Wisata Peninggalan Sejarah Peninggalan Sejarah Puntungan Meriam Puteri Hijau Gambaran Umum Desa Dokan

Erpangir Ku Lau Pada masa lalu Kebudayaan Erpangir Ku Lau merupakan kegiatan Sakral bagi masyarakat suku Karo, yaitu mandi ke sungai dengan memberi sesajen agar kelak dikemudian hari diberkati Tuhan Yang Maha Esa. Acara Erpangir Ku Lau sampai saat ini masih ada di beberapa tempat yang dilaksanakan dalam upacara perkawinan, membuat nama anak dan menolak penyakit yang dibuat oleh roh-roh jahat. Perumah Begu Perumah Begu merupakan kegiatan budaya di mana seorang dukun mampu memanggil kembali roh-roh leluhur ke dalam jiwa raganya. Hal ini dilaksanakan untuk berkomunikasi kembali guna mengetahui keadaan leluhur di alam baka dan sekaligus melepaskan rindu. Kegiatan ini masih ditemui dibeberapa tempat secara isidentil.

c. Wisata Peninggalan Sejarah Peninggalan Sejarah Puntungan Meriam Puteri Hijau

Puntungan Meriam Putri Hijau dapat kita temui di Desa Sukanalu dan Seberaya yang hingga sekarang masih dianggap oleh masyarakat mempunyai magic dan setiap tahun dibersihkan serta diberi sesajen upah atau cibal-cibal oleh masyarakat setempat. Jarak dari Kota Berastagi ke Desa Sukanalu 23 km dan ke Desa Seberaya 7 km. Untuk mengunjungi objek wisata ini dapat menggunakan kendaraan ukuran besar dan transportasi bus umum. Universitas Sumatera Utara

3.7 Gambaran Umum Desa Dokan

Desa Dokan terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Desa Dokan bias ditempuh sekitar 15 menit dari Kabanjahe. Adapun batas-batasnya sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tambunan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Nagasaribu - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sribujandi Kecamatan Simalungun - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ergaji a. Keadaan Topografi Desa, secara umum keadaan topografi desa Dokan adalah merupakan daerah perbukitan dataran tinggi. b. Iklim, desa Dokan mempunyai iklim kemarau dan penghujan, jal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di desa Dokan Kecamatan Merek. c. Mata pencaharian utama masyarakat desa adalah bertani. d. Agama, berikut ini data tentang pemeluk agama di Desa Dokan Kabupaten Karo yaitu Agama Kristen Protestan 55, agama Islam 10, dan agama Khatolik 35. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 Rekapitulasi Sensus Penduduk Desa Dokan No. 002B 003B 004B 005B 006B Jumlah No. Fisik 58 48 116 34 44 351 No. Sensus 89 72 181 44 77 463 Jumlah Tempat Tinggal 83 49 105 15 70 322 Jumlah Suku Campuran 2 5 8 15 5 35 Jumlah Bukan Tempat Tinggal 2 3 9 15 2 31 Jumlah Kegiatan Ekonomi 4 3 13 15 6 41 Jumlah Rumah Tangga Biasa 82 62 108 41 66 359 Jumlah Rumah Tangga Khusus - - - - - - Jumlah Laki-laki 143 94 167 77 138 299 Jumlah Perempuan 198 98 161 72 130 609 Jumlah Laki-laki +Perempuan 291 192 398 149 228 1408 Sumber : Statistik Desa Dokan, 2010 Universitas Sumatera Utara

BAB IV POTENSI RUMAH ADAT TRADISIONAL KARO SEBAGAI

DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA DOKAN

4.1 Cara-cara mendirikan Rumah Adat Tradisional Karo dan Struktur Bangunan

Bahan-bahan yang dipergunakan untuk membangun Rumah Adat Tradisional Karo bersumber dari hutan. Pada zaman dahulu, pekerjaan membangun Rumah Adat Tradisional Karo dianggap sebagai pekerjaan besar, karena untuk menyelesaikan pembangunan satu rumah adat memakan waktu sampai satu tahun. Oleh karenanya mendirikan rumah tersebut dilakukan secara bertahap dan selalu dilakukan secara bergotong-royong. Unsur penggerak adalah Rakut Adat dan sebagai pembantu ialah golongan masyarakat yang terdapat di suatu desa. Adapun tahapan-tahapan mendirikan rumah adat tradisional Karo adalah sebagai berikut : a. Padi-padiken yaitu Tapak Rumah. Beberapa keluarga yang bermaksud mendirikan Rumah Adat haruslah, mencari dan menentukan pertapakan rumah yang bakal dibangun. Apabila pertapakan itu sudah diperoleh dan dianggap baik letaknya, maka akan diadakan suatu acara yang dinamai padi-padiken Tapak Rumah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertapakan tersebut serasi dan tidak menimbulkan bala yang menempatinya kelak. Biasanya acara Padi-padiken Tapak Rumah diatur pengetua adat dan dukun untuk mendapatkan suatu firasat. Bila ternyata setelah upacara itu dilaksanakan hasilnya kurang baik maka dicari pertapakan lain. Adapun cara dukun untuk mengetahui hal tersebut adalah Universitas Sumatera Utara