BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
biaya lebih baik;
5.
Pengawasan ke lapangan lokasi pertambangan untuk pembinaan dan pengawasan kegiatan operasional pertambangan agar sesuai dengan dokumen RKAB.
3.1.6 MENINGKATNYA JUMLAH FASILITAS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL DALAM NEGERI
Realisasi Capaian
Sasaran strategis “Meningkatnya Jumlah Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Mineral Dalam Negeri”, capaian realisasinya didukung oleh 1 satu indikator kinerja yaitu jumlah fasilitas
pengolahan dan pemurnian mineral dalam negeri smelter. Indikator kinerja sasaran beserta
target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam Tabel 3.15.
Sampai dengan akhir Tahun 2016, realisasi smelter sebanyak 2 unit dari total target sebanyak
4 unit.
Tabel 3.15.
Pengukuran Kinerja Jumlah Fasilitas
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi
Meningkatnya Jumlah Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Mineral
Dalam Negeri Jumlah Fasilitas Pengolahan
dan Pemurnian Mineral Dalam Negeri
Unit 4
2 50
Evaluasi Capaian
Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian smelter di dalam negeri dilaksanakan sebagai
upaya untuk mewujudkan peningkatan kapasitas produksi logam di dalam negeri, menyediakan hasil pengolahan danatau pemurnian komoditas mineral sebagai bahan baku industri strategis
di dalam negeri, memberikan muliplier effect baik secara ekonomi, sosial dan budaya, serta
meningkatkan penerimaan negara. Proses kegiatan smelter meliputi:
1.
Pembinaan dan Pengawasan Tahapan Kegiatan Penyiapan Analisis mengenai dampak lingkungan AMDAL.
2.
Pembinaan dan Pengawasan Tahapan Penyiapan Ground Breaking dan Awal Konstruksi Pabrik.
3.
Pembinaan dan Pengawasan Tahapan Penyiapan Tahap Pertengahan Konstruksi Pabrik.
4.
Pembinaan dan Pengawasan Tahapan Penyiapan Tahap Akhir Konstruksi, Penyiapan Tahap CommissioningProduksi.
Target pembangunan smelter tahun 2016 yang terdapat dalam dokumen Renstra sebesar 9 Unit,
namun dalam Perjanjian Kinerja PK Ditjen Minerba tahun 2016 target pembangunan smelter
yang direncanakan akan selesai pada tahun 2016 ialah sebanyak 4 unit. Hal tersebut terjadi karena kondisi iklim investasi pertambangan untuk pembangunan fasilitas pengolahan dan
53 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA 2016
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA