IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
Pusat Kerajinan Makanan Khas Melayu Riau Kota Pekanbaru terletak di Jalan H.R Soebrantas Km 14,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru Riau
di perbatasan Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar. Lokasi ini dibangun pada tahun 2007 yang diresmikan oleh Bapak Walikota Pekanbaru H. Herman
Abdulla, MM dengan harapan dapat membantu UKM Usaha Kecil Menengah dalam memasarkan produk makanan dan kerajinan khas melayu Riau.
Lokasi ini merupakan Program Pemerintah Kota Pekanbaru dalam memperkenalkan makanan khas melayu Riau dan Lokasi ini nantinya menjadi
salah satu sentral tempat penjualan oleh-oleh buah tangan khas melayu Riau serta lokasi ini dipersiapkan dalam Mendukung kegiatan Pekan OlahRaga
Nasional PON Ke XVIII yang akan diselenggarakan di Riau pada Tahun 2012. Lokasi ini sangat strategi untuk lokasi pengolahan dan penjualan keripik
nenas karena lokasi ini dekat dengan sumber bahan baku buah nenas yaitu di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar dan lebih dekat
dengan kota Pekanbaru, sehingga memudahkan dalam memasarkan produk ke kota Pekanbaru. Pada awalnya usaha Agroindustri Berkah dilakukan di Desa
Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar dan membutuhkan waktu 45 menit untuk ke Pekanbaru sehingga menambah biaya transport.
Lokasi ini berada di Jalan Nasional lintas daerah dengan tujuan Kota Padang, dilihat dari intensitas jumlah kendaraan yang melewati jalan ini
cukup ramai ditambah lagi adanya proyek pelebaran jalan sehingga lokasi ini
sangat stategis untuk kegiatan usaha. Dilokasi ini juga menjual beraneka ragam makanan khas melayu Riau lainnya seperti kue bangkit, salei pisang dan kue
basah khas melayu Riau serta dodol durian dll .
4.2. Profil Usaha Agroindustri Berkah 4.2.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha
Usaha agroindustri Keripik Nenas dan keripik Nangka Berkah didirikan oleh Bapak Yus Afrizal pada tahun 2005 yang berlokasi di Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar. Usaha ini merupakan salah satu usaha agroindustri rumah tangga yang bergerak di pengolahan buah nenas dan buah nangka menjadi keripik
nenas dan keripik nangka dari sekian banyak usaha Agroindustri keripik nenas dan keripik nangka yang ada di sekitar daerah tersebut.
Bapak Yus Afrizal memulai usahanya setelah memiliki pengalaman kerja selama 1 tahun sebagai karyawan pada usaha agroindustri kelompok Berkat
Bersama yang mendapat binaan dari Balai Penerapan Teknologi Pertanian BPTP Kabupaten Kampar. Beliau merupakan salah satu anggota kelompok dari usaha
agroindustri Berkat Bersama tersebut dan kemudian Beliau akhirnya merintis usahanya sendiri dengan bermodalkan tabungan pribadi sebesar Rp. 2.500.000
dan mendapatkan bantuan peralatan berupa mesin penggoreng hampa dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau melalui proses pengajuan proposal
permohonan bantuan Peralatan mesin penggoreng hampa dengan status peroranganpribadi.
Pada pertengahan tahun 2006 tepatnya bulan Juni, pengusaha dapat pinjaman selama 1 tahun sebesar Rp. 5.000.000 dari Bank Perkreditan Rakyat
BPR Sarimadu. Pengusaha mendapatkan pinjaman ini karena uang bagi hasil
dari penjualan keripik nenas produksi Usaha kelompok Berkat Bersama yang nantinya uang ini digunakan lagi oleh anggota kelompok lainnya untuk memulai
usaha ditabung di Bank Perkreditan Rakyat BPR Sarimadu. Pinjaman ini digunakan untuk menambah kapasitas produksi agar dapat
mengembangkan usahanya, selain itu juga untuk melengkapi peralatan yang memadai. Usaha agroindustri ini terus melakukan pengembangan mulai dari
penyediaan bahan baku, proses produksi hingga dalam tahap pengemasan. Pada tahun 2008 pengusaha keluar dari kelompok Usaha Agroindustri
Berkat Bersama dan mulai mandiri dalam menjalankan usahanya dan pada tahun yang sama pengusaha mendapat bantuan alat untuk kedua kalinya dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau berupa satu alat mesin penggoreng hampa melalui proses pengajuan proposal permohonan bantuan peralatan, Dengan
demikian pengusaha sudah memiliki 2 alat mesin penggoreng hampa. Hal ini tentunya memudahkan pengusaha untuk mengembangkan usahanya dalam
memenuhi permintaan pasar.
