Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 11
PERKEM BANGAN USAHA PADA CONTACT LIAISON
Perkembangan usaha pada contact liaison di triw ulan II-2008 menunjukkan arah yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa variabel seperti permintaan pasar domestik
dan ekspor yang menunjukkan perbaikan terutama di sektor industri pertambangan dan industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam SDA. Sektor-sektor ekonomi lainnya
perbankan, perhotelan, transportasi, dan bangunan juga menunjukkan kinerja usaha yang cukup baik. Di sisi lain, pada umumnya conctact liaison menilai kondisi internal dalam
negeri belum sepenuhnya kondusif bagi perkembangan usaha. Kondisi tersebut, salah satunya, yang menyebabkan beroperasinya usaha di baw ah kapasitas terpasang tidak lebih
dari 80 persen. Permasalahan-permasalahan yang dianggap tidak kondusif oleh kalangan dunia usaha, antara lain: i kendala perizinan, khususnya yang terkait dengan ekspansi
usaha, ii kenaikan biaya energi, khususnya solar, iii naiknya harga pupuk jenis majemuk NPK dan phospat, iv pengenaan peraturan daerah yang tidak kondusif bagi dunia usaha
. Permintaan pasar terhadap produk contact liaison saat ini cukup besar. Hal ini
terbukti dari permintaan pasar domestik beberapa produk di sektor bangunan dan industri otomotif selama Tw -II 2008 menunjukkan peningkatan. Produk-produk yang mengalami
peningkatan antara lain minyak goreng, batu bara, juga pada beberapa contact liaison di industri perbankan, perhotelan, bangunan, dan transportasi. M eningkatnya pertumbuhan
permintaan sektor perumahan antara lain didukung oleh tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah yang masih menarik. Namun, dengan kecenderungan meningkatnya laju
inflasi, benchmark BI rate juga mengalami koreksi naik yang sampai akhir Juni mencapai 8,50 atau naik 50 basis point dan dikhaw atirkan berimbas pada kenaikan suku bunga
kredit secara umum.
Contact Liaison di industri
perhotelan mengatakan bahw a occupancy rate
ditunjang oleh tamu-tamu yang datang untuk kegiatan bisnis, bukan
karena program Visit M usi 2008. Pada sektor industri transportasi kota, yakni
jasa taksi, kendati telah terjadi kenaikan harga BBM Tabel 1 namun permintaan
jasa angkutan taksi tetap besar dikarenakan masih banyak pangsa pasar
yang belum tergarap. Sektor perbankan juga cenderung baik, terbukti dari
pertumbuhan penyaluran kredit yang berkisar sekitar 30 .
Suplemen 1
Grafik 1 Suku Bunga Kredit;BI rate; Inflasi
- 3
6 9
12 15
18 21
24
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
[BI rat e dan Kredit Konsusmsi rat e ] [Inf lat ion rat e ]
- 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
BI rat e [LHS] Rat e Kredit Konsumsi [RHS]
Inf las Rat ei [RHS]
Tabel 1 Kenaikan BBM Bersubsidi
Premium M. Tanah Solar Rata-Rata Kenaikan 1 Feb 2005
1810 1800
1650
1 Mar 2005
2400 2200
2100
27.38 1 Oct 2005
4500 2000
4300
61.19 24 Mei 2008
6000 2300
5500
27.78
Liaison adalah kegiatan pemantauan kondisi usaha dengan mew aw ancarai langsung pelaku usaha
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 12
Permintaan pasar luar negeri masih didominasi sektor ekonomi yang berbasis SDA seperti sub sektor perkebunan, industri pengolahan, dan pertambangan. Penjualan batu
bara untuk pasar ekspor sebesar 34,7 dan selebihnya untuk penjualan domestik. Namun, usaha untuk meningkatkan volume penjualan terkendala oleh terbatasnya daya angkut
kereta api dari Tanjung Enim menuju Pelabuhan Laut Tarahan di Lampung. Keterbatasan tersebut dapat ditanggulangi dengan penambahan kereta dengan gerbong yang cukup.
M enurut contact liaison di industri pengolahan CPO, pengenaan pajak ekspor CPO secara progresif mengakibatkan pengusaha tidak dapat memaksimalkan keuntungan yang
dikarenakan tingginya harga CPO di pasar internasional.
