Analisis Kondisi Lalu lintas di Pasar Kampung Lalang

78

5.4 Analisis Kondisi Lalu lintas di Pasar Kampung Lalang

5.4.1 Volume lalu lintas harian Untuk melakukan analisis tingkat pelayanan jalan di kawasan studi dilakukan perhitungan secara riil melalui Traffic Counting. Adapun Lalu Lintas Harian Rata- rata yang dilakukan adalah dengan melakukan perhitungan terhadap besarnya arus masuk dan keluar di kawasan studi. Perhitungan lalu lintas harian rata-rata di kawasan studi dilakukan dengan menggunakan metode traffic counting dan satuan mobil penumpang. Perhitungan lalu lintas harian rata-rata menggunakan traffic counting dilakukan dengan menggunakan perhitungan sederhana yaitu dengan melakukan penjumlahan kenderaan di lapangan secara langsung. Untuk metode satuan mobil penumpang adalah merupakan kelanjutan perhitungan lalu lintas harian rata-rata dengan mengalikan hasil perhitungan metode traffic counting dengan standar perbandingan jenis kenderaan menurut MKJI Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Adapun standar perbandingan jenis kenderaan yang digunakan untuk melakukan perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Standar Perbandingan Jenis Kenderaan No Jenis Kenderaan smp 1 Sepeda motor, skuter, roda tiga 1 2 Sedan, jeep, station wagon 2 3 Oplet, pick up, minibus 2 4 Mikro truk, taksi 2,5 5 Bus 3 6 Truk sumbu 2 3 7 Truk sumbu 3 3 8 Kenderaan tak bermotor 0,5 Sumber: Standar MKJI Tahun 1997 Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan 5.4. Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata di pagi hari dan sore hari Dari arah Binjai ke Medan di Kawasan Studi Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp 07.00-08.00 3565 3341 2955 3234 2992 3011 2912 08.00-09.00 3488 3111 2941 3001 2917 2919 2911 09.00-10.00 2992 2790 2911 2999 2899 2867 2778 10.00-11.00 2881 2657 2890 2998 1798 1901 1990 11.00-12.00 3311 2877 3211 2971 2987 2934 2091 13.00-14.00 3276 2897 2991 2836 2887 1997 1907 15.00-16.00 2739 2091 2031 1097 1975 1957 1890 16.00-17.00 3001 2997 2969 2911 2941 3012 2909 17.00-18.00 2998 2879 2998 3060 2962 3056 2908 Rata-Rata 3139 2998 2877 2790 2706 2628 2477 Waktu Sumber: Hasil Survei dan Analisa, 2013 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata di pagi hari dan sore hari Dari arah Medan ke Binjai di Kawasan Studi Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp 07.00-08.00 2914 2911 2917 2910 3009 3021 2990 08.00-09.00 2803 2897 2807 2845 3001 3011 2998 09.00-10.00 2816 2897 2801 2809 2880 3004 2889 10.00-11.00 2564 2634 2546 2661 2671 1709 1991 11.00-12.00 2987 2901 2915 2913 2991 2997 2901 13.00-14.00 2768 2836 2866 2875 2988 2917 1907 15.00-16.00 2639 2577 2613 1997 2567 2759 1897 16.00-17.00 3054 2999 2977 3007 2959 2919 2978 17.00-18.00 3123 2909 2985 3111 3011 2998 2993 Rata-Rata 2852 2840 2825 2792 2897 2815 2616 Waktu Sumber: Hasil Survei dan Analisa, 2013 Universitas Sumatera Utara 80 5.4.2 Analisis kapasitas jalan Kapasitas jalan diartikan sebagai jumlah maksimal kendaraan yang dapat melewati penampang tertentu pada suatu ruas jalan dalam periode waktu tertentu tanpa kepadatan lalu lintas yang menyebabkan hambatan waktu, bahaya atau mengurangi kebebasan pengendara dalam menjalankan kendaraannya. Dengan mengacu pada rumus kapasitas jalan, maka: ………….. 5.1 a. Kapasitas Dasar Co Kapasitas dasar merupakan kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungan yang ditentukan sebelumnya Jalan Gatot Subroto merupakan jalan dengan tipe jalan 4 lajur dengan pembatas jalan median. