dapat mengganggu kesehatan manusia, antara lain berupa resistensi terhadap antibiotika tertentu, reaksi alergi dan kemungkinan keracunan Yuningsih., dkk,
2005. Beberapa negara mengizinkan pemberian berbagai jenis antibiotika,
termasuk golongan tetrasiklin, neomisin, basitrasin, dan preparat sulfa untuk diberikan secara berkala pada peternakan ayam tetapi golongan ini tidak diizinkan
diberikan melalui pakan ternak di Indonesia Martaleni, 2007.
2.3 Residu Antibiotika
Residu obat adalah sisa dari obat atau metabolitnya dalam jaringan atau organ hewanternak setelah pemakaian “obat hewan” Rahayu, 2009.
Menurut Oramahi dkk, 2004; Bahri dkk, 2005 pemberian antibiotika sebagai pakan ternak yang diberikan dalam waktu yang cukup lama dengan tidak
memperhatikan aturan pemberiannya akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh ternak sehingga menyebabkan terdapatnya residu pada jaringan tubuh ternak.
Residu antibiotika yang terakumulasi memiliki konsentrasi yang berbeda- beda antara jaringan dari tubuh ternak satu dengan yang lainnya Bahri dkk,
2005. Akibat penggunaan antibiotika yang luas dalam pakan ternak, banyak
peneliti yang melaporkan mengenai keberadaan antibiotika di dalam jaringan tubuh ternak. Hasil penelitian Oramahi dkk, 2004 terhadap 65 sampel hati ayam
secara mikrobiologi dan diperoleh residu antibiotika golongan penisilin sebesar 29,23, golongan makrolida sebesar 36,92, golongan aminoglikosida sebesar
1,54 dan golongan tetrasiklin 26,15.
Universitas Sumatera Utara
Dewi, dkk., 2002 dan Handayani, dkk., 2003 telah menemukan residu antibiotika dengan menggunakan metode mikrobiologi, berupa golongan
antibiotika tetrasiklin, penisilin, aminoglikosida, dan makrolida pada sampel produk asal hewan baik daging segar maupun daging olahan yang diambil dari
pasar tradisional dan rumah potong hewan di wilayah Kabupaten Badung Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Hasil penelitian Karlina, 2011 telah menemukan residu kloramfenikol pada telur yang beredar di Sumatera Utara sebesar 0,0752 - 0,1937 µgg secara
analisa KCKT, dimana kadar yang diperoleh melebihi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Kristina 2011 menemukan kadar tetrasiklin yang
melebihi batas kadar yang ditetapkan oleh pemerintah dalam daging ayam yang diambil dari pasar swalayan di kota Medan secara spektrofotometer UV sebesar
4,9141 dan 8,5556 µgg. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa antibiotika tidak dapat
seluruhnya diekskresi dari jaringan tubuh ternak, seperti : daging, air susu dan telur. Hal ini berarti sebagian antibiotika masih tertahan dalam jaringan tubuh
sebagai bentuk residu.
2.4 Batas Toleransi Residu Antibiotik