Rata-rata kondisi kapasitas utilisasi contact liaison selama Tw -II 2008 tidak lebih dari 80 . Penggunaan kapasitas produksi terpasang, khususnya di sektor industri pengolahan
terhambat oleh sulitnya mendapatkan bahan baku Tandan Buah Segar TBS untuk diolah menjadi saw it, kesulitan perluasan lahan perkebunan, dan adanya pabrik tanpa kebun
petani plasma menjual CPO kepada inti secara ilegal karena rendahnya law enforcement. Kekurangan bahan baku serta tingginya biaya produksi dikarenakan mahalnya biaya listrik
juga mempengaruhi industri crumb rubber.
Investasi juga masih diminati oleh para contact liaison. Ini terbukti sekitar 70 contact liaison
di Tw -II berencana untuk melakukan investasi di tahun 2008 dan 2009 dalam bentuk: i perluasan jaringan kantor, ii pengadaan sarana transportasi, iii investasi
pemanfaatan limbah sebagai alternatif bahan bakar dalam rangka efisiensi, iv pembelian mesin untuk meningkatkan pelayanan kepada customer.
Sebagian besar pembiayaan di Tw - II ini menggunakan dana non-perbankan dan hanya 40 yang menggunakan dana
perbankan untuk keperluan investasi dan modal kerja mereka. Suku bunga kredit rupiah dan valas dinilai oleh contact liaison masih relatif tinggi. Jumlah tenaga kerja yang
digunakan relatif stabil. Rekrutmen tenaga kerja dilakukan antara lain dikarenakan: tenaga kerja yang pensiun, mengundurkan diri, dan habis masa kontrak kerjanya.
Grafik 2 Harga Dunia Beberapa Komoditas Pilihan
5 15
25 35
45 55
65 75
85 95
105 115
125
1 9
8 1
9 8
1 1
9 8
2 1
9 8
3 1
9 8
4 1
9 8
5 1
9 8
6 1
9 8
7 1
9 8
8 1
9 8
9 1
9 9
1 9
9 1
1 9
9 2
1 9
9 3
1 9
9 4
1 9
9 5
1 9
9 6
1 9
9 7
1 9
9 8
1 9
9 9
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8
USD bbl; UScents pound USD M ton
200 400
600 800
1000 1200
1400 M alaysia Palm Oil,
USDM t on LHS Ru bb er Smo ked
Sh eed, US censt p ou nd [RHS]
Cru de Oil, USDb bl [RHS]
Co al, USDM To n
[RHS]
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 13
Di sektor industri pengolahan, umumnya perputaran bahan baku sangat cepat. M isalnya untuk industri crumb rubber hanya membutuhkan w aktu dua minggu untuk
memproses bokar menjadi crumb rubber yang siap diekspor. Demikian pula dengan industri CPO, TBS yang baru dipetik petani harus segera diproses untuk menghindari terjadinya
kerusakan yang akan mengurangi mutu CPO. Harga jual produk dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain perkembangan harga jual komoditas di pasar internasional,
meningkatnya harga BBM dan kenaikan harga-harga input. Walaupun harga jual di pasar internasional terus membaik, margin keuntungan diperkirakan tidak banyak mengalami
perubahan. Hal itu antara lain disebabkan oleh: i kenaikan harga-harga bahan baku, kenaikan harga bahan penolong atau input lainnya, ii contact liaison yang tidak ingin serta
merta menaikkan harga jual karena tidak ingin kehilangan pembeli atau pelanggan yang daya belinya belum mengalami peningkatan, iii terdapat kontrak jual untuk jangka w aktu
tertentu.
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 14
Namun demikian, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triw ulan sebelumnya, sub sektor telekomunikasi mengalami perlambatan pertumbuhan.
Demikian pula dengan sub sektor pengangkutan yang tumbuh sebesar 4,76 persen, juga mengalami perlambatan pertumbuhan apabila dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 6,86 persen. Dari hasil liaison yang dilakukan KBI Palembang diperoleh informasi bahw a kondisi usaha di sub sektor pengangkutan khususnya angkutan
darat cukup baik dengan peningkatan margin keuntungan rata-rata sebesar 10 persen. Pertumbuhan ekonomi di
sektor jasa-jasa secara umum sangat dipengaruhi oleh
peningkatan aktivitas jasa pemerintahan yang didorong oleh peningkatan belanja pegaw ai. Salah satu faktor penyebab percepatan pertumbuhan sektor ini adalah pencairan rapel
kenaikan gaji PNS pada triw ulan ini.
Sektor keuangan, persew aan dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran PHR masing-masing tercatat tumbuh sebesar 7,90
persen dan 7,21 persen. Namun demikian, dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya pertumbuhan tahunan sektor keuangan tercatat mengalami perlambatan. M elambatnya
pertumbuhan ekonomi tahunan di sektor keuangan, persew aan, dan jasa dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triw ulan sebelumnya tidak terlepas dari menurunnya kinerja
sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan dengan sektor keuangan, persew aan, dan jasa. Sub sektor hotel tercatat mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 17,21 persen.
