Analisa Kuantitatif Hasil Uji Validasi Metode

4.4 Analisa Kuantitatif

Analisis secara kuantitatif ditentukan dari kurva kalibrasi antibiotika baku berdasarkan luas puncak. Kurva kalibrasi antibiotika baku dibuat dengan konsentrasi antibiotika baku yang meningkat dari rentang konsentrasi 0,01 ppm; 0,02 ppm; 0,04 ppm; 0,06 ppm; 0,08 ppm; 0,1 ppm; 1 ppm. Kurva linieritas kalibrasi campuran antibiotika dapat dilihat pada lampiran dan data kalibrasi dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Data hasil linieritas antibiotika baku. Antibiotika Slope Rasio AreaKonsentrasi R Koefisien Korelasi Amoksisilin Y= 144509,97 X + 1341,13 0,9995 Tetrasiklin Y= 233367,08 X + 1292,30 0,9990 Ampisislin Y= 172542,97 – 6964,78 0,9997 Kloramfenikol Y= 422755,92 X – 5227,28 0,9992 Dari kurva kalibrasi diperoleh hubungan yang linier antara luas puncak dan konsentrasi dengan koefisien korelaasi, r = 0,9995 untuk amoksisilin, r = 0,9990 untuk tetrasiklin, r = 0,9998 dan r = 0,9992 untuk kloramfenikol. Berdasarkan rekomendasi dari CDER Center for Drug Evaluation and Research, US FDA merekomendasikan bahwa untuk prosedur analitika kriteria linieritasnya pada tingkat koefisien korelasi tidak lebih kecil dari 0,999 Ahuja dan Dong, 2005.