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Kapasitas Dasar Co Tipe Jalan Kapasitas Dasar smpjam Keterangan Jalan 4 lajur pembatas median atau jalan satu arah 1.650 Per lajur Jalan 4 lajur tanpa pembatas median 1.500 Per lajur Jalan 2 lajur tanpa pembatas median 2.900 Total 2 arah Sumber: MKJI, 1997 Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kapasitas dasar Co pada Jalan Gatot Subroto yaitu 1.650 smpjam. Perlajur, sehingga untuk masing- FCcs FCsf FCsp FCw Co C      Universitas Sumatera Utara masing arah terdapat dua lajur maka kapasitas jalan Gatot Subroto sebesar 3300 smpjam untuk arah dari Medan menuju Binjai dan dari Binjai menuju Medan. b. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas FCw Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas di peroleh dengan melihat tipe jalan dan lebar jalan efektif per lajur. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas F CW Tipe Jalan Lebar Jalan Efektif m F CW 4 Lajur berpembatas median atau jalan satu arah Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 0,92 0,96 1,00 1,04 1,08 4 lajur tanpa pembatas median Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 0,91 0,95 1,00 1,05 1,09 2 lajur tanpa pembatas median Dua Arah 5 6 7 8 9 10 11 0,56 0,87 1,00 1,14 1,25 1,29 1,34 Sumber: MKJI, 1997 Jalan Gatot Subroto merupakan jalan dengan 4 lajur dengan pembatas jalan median dengan ukuran per lajur yaitu 4,00 meter. Berdasarkan ketentuan pada Tabel 5.6, maka diperoleh FCw yaitu 1,08. Universitas Sumatera Utara 82 c. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisah Arah FCsp Jalan Gatot Subroto memiliki faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah FCsp sebesar 1,00. d. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping FCsf Pada Jalan Gatot Subroto berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa hambatan samping jalan berupa parkir-parkir mobil dan kenderaan bermotor, pedagang kaki lima di pingir jalan, adanya terminal bayangan beberapa angkutan umum dan aktivitas kenderaan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan di sepanjang jalan. Adanya hambatan samping jalan tersebut juga sebagai pengaruh adanya Pasar Kampung Lalang. Adapun ketentuan menentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping FCsf dapat dilihat pada Tabel 5.7 dan 5.8. Tabel 5.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Gangguan Samping FC SF Kelas Gangguan Sampingan Jumlah Gangguan 200mjam Kondisi Tipikal Sangat Rendah 100 Pemukiman Rendah 100-299 Pemukiman, beberapa transportasi Sedang 300-499 Daerah industry dengan beberapa toko di pinggir jalan Tinggi 500-899 Daerah komersil, aktivitas pinggir jalan tinggi Sangat Tinggi 900 Daerah komersil dengan aktivitas perbelanjaan pinggir jalan Sumber: MKJI, 1997 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping FC SF Untuk Jalan Yang Mempunyai Bahu Jalan Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping Faktor Koreksi Akibat Hambatan Samping dan Lebar Bahu Jalan Lebar Bahu Jalan Efektif ≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0 Jalan 4 lajur berpembatas median atau jalan satu arah 42 D Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 0, 96 0,94 0,92 0,88 0,84 0,98 0,97 0,95 0,92 0,88 1,01 1,00 0,98 0,95 0,92 1,03 1,02 1,00 0,98 0,96 Jalan 4 lajur tanpa pembatas median 42 UD Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 0, 96 0,94 0,92 0,87 0,80 0,99 0,97 0,95 0,91 0,80 1,01 1,00 0,98 0,94 0,90 1,03 1,02 1,00 0,98 0,95 Jalan 2 lajur tanpa pembatas median 22 UD atau jalan satu arah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 0, 94 0,92 0,89 0,82 0,73 0,96 0,94 0,92 0,86 0,79 0,99 0,97 0,95 0,90 0,85 1,01 1,00 0,98 0,95 0,91 Sumber: MKJI, 1997 Jalan Gatot Subroto berdasarkan Kelas Gangguan Samping termasuk pada kelas tinggi dengan kondisi tipikal daerah komersil dan aktivitas pinggir jalan tinggi. Jika kelas gangguan samping tersebut dikaitkan dengan tipe jalan di Jalan Gatot Subroto yang merupakan jalan 4 lajur dengan pembatas jalan dan leb ar bahu jalan ≥ 2,0 meter yaitu 0,98. Universitas Sumatera Utara 84 e. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Ukuran Kota FCcs Adapun ketentuan dalam menentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat ukuran kota dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Ukuran Kota FC cs Ukuran Kota Juta Penduduk Faktor Koreksi Untuk Ukuran Kota 0,85 0,86 0,1-0,5 0,90 0,5-1,0 0,94 1,0-1,3 1,00 1,3 1,03 Sumber: MKJI, 1997 Pasar Kampung Lalang berada pada Kecamatan Medan Sunggal dengan jumlah penduduk 112.198 jiwa. Hal ini berarti jumlah penduduk Kecamatan Medan Sunggal 0,85 juta penduduk, maka faktor penyesuaian kapasitas akibat ukuran kota FCcs yaitu 0,86. Berdasarkan uraian diatas, maka perhitungan untuk analisa kapasitas jalan adalah sebagai berikut: ...... ……………… 5.2 C=3300 x 1,08 x 1,00 x 0,98 x 0,86 C= 3004 smpjam Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan di daerah pasar adalah: a. Pedagang Kaki Lima PKL b. Kendaraan yang keluar masuk dari pasar c. Pejalan kaki FCcs FCsf FCsp FCw Co C      Universitas Sumatera Utara d. Kendaraan lambat seperti becak e. Adanya terminal bayangan f. Parkir kenderaan yang tidak teratur Setelah volume lalu lintas dan perhitungan kapasitas jalan didapat kemudian dihitung tingkat pelayanan jalan tersebut dengan membandigkan dari pada volume lalu lintas dengan kapasitas jalan itu sendiri. Dalam melakukan perbandingan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan yang biasa disebut dengan tingkat pelayanan jalan akan diketahui seberapa besar tingkat kemacetan pada Jalan Gatot Subroto yang berdampingan dengan Pasar Kampug Lalang. Untuk mengetahui kapasitas jalan yang ada di kawasan studi maka dilakukan perhitungan analisis VC rasio pada hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu dan minggu dengan waktu pagi hari sampai dengan sore hari dari jam 07.00 wib sampai dengan jam 19.00 wib, sebagai dasar dalam analisis kebutuhan tingkat pelayanan jalan di kawasan studi yang berkaitan langsung dengan aktivitas pasar kampung lalang. Apabila perbandingan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan atau yang biasa disebut dengan VC rasio akan dapat dietahui tingkat pelayanan jalan pada lokasi studi yang akan bisa diartikan apakah jalan tersebut masih memenuhi tingkatpelayanannya atau tidak. Setelah tingkat pelayanan jalan tersebut diketahui akan dapat juga dilihat level of service dari pada jalan pada lokasi studi berada pada level apa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada Tabel 5.10 dan 5.11. Universitas Sumatera Utara 86 Tabel 5.10 VC Rasio Jalan Gatot Subroto Simpang Kp. Lalang Dari Arah Medan Ke Binjai Sumber: Hasil Pengolahan Data Lalu Lintas Tahun, 2013 Senin Selasa Rabu Kapasitas Kamis Jumat Kapasitas Sabtu Minggu Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp 07.00-08.00 2914 3004 0,97 2911 3004 0,97 2917 3004 0,97 2910 3004 0,97 3009 3004 1,00 3021 3004 1,01 2990 3004 1,00 08.00-09.00 2803 3004 0,93 2897 3004 0,96 2807 3004 0,93 2845 3004 0,95 3001 3004 1,00 3011 3004 1,00 2998 3004 1,00 09.00-10.00 2816 3004 0,94 2897 3004 0,96 2801 3004 0,93 2809 3004 0,94 2880 3004 0,96 3004 3004 1,00 2889 3004 0,96 10.00-11.00 2564 3004 0,85 2634 3004 0,88 2546 3004 0,85 2661 3004 0,89 2671 3004 0,89 1709 3004 0,57 1991 3004 0,66 11.00-12.00 2987 3004 0,99 2901 3004 0,97 2915 3004 0,97 2913 3004 0,97 2991 3004 1,00 2997 3004 1,00 2901 3004 0,97 13.00-14.00 2768 3004 0,92 2836 3004 0,94 2866 3004 0,95 2875 3004 0,96 2988 3004 0,99 2917 3004 0,97 1907 3004 0,63 15.00-16.00 2639 3004 0,88 2577 3004 0,86 2613 3004 0,87 1997 3004 0,66 