Usaha Agroindustri Keripik Nangka Berkah ini memiliki surat izin usaha
yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kampar dengan nomor 456DINAS04-08SIUPXI2007 dan sertifikat dari Dinas
Kesehatan RI dengan kode P-IRT 214140601062 selain itu Sertifikat BPOM Badan Pengawasan Obat dan Makanan dengan nomor 22714062007, dua
sertifikat ini merupakan bantuan dari Pemerintahan Kota Kampar terhadap UKM Usaha Kecil Menengah melalui Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kampar dan
label Kehalalan dari MUI Kota Pekanbaru.
Pada Bulan September 2009 sampai sekarang usaha agroindustri keripik nangka dan keripik nenas dilakukan di Pusat Kerajinan Makanan Khas Melayu
Pemerintah Kota Pekanbaru di Jalan H.R Soebrantas Km 14,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru Riau diperbatasan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Pengusaha mendapat penempatan dilokasi ini karena pengusaha merupakan usaha Binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.
4.2.2. Tujuan Usaha
Setiap pengusaha memiliki tujuan dalam menjalankan usahanya, karena tujuan merupakan arah dari perencanaan yang akan dilakukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Tujuan utama pengusaha membuka usaha keripik yaitu untuk meningkatkan pendapatan keluarga, karena dengan usaha ini pengusaha
dapat memenuhi kebutuhan keluarga, memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, memenuhi kebutuhan pasar akan keanekaragaman makanan ringan bagi
masyarakat serta menjadikan produk keripik nangka dan keripik nenas sebagai produk makanan khas daerah Riau.
4.2.3. Identitas Pengusaha
Keberhasilan dari suatu usaha agroindustri dapat dilihat dari identitas pengusaha karena dengan mengetahui identitas pengusaha dapat memberikan
gambaran secara umum mengenai kondisi dan kemampuan pengusaha dalam mengelola usahanya.
Menurut Simajuntak dalam Yasin 2003, umur produktif berkisar antara
15–54 tahun. Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pengusaha tergolong kepada umur yang produktif, sehingga dalam melakukan pekerjaan penuh
motivasi tinggi dan lebih mudah menyerap teknologi yang baru karena usia yang tergolong muda memiliki daya ingat yang tinggi yang dapat meningkatkan
produktifitas kerja.
Menurut Soekartawi 2001, rendahnya tingkat pendidikan akan sangat
terpengaruh terhadap cara berpikir dan daya serap seseorang terhadap teknologi baru. Tingkat pendidikan yang diperoleh pengusaha adalah tidak tamat SLTP, hal
ini sangat mempengaruhi seorang pengusaha dalam berpikir, bersikap dan bertindak terhadap keberlangsungan usahanya.
Tabel 1. Identitas Anggota Keluarga Pengusaha Agroindustri Keripik Berkah Tahun 2009
No Hubungan
Keluarga Umur
tahun Jenis Kelamin
PW Tingkat
Pendidikan Pekerjaan
1. Yusafrizal 30
P Tidak
Tamat SLTP
Wiraswasta 2.
Istri 28
W Tamat SMA
Ikut suami 3. Anak
1 6
P SD
Pelajar 4. Anak
2 4
P -
-
Kemajuan suatu usaha juga dipengaruhi oleh pengalaman si pengusaha. Lamanya pengalaman yang dimiliki pengusaha membuat si pengusaha
mempunyai kemampuan dan keberanian dalam mengambil keputusan dan menentukan alternatif penggunaan teknologi dalam menjalankan dan
mengembangkan usahanya. Pengusaha dalam menjalankan usaha ini telah memiliki pembukuan
walaupun belum konsisten dalam pencatatan seluruh transaksi yang dilakukan baik untuk biaya produksi yang terpakai dan berapa jumlah penjualan yang
diterima oleh pengrajin keripik Berkah.
4.3. Teknologi Pengolahan