Penentuan Kondisi Kromatografi untuk Mendapatkan Hasil Analisis yang Optimum. Pembuatan Kurva Kalibrasi Baku Pembanding Antibiotika

3.8.3.2 Penentuan Kondisi Kromatografi untuk Mendapatkan Hasil Analisis yang Optimum.

Kondisi kromatografi divariasikan untuk mendapatkan hasil analisis yang optimum. Kondisi kromatografi lainnya yang divariasikan untuk mendapatkan hasil analisis optimum adalah komposisi fase gerak. Perbandingan fase gerak yakni 0,1 asam formiat dalam air dan 0,1 asam formiat dalam metanol divariasikan 50:50, 40:60, 30:70, dan 20:80 pada menit ke 7,27 pada elusi gradient dengan polarisasi positif dan divariasikan 70:30, 65:35, 60:40 dan 55:45 pada analisa dengan polarisasi negatif, dengan laju alir 0,5 mlmenit. Pada Kondisi ini di suntikan 10 µl larutan baku antibiotika standar 1 ppm. Hasil kromatogram yang memberikan waktu tambat singkat, jumlah lempeng teoritis yang tinggi, tailing factor yang mendekati 1 dan yang memberikan nilai resolusi besar dari 1,5 selanjutnya dipilih sebagai kondisi yang akan digunakan dalam penelitian ini USP XXX Data hasil optimasi dapat dilihat pada Tabel 4.

3.8.3.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Baku Pembanding Antibiotika

Larutan induk baku III antibiotika masing-masing dipipet 0,25 ml; 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml; 2,5 ml, dan 25 ml . Kemudian dimasukkan masing- masing ke dalam labu tentukur 25 ml, lalu diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda. Konsentrasi larutan antibiotika berturut-turut adalah 0,01 ppm; 0,02 ppm; 0,04 ppm; 0,06 ppm; 0,08 ppm, 0,1 ppm dan 1 ppm. Masing-masing larutan disaring melalui penyaring membran Cellulose Nitrate 0,2 μm dan diawaudarakan selama ± 5 menit. Kemudian, filtrat larutan baku pembanding disuntikkan sebanyak 10 μl ke dalam sistem KCKT melalui autosampler ALS. Deteksi menggunakan detektor MS dengan metode SIM Selected Ion Monitoring Universitas Sumatera Utara dengan polarisasi ion positif pada mz 366.1 untuk amoksisilin, mz 445,2 untuk tetrasiklin dan polarisasi ion negatif pada mz 348 untuk ampisilin dan mz 321 untuk kloramfenikol. Direkam kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi dari luas puncak, lalu dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasi.

3.8.3.4 Prosedur Uji Validasi Metode

Dokumen yang terkait

Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ Dan Kaki Ayam Pedaging Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang

3 16 132

Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ Dan Kaki Ayam Pedaging Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang

1 11 61

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

1 9 48

SKRIPSI STUDI KANDUNGAN RESIDU OKSITETRASIKLIN PADA AYAM RAS Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

1 4 14

PENDAHULUAN Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

0 0 5

STUDI KANDUNGAN RESIDU OKSITETRASIKLIN PADA AYAM RAS BROILER YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL BUNDER SRAGEN Studi Kandungan Residu Oksitetrasiklin Pada Ayam Ras Broiler Yang Dijual Di Pasar Tradisional Bunder Sragen.

1 1 19

Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap Kandungan Residu Antibiotik Dalam Air Susu Sapi.

0 0 1

Residu Antibiotika pada daging ayam import dari Brasil dan Amerika yang Masuk Melalui Stasiun Karantina Dili Timor Leste.

0 7 20

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 11

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 1