2567 3004 0,85 2759 3004 0,92 1897 3004 0,63 16.00-17.00 3054 3004 1,02 2999 3004 1,00 2977 3004 0,99 3007 3004 1,00 2959 3004 0,99 2919 3004 0,97 2978 3004 0,99 17.00-18.00 3123 3004 1,04 2909 3004 0,97 2985 3004 0,99 3111 3004 1,04 3011 3004 1,00 2998 3004 1,00 2993 3004 1,00 Rata-Rata 2852 3004 0,95 2840 3004 0,95 2825 3004 0,94 2792 3004 0,93 2897 3004 0,96 2815 3004 0,94 2616 3004 0,87 Kapasitas Kapasitas VC VC Waktu Kapasitas VC Kapasitas Kapasitas VC VC Kapasitas Kapasitas VC VC Kapasitas Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11 VC Rasio Jalan Gatot Subroto Simpang Kp. Lalang Dari Arah Binjai Ke Medan Sumber: Hasil Pengolahan Data Lalu Lintas Tahun, 2013 Senin Selasa Rabu Kapasitas Kamis Jumat Kapasitas Sabtu Minggu Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp Jumlah Kend smp 07.00-08.00 3565 3004 1,19 3341 3004 1,11 2955 3004 0,98 3234 3004 1,08 2992 3004 1,00 3011 3004 1,00 2912 3004 0,97 08.00-09.00 3488 3004 1,16 3111 3004 1,04 2941 3004 0,98 3001 3004 1,00 2917 3004 0,97 2919 3004 0,97 2911 3004 0,97 09.00-10.00 2992 3004 1,00 2790 3004 0,93 2911 3004 0,97 2999 3004 1,00 2899 3004 0,97 2867 3004 0,95 2778 3004 0,92 10.00-11.00 2881 3004 0,96 2657 3004 0,88 2890 3004 0,96 2998 3004 1,00 1798 3004 0,60 1901 3004 0,63 1990 3004 0,66 11.00-12.00 3311 3004 1,10 2877 3004 0,96 3211 3004 1,07 2971 3004 0,99 2987 3004 0,99 2934 3004 0,98 2091 3004 0,70 13.00-14.00 3276 3004 1,09 2897 3004 0,96 2991 3004 1,00 2836 3004 0,94 2887 3004 0,96 1997 3004 0,66 1907 3004 0,63 15.00-16.00 2739 3004 0,91 2091 3004 0,70 2031 3004 0,68 1097 3004 0,37 1975 3004 0,66 1957 3004 0,65 1890 3004 0,63 16.00-17.00 3001 3004 1,00 2997 3004 1,00 2969 3004 0,99 2911 3004 0,97 2941 3004 0,98 3012 3004 1,00 2909 3004 0,97 17.00-18.00 2998 3004 1,00 2879 3004 0,96 2998 3004 1,00 3060 3004 1,02 2962 3004 0,99 3056 3004 1,02 2908 3004 0,97 Rata-Rata 3139 3004 1,04 2849 3004 0,95 2877 3004 0,96 2790 3004 0,93 2706 3004 0,90 2628 3004 0,87 2477 3004 0,82 VC Kapasitas Kapasitas VC Waktu Kapasitas VC VC Kapasitas Kapasitas VC VC Kapasitas Kapasitas VC Kapasitas Universitas Sumatera Utara 5.4.3 Analisis tingkat kemacetan lalu lintas Analisis kemacetan lalu lintas yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan merupakan kondisi suatu pergerakan kendaraan pada waktu melewati suatu ruas jalan. Penilaian tersebut didasarkan atas ukuran kecepatan rata-rata kendaraan dan rasio volume kapasitas pada suatu ruas jalan tertentu. Tingkat pelayanan jalan merupakan suatu ukuran kualitatif berdasarkan hasil ukuran kuantitatif yang penilaiannya tergantung dari beberapa faktor, yaitu kecepatan atau waktu perjalanan, gangguan lalu lintas, kebebasan melakukan manuver, keamanan, kenyamanan mengendarai kendaraan dan biaya operasi kendaraan yang melalui suatu jalan raya dalam kondisi arus lalu lintas tertentu MKJI, 1997. Selain itu tingkat pelayanan jalan dapat diartikan suatu ukuran untuk menyatakan kualitas pelayanan yang disediakan oleh suatu jalan dalam kondisi tertentu Martin dalam Ratnasari, 2006:81. Tingkat pelayanan jalan dapat dilihat dari perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan serta kecepatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut berdasarkan Louis Pignataro, 1973 mengenai karakteristik penilaian tingkat pelayanan jalan utama dan sub urban. