Perencanaan Kinerja Tujuan-3: Terwujudnya Peningkatan Investasi Sub Sektor Mineral dan Batubara

BAB 2 Perencanaan Kinerja

INDIKATOR KINERJA SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 Penerimaan Negara Bukan Pajak Sub Sektor Minerba Rp Triliun 52,2 44,7 45,2 45,6 46,1 Dana Bagi Hasil DBH Sub Sektor Minerba Rp Triliun 24,6 21,0 21,2 21,5 21,7 Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Rp Miliar 2.067 2.129 2.192 2.258 2.326 Investasi Sub Sektor Minerba Rp Triliun 74 78 82 88 93 Luas Reklamasi Lahan Bekas Tambang Hektar 6.600 6.700 6.800 6.900 7.000 Tingkat Kekerapan Frekuensi 0,50 0,49 0,48 0,47 0,46

2.2.2 PERJANJIAN KINERJA PK

Dengan telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu dilakukan penyusunan Laporan Kinerja LAKIP. Bahan utama dalam penyusunan LAKIP adalah Perjanjian Kinerja PK. Perjanjian kinerja adalah lembardokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan programkegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Komponen perjanjian kinerja meliputi sasaran strategis, indicator kinerja, dan satuan target. Sasaran strategis adalah sesuatu outcome yang akan dicapai dihasilkan secara nyata oleh instansi pemerintah dalam jangka waktu lima tahun rencana strategis sedangkan indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran strategis. Penetapan indikator kinerja ini sangat penting mengingat fungsinya sebagai pengukur atau penentu keberhasilan atau kegagalan instansi pemerintah dalam melaksanakan rencana-rencana strategisnya. Adapun tujuan khusus penetapan indiator kinerja antara lain adalah: 1. Meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; 2. Sebagai dasar penilaian keberhasilankegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; 3. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan 4. Sebagai dasar pemberian rewardpunishment. Adapun perjanjian kinerja Ditjen Minerba Tahun 2016 seperti ditunjukkan pada Tabel 2.13. 31 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA 2016