1 Oct 2005 24 Mei 2008 ProdukHukum BankIndonesia

Perkembangan Ekonomi M akro Regional Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 11 PERKEM BANGAN USAHA PADA CONTACT LIAISON Perkembangan usaha pada contact liaison di triw ulan II-2008 menunjukkan arah yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa variabel seperti permintaan pasar domestik dan ekspor yang menunjukkan perbaikan terutama di sektor industri pertambangan dan industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam SDA. Sektor-sektor ekonomi lainnya perbankan, perhotelan, transportasi, dan bangunan juga menunjukkan kinerja usaha yang cukup baik. Di sisi lain, pada umumnya conctact liaison menilai kondisi internal dalam negeri belum sepenuhnya kondusif bagi perkembangan usaha. Kondisi tersebut, salah satunya, yang menyebabkan beroperasinya usaha di baw ah kapasitas terpasang tidak lebih dari 80 persen. Permasalahan-permasalahan yang dianggap tidak kondusif oleh kalangan dunia usaha, antara lain: i kendala perizinan, khususnya yang terkait dengan ekspansi usaha, ii kenaikan biaya energi, khususnya solar, iii naiknya harga pupuk jenis majemuk NPK dan phospat, iv pengenaan peraturan daerah yang tidak kondusif bagi dunia usaha . Permintaan pasar terhadap produk contact liaison saat ini cukup besar. Hal ini terbukti dari permintaan pasar domestik beberapa produk di sektor bangunan dan industri otomotif selama Tw -II 2008 menunjukkan peningkatan. Produk-produk yang mengalami peningkatan antara lain minyak goreng, batu bara, juga pada beberapa contact liaison di industri perbankan, perhotelan, bangunan, dan transportasi. M eningkatnya pertumbuhan permintaan sektor perumahan antara lain didukung oleh tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah yang masih menarik. Namun, dengan kecenderungan meningkatnya laju inflasi, benchmark BI rate juga mengalami koreksi naik yang sampai akhir Juni mencapai 8,50 atau naik 50 basis point dan dikhaw atirkan berimbas pada kenaikan suku bunga kredit secara umum. Contact Liaison di industri perhotelan mengatakan bahw a occupancy rate ditunjang oleh tamu-tamu yang datang untuk kegiatan bisnis, bukan karena program Visit M usi 2008. Pada sektor industri transportasi kota, yakni jasa taksi, kendati telah terjadi kenaikan harga BBM Tabel 1 namun permintaan jasa angkutan taksi tetap besar dikarenakan masih banyak pangsa pasar yang belum tergarap. Sektor perbankan juga cenderung baik, terbukti dari pertumbuhan penyaluran kredit yang berkisar sekitar 30 . Suplemen 1 Grafik 1 Suku Bunga Kredit;BI rate; Inflasi - 3 6 9 12 15 18 21 24 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 [BI rat e dan Kredit Konsusmsi rat e ] [Inf lat ion rat e ] - 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 BI rat e [LHS] Rat e Kredit Konsumsi [RHS] Inf las Rat ei [RHS] Tabel 1 Kenaikan BBM Bersubsidi Premium M. Tanah Solar Rata-Rata Kenaikan 1 Feb 2005 1810 1800 1650 1 Mar 2005 2400 2200 2100

