Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 99
Tabel 6.6 Indeks Biaya Produksi dan Penambahan M odal Petani
Sektor,Kelompok dan Sub Kelompok
Jan Feb
Mar Apr
Mei Feb
thd Jan Mar
thd Feb
Apr thd
Mar Mei
thd Apr
Biaya Produksi dan Penambahan Modal
103.22 103.7
103.6 106.25
106.5 0.46
-0.07 2.54
0.24 1.
Bibit 97.09 98.05 95.22 115.98 114.2
0.98 -2.89 21.8 -1.5 2. Obat-obatan dan
pupuk 100.07
101.1 101.3
101.88 104.1
1.05 0.2
0.56 2.16
3. Sewa lahan, pajak dan lainnya
104.94 104.9 104.9 104.95 105.1 -0.02 0 0.02 0.18
4. Transportasi 102.42
102.7 99.11
107.78 107.9
0.24 -3.46
8.75 0.13
5. Penambahan barang
modal 102.68 102.9 103.8 103.83 103.8
0.22 0.91 -0.01 0.01 6. Upah buruh tani
107.92 108.2
109 108.9
109 0.28
0.71 -0.09
0.13
6.6. Indeks Pembangunan M anusia IPM
Indeks Pembangunan M anusia IPM atau Human Development Index HDI adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup
untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah w ilayah adalah w ilayah maju, w ilayah berkembang atau w ilayah terbelakang,
serta untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Pada tahun 2005, dari 30 propinsi yang diukur IPM -nya, Propinsi Sumsel menempati
peringkat IPM nomor 13 dengan nilai IPM sebesar 70,2. Nilai tersebut sebagai akumulasi dari angka harapan hidup yang mencapai 68,3 tahun dan pengeluaran riil per kapita yang
disesuaikan sebesar Rp 610.300. Di bidang pendidikan, rata-rata lama sekolah yang merepresentasikan tingkat pendidikan di Sumsel tergolong moderat, rata-rata lama sekolah
penduduk Sumsel pada tahun 2005 tercatat sebesar 7,5 tahun. Namun satu hal yang menggembirakan adalah pendidikan telah cukup dinikmati secara merata oleh penduduk
Sumsel yang dibuktikan dengan persentase angka melek huruf yang mencapai 95,90 persen.
Berdasarkan penilaian per w ilayah kabupatenkota, kota Palembang sebagai ibu kota Propinsi tercatat memiliki peringkat IPM paling tinggi di Sumsel atau secara nasional
menempati ranking IPM ke-59 dengan IPM sebesar 73,6. Sedangkan w ilayah yang memiliki IPM terendah di Sumsel yaitu kabupaten M usi Raw as yang menempati peringkat ke-367
dengan IPM sebesar 65,00.
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 100
Tabel 6.7 IPM 2005 Kabupaten Kota di Sumatera Selatan
No KabupatenKota
Angka Harapan
Hidup tahun
Angka Melek
Huruf persen
Rata-rata Lama
Sekolah tahun
Pengeluaran per kapita riil
disesuaikan Rp. 000
IPM Peringkat
Nasional 1 Kota Palembang
69.90 97.70
9.70 616.80
73.60 59
2 Kota Prabumulih 70.00
97.70 8.30
597.10 71.10
132 3 Ogan Komering Ulu
68.80 95.10
7.00 610.50
69.90 172
4 Kota Pagar Alam 69.20
97.20 8.00
591.50 69.90
173 5 OKU Selatan
68.90 93.70
6.90 599.60
68.80 219
6 Ogan Komering Ilir 66.90
94.70 6.70
613.20 68.80
221 7 Musi Banyuasin
68.70 95.90
6.80 594.90
68.70 223
8 Muara Enim 66.60
98.80 7.30
596.40 68.70
228 9 Lahat
66.80 96.00
7.10 590.60
67.60 271
10 Banyuasin 66.60
93.50 7.00
595.40 67.20
289 11 Kota Lubuk Linggau
64.70 95.00
7.60 587.40
66.30 325
12 Ogan Ilir 64.80
94.20 6.60
595.00 66.00
334 13 OKU Timur
67.80 91.20
6.50 573.90
65.40 357
14 Musi Rawas 63.20
95.50 6.90
587.10 65.00
367
Sumber : BPS Propinsi Sumsel
Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triw ulan II 2008 101
7.1. Pertumbuhan Ekonomi