Penentuan dan Pengambilan Sampel Daging Ayam Penentuan Kondisi Kromatografi untuk Mendapatkan Hasil Yang Optimum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan dan Pengambilan Sampel Daging Ayam

Sampel daging ayam yang digunakan pada penelitian ini diambil dari beberapa tempat pemotongan ayam yang tersebar di 5 lima pasar tradisional di kota Medan yaitu Pasar Sambu, Pasar Pringgan, Pasar Aksara, Pasar Simpang Limun dan Pasar Brayan, yang diambil menggunakan metode pengambilan sampel secara acak. Sampel daging ayam yang diambil dari masing-masing pasar tradisional berjumlah 9 sampel sehingga keseluruhan sampel yang diambil berjumlah 45 sampel daging ayam segar bagian paha. Hal ini berdasarkan pola konsumsi masyarakat Indonesia bahwa masyarakat Indonesia selalu mengolah daging ayam yang akan di konsumsi dengan cara memasaknya dan dari pola komsumsi daging ayam bagian paha dan sayap lebih banyak disukai dari pada daging bagian dada ayam Simatupang, 2004. Sampel yang telah diambil dimasukkan kedalam kantong plastik dan diberi tanda kemudian diletakkan dalam cooling bag yang berisi es, selanjutnya disimpan di Laboratorium dalam lemari pembeku suhu –20 o C sebelum dilakukan pengujian. Menurut Muriuki 2001 dan Yuan 2006 residu antibiotika yang terdapat pada sampel daging stabil selama 3 tigabulan bila disimpan pada pada suhu -20 o C dan stabil 8 delapan bulan bila disimpan pada suhu dibawah -75 o C. Universitas Sumatera Utara

4.2 Penentuan Kondisi Kromatografi untuk Mendapatkan Hasil Yang Optimum

Kadar antibiotika dalam daging ayam ditentukan dengan mengunakan KCKT fase balik dengan detektor massa spektrometri, terlebih dahulu dicari kondisi optimal KCKT yang mencakup massa ion, komposisi fase gerak. Pemilihan pola massa ion mz ditentukan dengan membuat ion produk dari antibiotika baku standar menggunakan metode scan dimana akan diperoleh pola fragmentasi dari masing-masing antibiotika standar yang disuntikan. Nilai mz yang tertinggi respon intensitasnya dapat digunakan sebagai ion produk untuk analisa menggunakan metode SIM Selected Ion Monitoring. Spektra hasil pengukuran ion induk dapat dilihat pada gambar 4.1. Massa spektrometri yang digunakan pada alat yang digunakan adalah teknologi ESI Electrospray ionization. Menurut Onggo, dkk 1998; Cappiello, 2007, ESI merupakan suatu teknologi menghasilkan ion dengan cara penyemprotan analit dalam bentuk tetesan droplet yang bermuatan yang diperoleh dari pelarut yang digunakan yang kemudian pelarut akan terevaporasi menghasilkan sampel yang bermuatan ion. Hal ini menyebabkan pada penelitian ini diperolah pola ionisasi dari antibiotika yang memberikan nilai ion induk yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Kondisi detektor spektrometri massa berdasarkan metode Zhou 1020 yang digunakan pada penelitian ini adalah temperatur quadropole 100 o C, temperatur gas 350 o C, drying gas 10 lmin, ionization polarity positif dan negatif. Universitas Sumatera Utara a. b. c. d. Gambar 4.1. Pola ionisasi dari Antibiotika: amoksisilin a; tetrasiklin b; ampisilin c; kloramfenikol d dengan kondisi KCKT berdasarkan metode Zhou, 2010. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Hasil polarisasi ion dengan kondisi KCKT-MS metode Zhou, 2010. Nama Antibiotika Pola Fragmentasi Massa ion Molekul Muatan ion prekusor ion Amoksisilin Positif 365,1 366,1 Tetrasiklin Positif 444,5 445,1 Ampisilin Negatif 349,1 348.1 Kloramfenikol Negatif 322,01 321.01 Hasil yang diperoleh sesuai dengan pernyataan Zhou 2010; Fang 2007; bahwa untuk ionisasi dari antibiotika amoksisilin dan tetrasiklin menghasilkan ion dengan pola ionisasi positif dengan nilai mz 366,1 dan mz 455,2 sedangkan ampisilin dan kloramfenikol menghasilkan ion dengan pola ionisasi negatif dengan nilai mz 348,1 dan mz 321,1 Proses ionisasi antibiotika yang terbentuk disebabkan pelarut yang digunakan adalah air dan metanol yang dengan penambahan 0,1 asam formiat membantu menyumbangkan proton dalam proses ionisasi Cai-Ming, 2009, sehingga molekul yang dihasilkan adalah amoksisilin dan tetrasiklin memiliki pola ionisasi positif [M + H] + dan ampisilin dan kloramfenikol memiliki pola ionisasi negatif [M – H] - sehingga selanjutnya proses analisa di lakukan dengan menggunakan metode pengukuran SIM Selection Ion Monitoring yaitu metode pengukuran senyawa dengan hanya mendeteksi muatan ion senyawa yang diinginkan. Universitas Sumatera Utara

4.3 Penentuan Kondisi KCKT Yang Optimum

Dokumen yang terkait

Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ Dan Kaki Ayam Pedaging Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang

3 16 132

Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ Dan Kaki Ayam Pedaging Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang

1 11 61

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

1 9 48

SKRIPSI STUDI KANDUNGAN RESIDU OKSITETRASIKLIN PADA AYAM RAS Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

1 4 14

PENDAHULUAN Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

0 0 5

STUDI KANDUNGAN RESIDU OKSITETRASIKLIN PADA AYAM RAS BROILER YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL BUNDER SRAGEN Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

1 1 19

Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap Kandungan Residu Antibiotik Dalam Air Susu Sapi.

0 0 1

Residu Antibiotika pada daging ayam import dari Brasil dan Amerika yang Masuk Melalui Stasiun Karantina Dili Timor Leste.

0 7 20

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 11

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 1