4.5 Hasil Uji Validasi Metode

Proses identifikasi untuk mengetahui bahwa hasil yang diperoleh adalah benar senyawa antibiotika yang dimaksud maka dilakukan tehnik spiking yaitu menambahkan sedikit larutan baku antibiotika ke dalam larutan sampel yang Universitas Sumatera Utara diduga mengandung antibiotika, kemudian dianalisis pada kondisi yang sama. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada luas dan tinggi puncak antibiotika yang diamati sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa puncak yang diamati dalam larutan sampel adalah benar merupakan kromatogram antibiotika. Kromatogram larutan sampel sebelum dan setelah di spiking dapat dilihat pada gambar 4.3a dan gambar 4.3 b. a. b. Gambar 4.3. Kromatogram hasil penyuntikan larutan sampel daging ayam dan sampel daging ayam yang telah di spike dengan antibiotika baku dengan pola ionisasi positif a; kromatogram hasil penyuntikan larutan sampel daging ayam dan sampel daging yang telah di spike dengan antibiotika baku dengan pola ionisasi negatif b. a b c Ket: a. Sampel dispike larutan standar amoksisilin b. Sampel dispike larutan standar tetrasiklin c. Sampel mengandung tetrasiklin Ket: a. Sampel dispike larutan standar ampisilin b. Sampel dispike larutan standar kloramfenikol c. Sampel mengandung kloramfenikol a b c Waktu Menit Waktu Menit Universitas Sumatera Utara Uji validasi dilakukan untuk untuk mengetahui apakah alat, metode dan system KCKT-MS yang digunakan dapat memberikan hasil yang baik. Uji validasi yang dilakukan pada metode ini adalah metode dengan parameter kecermatan accuracy, keseksamaan precision, batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ. Uji kecermatan dinyatakan dengan persen perolehan kembali recovery yang dilakukan dengan metode penambahan baku standard addition method yang mana sampel ditambahkan antibiotika baku yang jumlahnya 100 dari jumlah antibiotika yang terkandung didalamnya, masing- masing dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar sampel. Uji keseksamaan dinyatakan dengan simpangan baku relatif RSD. Hasil perolehan kembali antibiotika dalam sampel dapat di lihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Data Hasil Uji Validasi dengan Metode Penambahan Baku A Amoksisilin; B Tetrasiklin; C Ampisilin; D Kloramfenikol. a. Amoksisilin No. Luas area Konsentrasi µgg Analit yang Ditambahkan µgg Perolehan kembali Setelah penambahan Analit Sebelum penambahan analit 1 6478,81 0,1765 0,0000 0,2000 88,25 2 7018,30 0,1958 0,0000 0,2000 97,90 3 7433,02 0,2080 0,0000 0,2000 104,00 4 7292,73 0,2020 0,0000 0,2000 101,00 5 7234,12 0,2007 0,0000 0,2000 100,35 6 7010,69 0.1956 0,0000 0,2000 97,30 Rerata perolehan kembali 98,13 Simpangan baku SD 3,1787 Simpangan baku relatif RSD 2,8827 Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.6, Sambungan. b. Tetrasiklin No. Luas area Konsentrasi µgg Analit yang ditambahkan µgg Perolehan kembali Setelah penambahan analit Sebelum penambahan analit 1 19818,40 0,3940 0,2248 0,2000 84,60 2 19553,40 0,3901 0,2248 0,2000 82,65 3 19790,50 0,3912 0,2248 0,2000 83,20 4 19337,00 0,3793 0,2248 0,2000 77,25 5 19696,70 0,3882 0,2248 0,2000 81,70 6 19082,30 0.3801 0,2248 0,2000 77,65 Rerata perolehan kembali 81,17 Simpangan baku SD 0,7588 Simpangan baku relatif RSD 0,9195 c. Ampisilin No. Luas Area Konsentrasi µgg Analit yang ditambahkan µgg Perolehan kembali Setelah penambahan analit Sebelum penambahan analit 1 8904,67 0,4365 0,0000 0,5000 87,30 2 8665,29 0,4295 0,0000 0,5000 85,90 3 8864,92 0,4353 0,0000 0,5000 87,06 4 8877,41 0,4357 0,0000 0,5000 87,14 5 8617,87 0,4281 0,0000 0,5000 85,62 6 8827,85 0,4343 0,0000 0,5000 86,86 Rerata perolehan kembali 86,65 Simpangan baku SD 0,7068 Simpangan baku relatif RSD 0,8156 d. Kloramfenikol No. Luas area Konsentrasi µgg Analit yang ditambahkan µgg Perolehan kembali Setelah penambahan analit Sebelum penambahan analit 1 77071,40 1,1259 0,6223 0,6000 83,93 2 82935,20 1,1338 0,6223 0,6000 85,25 3 84194,80 1,1260 0,6223 0,6000 83,95 4 84062,40 1,1672 0,6223 0,6000 90,81 5 76727,30 1,1461 0,6223 0,6000 87,30 6 83354,30 1,1493 0,6223 0,6000 87,33 Rerata perolehan kembali 86,43 Simpangan baku SD 1,6959 Simpangan baku relatif RSD 1,9823 Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menunjukan bahwa rerata persen perolehan kembali yang didapat telah memenuhi syarat akurasi karena rerata persen perolehan kembali berada diantara rentang 80-120 Ermer dan Miller, 2005. Presisi Prosedur penelitian dinyatakan dalam simpang.an baku relatif RSD. Simpangan baku relatif yang diperoleh dari hasil pengujian akurasi adalah 2,8827 amoksisilin; 0,9195 tetrasiklin; 0,8156 ampisilin; 1,9823 kloramfenikol. Prosedur dalam penelitian ini memiliki presisi yang cukup baik karena simpangan baku relatif yang diperoleh telah memenuhi syarat yakni kecil dari 5 Rohman, 2007. Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung dari persamaan regresi yang diperoleh dalam kurva kalibrasi. Batas deteksi yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0,0376 µgml amoksisilin; 0,0576 µgml tetrasiklin; 0,0925 µgml ampisilin; 0,0489 µgml kloramfenikol sedangkan batas kuantitasi yang diperoleh berturut-turut adalah 0,1141 µgml amoksisilin; 0,1745 µgml tetrasiklin; 0,2803 µgml ampisilin; 0,1484 µgml kloramfenikol. Dari data hasil penelitian diatas disimpulkan bahwa prosedur analisis dalam penelitian ini dapat digunakan untuk penetapan kadar antibiotika amoksisilin, tetrasiklin, ampisilin dan kloramfenikol dalam sampel daging ayam karena telah memenuhi persyaratan validasi metode.

4.6 Penetapan Kadar Antibiotika dalam Sampel Daging Ayam.

Dokumen yang terkait

Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ Dan Kaki Ayam Pedaging Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang

3 16 132

Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ Dan Kaki Ayam Pedaging Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang

1 11 61

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

1 9 48

SKRIPSI STUDI KANDUNGAN RESIDU OKSITETRASIKLIN PADA AYAM RAS Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

1 4 14

PENDAHULUAN Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

0 0 5

STUDI KANDUNGAN RESIDU OKSITETRASIKLIN PADA AYAM RAS BROILER YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL BUNDER SRAGEN Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

1 1 19

Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap Kandungan Residu Antibiotik Dalam Air Susu Sapi.

0 0 1

Residu Antibiotika pada daging ayam import dari Brasil dan Amerika yang Masuk Melalui Stasiun Karantina Dili Timor Leste.

0 7 20

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 11

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 1