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12 Karakteristik Penilaian Tingkat Pelayanan Jalan Utama dan Sub Urban TINGKAT PELAYANAN JALAN KECEPATAN RATA-RATA MILEJAM RASIO VC KETERANGAN A = 30 = 0,60 Aliran lalu lintas bebas, tanpa hambatan B C = 25 = 0,20 = 0,70 = 0,80 Aliran lalu lintas baik,kemungkinan terjadi kasus-kasus perlambatan Aliran lalu lintas masih baik dan stabil, dengan perlambatan yang masih dapat diterima Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12 Lanjutan TINGKAT PELAYANAN JALAN KECEPATAN RATA-RATA MILEJAM RASIO VC KETERANGAN D 15 = 0,90 Mulai dirasakan adanya gangguan dalam aliran, aliran mulai tidak stabil. E 15 = 1,00 Volume pelayanan berada pada kapasitas, aliran tidak stabil F 15 1,00 Volume pelayanan lebih besar dari kapasitas, aliran telah mengalami kemacetan. Sumber: Louis J Pignataro, 1973 Pada Tabel 5.10 dapat dilihat volume lalu lintas dari arah Medan menuju Binjai pada waktu pagi antara jam 7.00-10.00 wib dan pada waktu sore jam 16.00- 18.00 di hari Senin sampai dengan hari Minggu menunjukkan perbandingan antara volume dengan kapasitas jalan menunjukkan angka 0,9 sampai dengan 1, dimana artinya tingkat pelayanan jalan berada pada level D dan E, dimana pelanyanan jalan mulai dirasakan adanya gangguan dalam aliran lalu lintas, aliran lalu lintas mulai tidak stabil. Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas pasar di simpang kampung lalang pada jalan Gatot Subroto, berupa pejalan kaki, parkir di badan jalan, pedagang kaki lima, pertokoan. Sehingga menyebabkan kecepatan kendaraan berkurang dan kapasitas jalan yang ada juga berkurang. Tetapi pada jam 10.00-11.00 wib dan jam 14.00-15.00 pada Tabel 5.10 volume lalulintas dari arah Medan menuju Binjai di hari senin sampai dengan hari minggu dari hasil analisis dilapangan menunjukan perbandingan antara volume dengan kapasitas VC menunujukan angka 0,5 sampai dengan angka 0,8 yang Universitas Sumatera Utara berarti keadaan ruas jalan tersebut aliran lalulintasnya masih baik dan stabil, dengan perlambatan yang masih dapat diterima. Hal ini dikarenakan aktivitas pasar simpang Kampung lalang mulai berkurang, sehingga berangsur-angsur volume lalu lintas mulai lancar. Untuk lebih jelas kondisi jalan dari arah Medan ke Binjai dapat dilihat pada Gambar 5.8. . Gambar 5.8 Kondisi Jalan Gatot Subroto Pasar Kampung Lalang dari Arah Medan Menuju Bijai, waktu pagi dan sore Sumber: Hasil Survei Lapangan Bulan Februari Tahun 2013 Pada Tabel 5.11 juga dapat dilihat volume lalulintas dari arah Binjai menuju Medan pada waktu pagi antara jam 7.00-10.00 wib dan pada waktu sore jam 16.00- 18.00 di hari Senin sampai dengan hari Minggu menunjukkan perbandingan antara volume dengan kapasitas jalan menunjukkan angka 0,9 sampai dengan 1, dimana artinya tingkat pelayanan jalan berada pada level D, E, dan F dimana pelanyanan jalan mulai dirasakan adanya gangguan dalam aliran lalu lintas, aliran lalu lintas mulai tidak stabil dan volume lalu lintas lebih besar dari kapasitas dan mulai terjadi Universitas Sumatera Utara kemacetan. Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas pasar di simpang kampung lalang pada jalan Gatot Subroto dari arah Binjai menuju Medan menunjukkan lebih besar kegiatan aktifitasnya, berupa pejalan kaki, parkir di badan jalan, pedagang kaki lima, pertokoan. Sehingga menyebabkan kecepatan kendaraan berkurang dan kapasitas jalan yang ada juga berkurang. Tetapi pada jam 10.00-11.00 wib dan jam 14.00-15.00 pada Tabel 5.10 volume lalulintas dari arah Medan menuju Binjai di hari senin sampai dengan hari minggu dari hasil analisis dilapangan menunjukan perbandingan antara volume dengan kapasitas VC menunujukan angka 0,5 sampai dengan angka 0,8 yang berarti keadaan ruas jalan tersebut aliran lalulintasnya masih baik dan stabil, dengan perlambatan yang masih dapat diterima. Hal ini dikarenakan aktivitas pasar simpang Kampung lalang mulai berkurang, sehingga berangsur-angsur volume lalu lintas mulai lancar. Untuk lebih jelasnya kondisi jalan dari arah Binjai menuju Medan dapat dilihat pada Gambar 5.9. Gambar 5.9 Kondisi Jalan