31 Keterangan dari Gambar 2.1 adalah sebagai berikut:
1. Hubungan upaya-kinerja Hubungan ini tercipta dari adanya harapan karyawan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan. Semakin tinggi upaya yang dilakukan maka kinerja cenderung mengingkat.
2. Hubungan kinerja-ganjaran Hubungan yang tercipta dari balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
berkenaan dengan kinerja yang ditunjukkan dari karyawan tersebut. 3. Hubungan ganjatran-tujuan pribadi
Hubungan yang tercipta dari sebab dan akibat seorang karyawan berkerja perusahaan, yaitu untuk tujuan menerima imbalan atau ganjaran yang
memadai.
2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak
mereka memberi kontribusi-kontribusi kepada organisasi. Menurut Mathis dan Jackson www.wikipedia.co.id, faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah: 1.
Kuantitas Kerja Kriteria jumlah pekerjaan adalah faktor yang terpenting dari apa yang
dilakukan orang di pekerjaannya. Besarnya hasil kerja akan mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan dan mengindikasikan kinerja seorang pegawai
akan berhasil atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
32 2.
Kualitas Hasil kerja yang didasarkan atau kualitas mencerminkan nilai dan sikap
karyawan atas apa yang dilakukannya dalam pekerjaannya. 3.
Jangka waktu Jangka waktu akan baik jika kualitas dapat sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pencapaiaan kualitas yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
4. Kehadiran Ditempat Kerja
Sikap yang menunjukkan kehadiran baik mencerminkan kinerja karyawan yang juga baik. Kehadiran karyawan ditempat kerja dapat mempengaruhi
kinerja karyawan. Masih banyak karyawan yang kinerja kerjanya kurang memuaskan dikarenakan masalah-masalah kehadiran di tempat kerjanya.
5. Sikap Kooperatif
Perhatian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan karyawan akan mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Sikap kerjasama dan selalu tanggap terhadap apa
yang harus dikerjakan akan mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai kinerja yang diinginkan.
Menurut Stoner 2002:87, indikator dari kinerja terbagi atas beberapa hal, yaitu:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas sesuai standar, yaitu standar yang
ditetapkan oleh atasan atau perusahaan sebagai indikasi kinerja pegawai. Pencapaian standar atau melebihi standar akan membawa penilaian yang baik
terhadap karyawan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
33 2.
Kerjasama dengan rekan sekerja, yaitu setiap karyawan harus mengetahui sedikit pekerjaan dari rekan sekerja, sehingga mampu membantu masalah
yang dihadapi baik oleh pegawai maupun rekan sekerjanya. 3.
Produktivitas yang dicapai, produktivitas sebagai tolak ukur hasil kerja yang mencerminkan kinerja seseorang. Produktivitas yang tinggi sama dengan
kinerja pegawai yang baik. 4.
Tanggung jawab, yaitu ukuran dari pegawai dalam mengambil sikap dan tindakan yang bisa dipertanggung jawabkan kepada atasan.
5. Disiplin kerja, yaitu sikap dan tindakan mematuhi peraturan yang
mencerminkan baiknya kinerja pegawai tersebut. 6.
Kreativitas, yaitu ukuran bagi hasil kerja yang memiliki cara atau metode baru yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III SEJARAH PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang sebelumnya dikenal oleh
masyarakat sebagai Jawatan Bea dan Cukai yang melaksanakan sebagaian tugas pokok Departement Keuangan RI dan dibidang pungutan pajak negara dalam
bentuk Bea dan Cukai serta pungutan-pungutan lainnya yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta mengamankan kebijaksanaan pemerintah
mengenai penanganan pengeluaran barang ekspor dan pemasukan barang impor ke kawasan Republik Indonesia. Sejarah singkat Bea dan Cukai di
Indonesia pertama kali dikenal oleh masyarakat pada tahun 1620 pada masa kekuasaan pemerintah Belanda oleh seorang Gubernur Jenderal yang bernama
Yan Pither Joen Keon yang bermaksud menguasai dan memonopoli pembelian rempah-rempah di Indonesia untuk di ekspor ke negeri Belanda dan negara lain
yang memerlukan, harus melalui Serikat Dagang Belanda.. Veranigde Oust Company VOC yang karena peraturan-peraturan yang
terbit, VOC tidak mampu bersaing dengan serikat dagang lain yang datang dari Portugal, maka oleh pemerintah Belanda melalui Gubernur Jenderal Yan Pither
Joen Keon mengeluarkan peraturan serta undang-undang tentang pemungutan Bea masuk dan Bea keluar.
Pada tahun 1818 dengan undang-undang yang pertama No.581818 Staat Bleads dengan mengendalikan pembebasan pemungutan menurut peraturan
Reglament yang menetapkan. Kemudian setelah Indonesia merdeka Bea dan
Universitas Sumatera Utara