Sekt or lain yang mengalami pert umbuhan cukup baik adalah sektor listrik, gas
dan air bersih, sektor bangunan, dan sektor industri pengolahan yang masing-masing
tumbuh sebesar 6,83 persen, 6,10 persen, dan 4,68 persen. Pertumbuhan ekonomi di sektor
industri pengolahan sangat erat kaitannya dengan sektor pertanian yang merupakan bahan
baku bagi mayoritas industri pengolahan di Sumsel. Seiring dengan kondisi pada sub sektor tanaman perkebunan, sektor industri pengolahan Sumsel yang mayoritas menggunakan
bahan baku dari tanaman perkebunan mengalami kondisi yang cukup baik. Dari hasil liaison diperoleh informasi bahw a tingginya permintaan CPO dari pasar domestik maupun
internasional menjadi pendorong pertumbuhan di sektor ini. Namun demikian terdapat beberapa kendala berupa : kenaikan harga BBM , kenaikan harga pupuk NPK dan Phospat,
perda yang tidak kondusif serta kesulitan perizinan.
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 15
Sektor bangunan yang pada triw ulan I tumbuh sebesar 7,59 persen masih
terkendala dengan peningkatan harga bahan bangunan maupun biaya lain terkait dengan kenaikan harga BBM pada akhir bulan M ei 2008. Hal tersebut terkonfirmasi oleh kegiatan
liaison program yang menunjukkan bahw a
selain peningkatan harga bahan bangunan yang rata-rata di atas 10 persen, juga terjadi
kenaikan antara lain, upah pekerja, biaya perijinan, birokrasi serta keterbatasan lahan
dan akses listrik PLN yang masih sulit. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti
Residensial SHPR yang dilakukan oleh Bank Indonesia diperoleh informasi mengenai
terjadinya kenaikan harga jual rumah rata-rata sebesar 4-5 persen sebagai imbas dari
kenaikan harga bahan bangunan.
Sektor pertanian pada Tw -II 2008 tumbuh sebesar 3,37 persen. Pertumbuhan
tahunan pada triw ulan ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triw ulan sebelumnya yang disebabkan karena kontraksi pertumbuhan pada sub
sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor tanaman bahan makanan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,95 persen yang
disebabkan karena kondisi pasca panen yang terjadi di w ilayah sentra beras Sumsel, sedangkan kontraksi yang dialami sub sektor kehutanan lebih disebabkan karena semakin
terbatasnya hutan areal produksi sehingga menyulitkan dalam mendapatkan bahan baku.
Sektor pertambangan dan penggalian tercatat mengalami pertumbuhan
tahunan yang paling rendah yakni sebesar 0,64 persen. Rendahnya pertumbuhan tahunan di sektor ini disebabkan karena ketidakoptimalan kapasitas produksi yang terjadi di sub
sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang tumbuh sebesar 0,12 persen maupun di sub sektor pertambangan tanpa migas yang tercatat mengalami pertumbuhan tahunan
sebesar 2,30 persen. Rendahnya produksi di sub sektor pertambangan migas lebih disebabkan karena faktor usia sumur yang sudah tua dan tidak adanya penemuan sumur
baru, sedangkan rendahya pertumbuhan di sub sektor pertambangan non migas terutama
Tabel 1.2 Kenaikan Biaya Input Sektor Properti
No Komponen
Input Kenaikan
Harga
1 Semen
30 s.d 50 persen 2
Besi Bet on 50 s.d 75 persen
3 Kayu Balokan
10 s.d 20 persen 4
Bat u 10 s.d 15 persen
5 Bat u Bat aBat u
Tela 10 s.d 15 persen
6 Daun Pint u
10 s.d 15 persen 7
Gent eng 10 s.d 15 persen
8 Seng
10 s.d 15 persen 9
Tukang Bukan M andor
20 s.d 30 persen
Sumber : Survei Harga Properti Residensial KBI Palembang, diolah
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 16
batu bara seperti yang terkonfirmasi pada kegiatan liaison adalah adanya
kendala pada pengiriman hasil produksi sehingga produksi batu bara
cenderung stagnan. Saat ini pengiriman batu bara terkendala
dengan keterbatasan daya tampung kereta api yang mengangkut batu
bara tersebut ke pelabuhan.
1.2. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Secara Triw ulanan qtq