27.38 1 Oct 2005

4500 2000 4300

61.19 24 Mei 2008

6000 2300 5500 27.78 Liaison adalah kegiatan pemantauan kondisi usaha dengan mew aw ancarai langsung pelaku usaha Perkembangan Ekonomi M akro Regional Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 12 Permintaan pasar luar negeri masih didominasi sektor ekonomi yang berbasis SDA seperti sub sektor perkebunan, industri pengolahan, dan pertambangan. Penjualan batu bara untuk pasar ekspor sebesar 34,7 dan selebihnya untuk penjualan domestik. Namun, usaha untuk meningkatkan volume penjualan terkendala oleh terbatasnya daya angkut kereta api dari Tanjung Enim menuju Pelabuhan Laut Tarahan di Lampung. Keterbatasan tersebut dapat ditanggulangi dengan penambahan kereta dengan gerbong yang cukup. M enurut contact liaison di industri pengolahan CPO, pengenaan pajak ekspor CPO secara progresif mengakibatkan pengusaha tidak dapat memaksimalkan keuntungan yang dikarenakan tingginya harga CPO di pasar internasional. Rata-rata kondisi kapasitas utilisasi contact liaison selama Tw -II 2008 tidak lebih dari 80 . Penggunaan kapasitas produksi terpasang, khususnya di sektor industri pengolahan terhambat oleh sulitnya mendapatkan bahan baku Tandan Buah Segar TBS untuk diolah menjadi saw it, kesulitan perluasan lahan perkebunan, dan adanya pabrik tanpa kebun petani plasma menjual CPO kepada inti secara ilegal karena rendahnya law enforcement. Kekurangan bahan baku serta tingginya biaya produksi dikarenakan mahalnya biaya listrik juga mempengaruhi industri crumb rubber. Investasi juga masih diminati oleh para contact liaison. Ini terbukti sekitar 70 contact liaison di Tw -II berencana untuk melakukan investasi di tahun 2008 dan 2009 dalam bentuk: i perluasan jaringan kantor, ii pengadaan sarana transportasi, iii investasi pemanfaatan limbah sebagai alternatif bahan bakar dalam rangka efisiensi, iv pembelian mesin untuk meningkatkan pelayanan kepada customer. Sebagian besar pembiayaan di Tw - II ini menggunakan dana non-perbankan dan hanya 40 yang menggunakan dana perbankan untuk keperluan investasi dan modal kerja mereka. Suku bunga kredit rupiah dan valas dinilai oleh contact liaison masih relatif tinggi. Jumlah tenaga kerja yang digunakan relatif stabil. Rekrutmen tenaga kerja dilakukan antara lain dikarenakan: tenaga kerja yang pensiun, mengundurkan diri, dan habis masa kontrak kerjanya. Grafik 2 Harga Dunia Beberapa Komoditas Pilihan 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95 105 115 125 1 9 8 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 USD bbl; UScents pound USD M ton 200 400 600 800 1000 1200 1400 M alaysia Palm Oil, USDM t on LHS Ru bb er Smo ked Sh eed, US censt p ou nd [RHS] Cru de Oil, USDb bl [RHS] Co al, USDM To n [RHS] Perkembangan Ekonomi M akro Regional Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 13 Di sektor industri pengolahan, umumnya perputaran bahan baku sangat cepat. M isalnya untuk industri crumb rubber hanya membutuhkan w aktu dua minggu untuk memproses bokar menjadi crumb rubber yang siap diekspor. Demikian pula dengan industri CPO, TBS yang baru dipetik petani harus segera diproses untuk menghindari terjadinya kerusakan yang akan mengurangi mutu CPO. Harga jual produk dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain perkembangan harga jual komoditas di pasar internasional, meningkatnya harga BBM dan kenaikan harga-harga input. Walaupun harga jual di pasar internasional terus membaik, margin keuntungan diperkirakan tidak banyak mengalami perubahan. Hal itu antara lain disebabkan oleh: i kenaikan harga-harga bahan baku, kenaikan harga bahan penolong atau input lainnya, ii contact liaison yang tidak ingin serta merta menaikkan harga jual karena tidak ingin kehilangan pembeli atau pelanggan yang daya belinya belum mengalami peningkatan, iii terdapat kontrak jual untuk jangka w aktu tertentu. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 14 Namun demikian, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triw ulan sebelumnya, sub sektor telekomunikasi mengalami perlambatan pertumbuhan. Demikian pula dengan sub sektor pengangkutan yang tumbuh sebesar 4,76 persen, juga mengalami perlambatan pertumbuhan apabila dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,86 persen. Dari hasil liaison yang dilakukan KBI Palembang diperoleh informasi bahw a kondisi usaha di sub sektor pengangkutan khususnya angkutan darat cukup baik dengan peningkatan margin keuntungan rata-rata sebesar 10 persen. Pertumbuhan ekonomi di sektor jasa-jasa secara umum sangat dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas jasa pemerintahan yang didorong oleh peningkatan belanja pegaw ai. Salah satu