4.5 Jaringan Jalan
Dari observasi di lapangan didapatkan perbedaan dimensi lebar jalan pada Jalan Gatot Subroto. Jalan Gatot Subroto, merupakan jalan arteri primer dengan lebar
jalan kurang lebih 33 m, serta konstruksi aspal dan kondisi. Pada Jalan Gatot Subroto ini terdapat aktivitas parkir dan pedagang kaki lima di pinggir jalan sehingga dimensi
jalan menjadi menyempit dan jalan semakin padat.
Jalan Gatot Subroto dibagi menjadi 2 dua jalur, sehingga pergerakan menjadi lebih padat dan lambat. Permasalahan ini didukung dengan adanya traffic
light di perempatan Jalan Gatot Subroto, dimana jarak antara bangunan pasar dengan persimpangan hanya 100 m sehingga menambah padatnya Jalan Gatot Subroto.
Jalan Gatot Subroto ini merupakan salah satu jaringan jalan yang cukup ramai, dimana moda transportasi yang melewatinya cukup beragam, baik moda
transportasi umum bus, mini bus, dan angkot, maupun moda transportasi pribadi mobil dan motor. Disamping juga ada moda transportasi non mesin, seperti: becak
dan sepeda yang bebas keluar masuk kedua jalan ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.
Gambar 4.6 Jaringan Jalan di Pasar Kampung Lalang Medan Sumber: Survei Lapangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
62 Gambar 4.7 Peta Jaringan Jalan Gatot Subroto
Sumber: Survei Lapangan, 2013
4.5.1 Aksesbilitas, sirkulasi dan parkir Pasar Kampung lalang merupakan pasar yang berlokasi pada Kecamatan
Medan Sunggal yang memiliki aksesibilitas, sirkulasi dan sarana parkir sebagai berikut:
a. Aksesibilitas Kawasan
Aksesbilitas Pasar Kampung Lalang Medan dapat dilalui dua arah, yaitu arah dari Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Hal tersebut
dikarenakan pasar ini berada di perbatasan Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Hal ini pula yang menyebabkan Pasar Kampung Lalang ini
sangat padat.
Universitas Sumatera Utara
b. Sirkulasi
Kawasan studi memiliki struktur kawasan yang dominan, dengan tingkat kepadatan jalan pada jam-jam tertentu yang tidak merata. Pola sirkulasi
yang ada sekarang masih kurang mendukung pengembangan kawasan. Pola ini masih menggunakan anggapan bahwa wisatawan perlu diantar
sedekat mungkin dengan objek, sehingga setiap objek perlu ruang parkir di sekitarnya. Pola sirkulasi pada kawasan studi seringkali menyebabkan
kemacetan yang kemudian didukung oleh penggunaan badan jalan untuk aktivitas PKL dan parkir becak. Selain hal di atas, tidak adanya trotoar
sebagai sarana sirkulasi bagi pejalan kaki juga menjadi permasalahan sirkulasi di Kawasan ini. Hal lain yang juga menjadi permasalahan adalah
adanya PKL yang berada pada bahu jalan yang seharusnya digunakan sebagai trotoar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Sirkulasi di Pasar Kampung Lalang Medan Sumber: Survei Lapangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
64 c.
Parkir Kawasan studi belum mempunyai pola parkir yang teratur dan terarah,
semua kendaraan mobil, sepeda motor, becak cenderung parkir di pinggir jalan on street parking, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas
terutama di Jalan Gatot Subroto. Hal tersebut menyebabkan jalan ini menjadi lebih padat dan macet. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Parkir di Pasar Kampung Lalang Medan Sumber: Survei Lapangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil observasi dilapangan dapat digambarkan penampang ruas jalan pada lokasi penelitian yaitu Jalan Gatot Subroto tepatnya yang berdampingan
langsung dengan Pasar Kampung Lalang, seperti Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Penampang Jalan Gatot Subroto Sumber: Survei Lapangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
66 4.5.2 Pedestrian ways
Pada Jalan Gatot Subroto walaupun lebar jalan memadai untuk menampung volume kendaraan, namun tidak dilengkapi dengan jalur pedestrian yang jelas karena
ti dak terlihat adanya peninggian peil.
Yang ada hanya pembedaan antara material jalan yaitu paving block sedangkan material pedestrian ways menggunakan perkerasan beton yang selama ini
dipakai untuk parkir becak dan PKL. Kondisi ini mengharuskan para pejalan kaki di Jalan Gatot Subroto harus berhati-hati ketika melakukan pergerakan di koridor ini.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Pedestrian Ways di Pasar Kampung Lalang Sumber: Survei Lapangan, 2013
4.5.3 Aktivitas pedagang kaki lima Aktivitas yang ada di kawasan studi mempunyai tautan yang erat antara yang
satu dengan yang lainnya, antara lain: aktivitas perkantoran, perdagangan, dan pemukimanhome industri, Aktivitas-aktivitas perdagangan yang ada pada kawasan
ini sebagian besar berupa sektor informal pedagang kaki lima dan pasar Pasar Kampung Lalang. Guna lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar
4.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Jenis Aktivitas Pada Kawasan Studi
No Jenis Aktivitas
Waktu Aktivitas
Lokasi
1 Pemukiman
24 jam Di sekitar Pasar Kampung Lalang
2 Perkantoran
08.00-17.00 Jalan Gatot Subroto
3 Pertokoan
08.00-20.00 Jalan Gatot Subroto
4 Pasar
06.00-18.00 Pasar Kampung Lalang
5 Pedagang Kaki Lima
08.00-20.00 Sepanjang Jalan Gatot Subroto
Sumber: Survei Lapangan, 2013
Gambar 4.12 Aktivitas Pedagang Kaki Lima di Pasar Kampung Lalang Sumber: Survei Lapangan, 2013
Universitas Sumatera Utara
68
BAB V ANALISIS PENGARUH AKTIVITAS PASAR
TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN
5.1 Deskripsi Aktivtas Pasar Kampung Lalang