BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
PRODUKSI PRODUK OLAHAN NIKEL NPI dan FERRONIKEL
Capaian produksi produk olahan nikel 2016 sebesar 860.114 ton atau lebih besar sebanyak 209.114 ton atau 132,1 di atas target bila dibandingkan dengan target produksi 2016 sebesar
651.000 ton. Peningkatan ini salah satunya dikarenakan telah bertambahnya fasilitas pengolahan dan pemurnian produk olahan nikel di dalam negeri.
Bila dibandingkan dengan realisasi produksi produk olahan nikel tahun 2015 sebesar 358.057 ton, maka realisasi produksi produk olahan nikel tahun 2016 meningkat sebesar 502.057 ton atau
140 dari realisasi tahun 2015.
Bila dibandingkan dengan target produksi produk olahan nikel tahun 2016 pada renstra KESDM 2015-2019 sebesar 651.000 ton, maka realisasi produksi produk olahan nikel tahun 2016 meningkat
sebanyak 209.114 ton atau 132,1 diatas target. Peningkatan ini salah satunya dikarenakan telah bertambahnya fasilitas pengolahan dan pemurnian produk olahan nikel di dalam negeri.
PRODUKSI NIKEL MATTE
Capaian produksi nikel matte 2016 sebesar 78.748 ton atau lebih rendah 1.251 ton atau 2 di bawah target bila dibandingkan dengan target produksi 2016 sebesar 80.000 ton. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya kadar Ni dalam bijih hasil penambangan di PT Vale Indonesia sehingga target produksi nikel matte yang dihasilkan oleh PT Vale Indonesia tidak tercapai.
Bila dibandingkan dengan realisasi produksi nikel matte tahun 2015 sebesar 82.440 ton, maka realisasi produksi nikel matte tahun 2016 menurun sebesar 3.692 ton atau 4 lebih rendah dari
realisasi tahun 2015.
Bila dibandingkan dengan target produksi nikel matte tahun 2016 pada renstra KESDM 2015-2019 sebesar 80.000 ton, maka realisasi produksi nikel matte tahun 2016 menurun sebanyak 1.251 ton
atau 2 di bawah target 2016. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kadar Ni dalam bijih hasil penambangan di PT Vale Indonesia sehingga target produksi nikel matte yang dihasilkan oleh PT
Vale Indonesia tidak tercapai.
Upaya perbaikan kedepan untuk mencapai produksi mineral sesuai target yang direncanakan antara lain:
1.
Melakukan perhitungan target yang disesuaikan dengan kondisi pertambangan mineral yang ada;
2.
Melakukan pembinaan pengawasan kepada perusahaan seperti pengawasan melalui pemantauan laporan produksi dan pemasaran secara berkala setiap bulan pada
perusahaan;
3.
Melakukan bimbingan teknis bagi pelaku usaha pertambangan mineral secara rutin;
4.
Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya RKAB perusahaan pertambangan mineral dilakukan sebelum tahun kegiatan berjalan sehingga perencanaan produksi dan anggaran
52 LAPORAN KINERJA 2016