faktor penyebab percepatan pertumbuhan sektor ini adalah pencairan rapel kenaikan gaji PNS pada triw ulan ini. Sektor keuangan, persew aan dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran PHR masing-masing tercatat tumbuh sebesar 7,90 persen dan 7,21 persen. Namun demikian, dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya pertumbuhan tahunan sektor keuangan tercatat mengalami perlambatan. M elambatnya pertumbuhan ekonomi tahunan di sektor keuangan, persew aan, dan jasa dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triw ulan sebelumnya tidak terlepas dari menurunnya kinerja sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan dengan sektor keuangan, persew aan, dan jasa. Sub sektor hotel tercatat mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 17,21 persen. Sekt or lain yang mengalami pert umbuhan cukup baik adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, dan sektor industri pengolahan yang masing-masing tumbuh sebesar 6,83 persen, 6,10 persen, dan 4,68 persen. Pertumbuhan ekonomi di sektor industri pengolahan sangat erat kaitannya dengan sektor pertanian yang merupakan bahan baku bagi mayoritas industri pengolahan di Sumsel. Seiring dengan kondisi pada sub sektor tanaman perkebunan, sektor industri pengolahan Sumsel yang mayoritas menggunakan bahan baku dari tanaman perkebunan mengalami kondisi yang cukup baik. Dari hasil liaison diperoleh informasi bahw a tingginya permintaan CPO dari pasar domestik maupun internasional menjadi pendorong pertumbuhan di sektor ini. Namun demikian terdapat beberapa kendala berupa : kenaikan harga BBM , kenaikan harga pupuk NPK dan Phospat, perda yang tidak kondusif serta kesulitan perizinan. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 15 Sektor bangunan yang pada triw ulan I tumbuh sebesar 7,59 persen masih terkendala dengan peningkatan harga bahan bangunan maupun biaya lain terkait dengan kenaikan harga BBM pada akhir bulan M ei 2008. Hal tersebut terkonfirmasi oleh kegiatan liaison program yang menunjukkan bahw a selain peningkatan harga bahan bangunan yang rata-rata di atas 10 persen, juga terjadi kenaikan antara lain, upah pekerja, biaya perijinan, birokrasi serta keterbatasan lahan dan akses listrik PLN yang masih sulit. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial SHPR yang dilakukan oleh Bank Indonesia diperoleh informasi mengenai terjadinya kenaikan harga jual rumah rata-rata sebesar 4-5 persen sebagai imbas dari kenaikan harga bahan bangunan. Sektor pertanian pada Tw -II 2008 tumbuh sebesar 3,37 persen. Pertumbuhan tahunan pada triw ulan ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triw ulan sebelumnya yang disebabkan karena kontraksi pertumbuhan pada sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor tanaman bahan makanan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,95 persen yang disebabkan karena kondisi pasca panen yang terjadi di w ilayah sentra beras Sumsel, sedangkan kontraksi yang dialami sub sektor kehutanan lebih disebabkan karena semakin terbatasnya hutan areal produksi sehingga menyulitkan dalam mendapatkan bahan baku. Sektor pertambangan dan penggalian tercatat mengalami pertumbuhan tahunan yang paling rendah yakni sebesar 0,64 persen. Rendahnya pertumbuhan tahunan di sektor ini disebabkan karena ketidakoptimalan kapasitas produksi yang terjadi di sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang tumbuh sebesar 0,12 persen maupun di sub sektor pertambangan tanpa migas yang tercatat mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 2,30 persen. Rendahnya produksi di sub sektor pertambangan migas lebih disebabkan karena faktor usia sumur yang sudah tua dan tidak adanya penemuan sumur baru, sedangkan rendahya pertumbuhan di sub sektor pertambangan non migas terutama Tabel 1.2 Kenaikan Biaya Input Sektor Properti No Komponen Input Kenaikan Harga 1 Semen 30 s.d 50 persen 2 Besi Bet on 50 s.d 75 persen 3 Kayu Balokan 10 s.d 20 persen 4 Bat u 10 s.d 15 persen 5 Bat u Bat aBat u Tela 10 s.d 15 persen 6 Daun Pint u 10 s.d 15 persen 7 Gent eng 10 s.d 15 persen 8 Seng 10 s.d 15 persen 9 Tukang Bukan M andor 20 s.d 30 persen Sumber : Survei Harga Properti Residensial KBI Palembang, diolah Perkembangan Ekonomi M akro Regional Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 16 batu bara seperti yang terkonfirmasi pada kegiatan liaison adalah adanya kendala pada pengiriman hasil produksi sehingga produksi batu bara cenderung stagnan. Saat ini pengiriman batu bara terkendala dengan keterbatasan daya tampung kereta api yang mengangkut batu bara tersebut ke pelabuhan.

1.2. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Secara Triw ulanan qtq