Gatot Subroto Pasar Kampung Lalang dari arah Binjai menuju Medan, waktu pagi dan sore Sumber: Hasil Survei Lapangan Bulan Februari Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara 5.4.4 Analisis kecepatan rata-rata kendaraan Waktu perjalanan akan tergantung pada kelancaran arus lalu lintas dan adanya tundaan disepanjang jalur. Semakin kecil kecepatan kendaraan, maka dapat dikatakan bahwa diruas jalan tersebut terdapat masalah yang menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan kendaraan. Pengurangan kecepatan kendaraan yang terjadi tentunya akan mengurangi waktu bepergian sehingga menyebabkan kemacetan terhadap arus lalu lintas disekitar Pasar Kampung Lalang. Kecepatan rata-rata kendaraan di Jalan Gatot Subroto disekitar Pasar Kampung Lalang adalah 18 kmjam. 5.4.5 Analisis kondisi ruas jalan Secara umum dapata dikatakan bahwa arus lalu lintas pada Jalan Gatot Subroto sering mengalami kemacetan lalu lintas karena besarnya volume lalu lintas kendaraan yang mengakibatkan arus lalu lintas menjadi terhambat. Dalam studi transportasi, analisis yang cukup penting diantaranya adalah analisis kondisi fisik jalan. Analisis kondisi fisik jalan yang akan dibahas diantaranya adalah analisis kondisi geometri jalan. Kondisi geometri jalan yang akan dianalisis diantaranya adalah tipe jalan, lebar efektif badan jalan, lebar efektif bahu jalan dan kondisi perkerasan jalan. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa ruas Jalan Gatot Subroto merupakan jalan dengan tipe 2 lajur2 arah dengan adanya pembatas jalan atau jalan 2 arah dengan lebar per lajur adalah 4 meter, bahu jalan yang dimiliki oleh Jalan Gatot Subroto ini berupa bahu jalan dengan perkerasan aspal pada sebelah kiri Universitas Sumatera Utara dan kanan jalan dengan lebar lebih dari 2 meter. Menurut hasil pengamatan, pada bahu jalan pada ruas jalan ini sering terdapat kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda tiga maupun kendaraan roda empat yang terparkir diatas bahu jalan tersebut sehingga terkadang menyulitkan kendaraan lain khususnya angkutan umum apabila akan menepi untuk menurunkan atau menaikkan penumpang. Selain itu pada bahu jalan ini banyak terdapat pedagang kaki lima yang berjualan sehingga jalan ini terlihat semakin padat. Kesemrawutan tersebut juga dikarenakan pada bahu jalan terdapat beberapa angkutan umum berhenti dan membentuk terminal bayangan di bahu jalan tersebut. Untuk dapat lebih jelas mengenai kondisi geometri jalan di Jalan Gatot Subroto ini dapat dilihat pada Gambar 5.10. Gambar 5.10 Kondisi Geometri Jalan Gatot Subroto Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2013 Universitas Sumatera Utara Adapun situasi dan kondisi di Jalan Gatot Subroto di sekitar Pasar Kampung Lalang ini masih terdapat sejumlah kendaraan yang terparkir di bahu jalan akibat fasilitas parkir yang disediakan oleh Pasar Kampung Lalang yang tidak memadai sehingga tidak dapat menampung seluruh kendaraan yang datang ke Pasar Kampung Lalang yang akibatnya banyak kendaraan bermotor yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan yang sekaligus berfungsi sebagai trotoar bagi pejalan kaki. sehingga hal ini sangat mengganggu bagi kenyamanan pejalan kaki untuk berjalan kaki di trotoar dan mengakibatkan ruang bagi pejalan kaki pun semakin sempit dan hal ini ditambah lagi dengan volume angkutan umum yang mendominasi cukup tinggi . Dengan volume angkutan umum yang cukup tinggi tersebut mengakibatkan semakin padatnya volume lalu lintas di Jalan Gatot Subroto ini. Sedangkan pada bagian depan pasar, ketidaknyamanan yaitu adanya parkir kenderaan roda dua dan roda tiga.

5.5 Analisis Pengaruh Aktivitas Pasar Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan