawan porselen alas rata, krus porselen bertutup, desikator, tanur, vortex, 24-well plate, 6-well plate, dan 96-well plate.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah andaliman yang sudah matang yang berwarna hijau kemerahan sampai merah tua kecoklatan,
etilasetat hasil destilasi, dan bahan kimia yang digunakan kecuali dinyatakan lain adalah berkualitas pro analisis, yaitu: α-naftol, amonium hidroksida, asam asetat
anhidrida, asam asetat pekat, asam klorida pekat, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, benzen, besi III klorida, bismut III nitrat, eter, etanol, n-heksana, etilasetat,
hepes Sigma, iodium, isopropanol, kalium iodida, kloroform, metanol, natrium hidroksida, natrium sulfat anhidrat, petroleum eter, raksa II klorida, serbuk
magnesium, serbuk zinkum, sodium hidrogen sulfat Macalai tesque, timbal II asetat, toluena, air suling, dan dimethyl sulfoxide DMSO Sigma. Sel kanker
payudara T47D merupakan koleksi Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM. Media Roswell Park Memorial Institute RPMI, media M199, Fetal Bovine
Serum FBS 10 vv Gibco, penisillin-streptomisin 2 vv Gibco, dan Fungizone amphoterisin B 0,5. Selain bahan-bahan di atas, digunakan juga
larutan 0,25 trypsin-EDTA Gibco, MTT [3-4,5-dimetiltiazol-2-il-2,5
difeniltetrazolium bromida] Sigma dengan konsentrasi 5 mgmL, Phospate Buffer Saline PBS, natrium dodesil sulfat dalam 0,01 N HCl, propium iodida Sigma
Aldrich, Annexin V, protein cox-2, dan protein Bcl-2.
3.3 Penyiapan Bahan Uji
Universitas Sumatera Utara
Penyiapan bahan uji meliputi pengumpulan bahan tumbuhan secara purposif. Identifikasi tumbuhan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Herbarium
Bogoriense, Bogor, pembuatan simplisia, dan pembuatan ekstrak buah andaliman. Sampel yang digunakan adalah buah andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC.
yang diperoleh dari Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Buah andaliman yang telah dikumpulkan dicuci bersih dengan air mengalir,
ditiriskan kemudian ditimbang sebagai berat basah. Bahan ini kemudian dikeringkan di lemari pengering hingga kering, kemudian ditimbang sebagai berat kering. Bahan
kemudian diserbuk dengan menggunakan blender. Simplisia dimasukkan dalam wadah plastik dan diikat, diberi etiket lalu disimpan pada tempat yang terlindung dari
cahaya matahari. Sebanyak 1 kg 10 bagian serbuk simplisia buah andaliman dimasukkan ke
dalam bejana, ditambahkan 7,5 L n-heksana lalu bejana ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk. Kemudian disaring dan ampas
dibilas kembali dengan n-heksana hingga diperoleh 10 L 100 bagian. Maserat ditampung pada botol gelap, dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya
selama 2 hari kemudian disaring. Ampas serbuk simplisia dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering, serbuk dimaserasi dengan pelarut etilasetat
kemudian dengan pelarut etanol dengan perlakuan yang sama seperti pada pelarut n- heksana. Kemudian masing-masing ekstrak dipekatkan dengan menggunakan rotary
evaporator. Masing-masing ekstrak dikeringkan dengan freeze dryer Depkes RI, 1979
.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Pembuatan Pereaksi
Pereaksi yang digunakan adalah FeCl
3
, HCl, PbSO
4 2
, Mayer, Molish, Dragendorff, H
2
SO
4
, Bouchardat, dan Liebermann-Burchard. Cara pembuatan pereaksi sebagai berikut:
- larutan besi III klorida 1 bv FeCl
3
dibuat dengan melarutkan 1 g besi III klorida dalam air suling sampai 100 mL Depkes RI, 1995.
- larutan asam klorida 2 N dibuat dengan mengencerkan 17 mL asam klorida
pekat dengan air suling sampai 100 mL Depkes RI, 1979. -
larutan timbal II asetat 0,4 M dibuat dengan melarutkan 15,17 g timbal II asetat dalam air suling bebas CO
2
hingga 100 mL Depkes RI, 1995. -
larutan Molish dibuat dengan melarutkan 3 g α-naftol dalam asam nitrat 0,5
N hingga 100 mL Depkes RI, 1995. -
larutan asam sulfat 2 N dibuat dengan mengencerkan 5,5 mL asam sulfat pekat dengan air suling hingga diperoleh 100 mL Depkes RI, 1995.
- larutan Bouchardat dibuat dengan melarutkan 4 g kalium iodida dalam air
suling secukupnya kemudian ditambahkan 2 g iodida sedikit demi sedikit, cukupkan dengan air suling sampai 100 mL Depkes RI, 1995.
- larutan Liebermann-Burchard dibuat dengan mencampur secara perlahan 5
mL asam asetat anhidrida dengan 5 mL asam sulfat pekat tambahkan etanol hingga 50 mL Merck, 1978.
- larutan Mayer dibuat dengan melarutkan 1,36 g raksa II klorida dalam air
suling hingga 60 mL. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 20 mL air suling. Kedua larutan dicampurkan dan
ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes Ri, 1995.
Universitas Sumatera Utara
- larutan Dragendorff dibuat dengan melarutkan 0,8 g bismut III nitrat dalam
asam nitrat pekat 20 mL kemudian dicampurkan dengan larutan kalium iodida sebanyak 27,2 g dalam 50 mL air suling. Campuran didiamkan sampai
memisah sempurna. Larutan jernih diambil dan diencerkan dengan air suling secukupnya hingga 100 mL Depkes Ri, 1995.
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia dan Ekstrak