BAB 1 Pendahuluan
MenteriGubernur sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi terhadap dokumen perizinan di bidang pertambangan beserta kelengkapannya sesuai ketentuan Ps. 2 dan Pasal 3
sesuai dengan dokumen yang diserahkan. Evaluasi dilakukan oleh MenteriGubernur terhadap penerbitan IUP sesuai kewenangannya, dengan ketentuan sbb:
•
Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap penerbitan IUP PMDN yang lintas provinsi dan IUP PMA yang diserahkan oleh Gubernur atau BupatiWalikota.
•
Gubernur melakukan evaluasi terhadap penerbitan IUP PMDN yang WIUP nya berada di daerah Provinsi.
Selain itu, evaluasi terhadap penerbitan IUP dilakukan terhadap IUP penyesuaian dari KP; dan atau KP yang belum berakhir jangka waktunya tetapi belum disesuaikan menjadi IUP.
Dalam rangka tindak lanjut penataan IUP sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014, KESDM mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata Cara Evaluasi Penerbitan Izin
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara yang mengatur evaluasi terhadap penerbitan IUP berdasarkan 5 lima kriteria antara lain:
1.
ADMINISTRASI
Kriteria administrasi terdiri dari:
•
Pengajuan permohonan perpanjangan peningkatan KP atau IUP sebelum masa berlaku KP atau IUP berakhir;
•
Pencadangan dan permohonan KP ditetapkan sebelum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
•
KP Eksploitasi merupakan peningkatan dari KP Eksplorasi;
•
Tidak memiliki lebih dari satu KP atau IUP bagi Badan usaha yang tidak terbuka;
•
Jangka waktu berlakunya IUP Eksplorasi tidak melebihi ketentuan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
•
Permohonan pencadangan wilayah tidak diajukan pada wilayah KKPKP2BKPIUP yang masih aktif dan sama komoditas;
•
Jangka waktu IUP Operasi Produksi tidak boleh melebihi jangka waktu KP Eksploitasi;
•
KP yang masih berlaku setelah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
2.
KEWILAYAHAN
Kriteria kewilayahan terdiri dari:
•
WIUP tidak tumpang tindih dengan WIUP lain yang sama komoditas;
•
WIUP tidak tumpang tindih dengan WPN;
•
Tidak tumpang tindih dengan wilayah administratif KabupatenKota atau Provinsi lain;
•
Koordinat IUP Eksplorasi sesuai dengan koordinat pencadangan wilayah;
•
Koordinat IUP Operasi Produksi berada di dalam koordinat IUP Eksplorasi; danatau
•
Koordinat IUP sejajar garis lintang bujur.
20 LAPORAN KINERJA 2016
BAB 1 Pendahuluan