Lokasi dan Waktu Penelitian Variabel dan Definisi Operasional Metode Pengukuran

status gizi dan pada ibu dilakukan post-test. Rancangan penelitiannya adalah seperti gambar 3.1. O 1 X O 2 Status gizi anak Status gizi anak O 3 Y O Pola asuh ibu Pola asuh ibu 4 Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Keterangan : O 1 X = status gizi balita sebelum intervensi O = pemberian bubur dan susu 2 O = status gizi balita setelah diberikan intervensi 3 O = pola asuh ibu sebelum intervensi 4 Y = konseling gizi = pola asuh ibu setelah intervensi

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Tebing Tinggi dengan alasan masih ditemukannya kasus gizi kurang pada balita meskipun program PMT berjalan setiap tahun 2006 sampai saat ini dengan sumber dana APBD, Jamkesmas, Bantuan Operasional Kesehatan 2011, penyuluhan di posyandu setiap bulan dan kunjungan rumah. Walaupun prevalensinya tidak terlalu tinggi yaitu 1,89 sampai bulan Mei 2011, bila hal ini tidak ditanggulangi jumlah akan meningkat terus setiap tahun. Waktu penelitian dilakukan pada tgl 18 Oktober sd 18 Desember 2011. Asupan Gizi Balita Universitas Sumatera Utara 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi penelitian adalah balita umur 6-59 bulan dengan status gizi kurang yang dijaring melalui kunjungan ke posyandu maupun hasil temuan lapangan pada saat kunjungan ke rumah balita pada bulan Mei tahun 2011 sebanyak 199 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah seluruh populasi total sampling yang berjumlah 199 orang balita.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dibagi atas data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer

Sebelum intervensi dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu pre-test untuk mengetahui sampai sejauh mana pola asuh ibu dalam hal pengasuhan pada balita kurang gizi dan kemudian dilakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan balita untuk menentukan status gizi. Pretest dan pendistribusian PMT tahap I dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2011 dan konseling dilakukan setelah selesai pretest. Tanggal 9 November 2011 dilaksanakan pendistribusian PMT dan konseling tahap II serta monitoring. Pada saat konseling berlangsung peneliti mengamati setiap pesan yang disampaikan oleh petugas dengan menggunakan kuesioner dan peneliti mencatat berapa kotak susu yang dihabiskan balita selama 20 hari pertama. Tanggal 28 November 2011 Universitas Sumatera Utara dilakukan pendistribusian PMT dan konseling tahap III dan dilakukan hal yang sama seperti tahap II. Tanggal 19 Desember 2011 dilakukan postest dan penimbangan berat badan balita dan mencatat berapa kotak susu yang dihabiskan oleh balita.

3.4.2. Data Sekunder

Dikumpulkan dari laporan bulanan, triwulan dan tahunan Puskesmas se Kota Tebing Tinggi dan dari laporancatatan KecamatanKelurahan atau instansi terkait lain yang berkenaan dengan data-data gambaran daerah penelitian

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel independen yaitu yang variabel-variabel yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap status gizi balita gizi kurang yaitu : 1 Konseling adalah proses penyampaian pesan dari petugas gizi kepada ibu balita tentang cara pemberian makanan tambahan dan cara mengasuh anak agar kekurangan gizi pada balita dapat teratasi. 2 PMT adalah pembarian makanan kepada balita usia 6-11 bulan diberi Cerelac sebanyak 180 sachetorang untuk 60 hari, untuk usia 1-3 tahun diberi susu SGM Eksplor 180 gr sebanyak 20 kotakorang selama 60 hari dan untuk usia 3-5 tahun diberi susu SGM Aktif 180 gr sebanyak 20 kotakorang selama 60 hari. 3 Pola asuh ibu sebelum dan sesudah konseling adalah praktek pengasuhan pemberian makanan dan perawatan kesehatan yang diterapkan ibu kepada anaknya sebelum dan sesudah dilakukan konseling. Universitas Sumatera Utara 4 Status gizi adalah keadaan kesehatan balita 6-59 bulan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat lain yang diperoleh dari makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri dengan indeks BBTB dinilai berdasarkan WHO-2005.

3.6. Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Pemberian Cerelac dan SGM

Jumlah Makanan Tambahan yang dihabiskan selama 3 bulan yang dibedakan atas : a. Tidak Baik : 80 dihabiskan dari PMT yang diberikan b. Baik : ≥ 80 dihabiskan dari PMT yang diberikan

2. Konseling Gizi

Dalam penelitian ini peneliti mengamati proses konseling yang berlangsung dengan menggunakan kuesioner. Hasil pengamatan diberi tanda pada jawaban ya atau tidak. Dengan nilai interval jawaban : a. Tidak Baik : Mean skor 7,5 b. Baik : ≥ Mean skor ≥ 7,5

3. Pola asuh :

Diukur melalui wawancara pada ibu dengan menggunakan kuesioner sebanyak 53 pertanyaan. Setiap jawaban diberi skor : a = 3, b = 2 dan c = 1 hingga Universitas Sumatera Utara skor tertinggi adalah 159 53 x 3 sedangkan skor terendah adalah 53 53 x 1. Jadi skor jawaban dikategorikan : a. Tidak baik : Jika skor 80 b. Baik : Jika skor ≥ 80

4. Status gizi balita

Nilai status anak balita didasarkan dari hasil pengukuran Skor Simpang Baku Z-score dengan menghitung berat badan sebelum dan sesudah PMT kemudian dibandingkan dengan rujukan WHO-2005, yaitu : a. Gizi Kurang : -2 SD sd -3 SD b. Gizi Baik : -2 SD sd 2 SD

3.7. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Karakteristik Anak dan Ibu, Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014

4 89 208

Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

3 41 99

Pola Makan dan Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011

5 41 77

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009

0 57 105

MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 4 12

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESM

0 3 18

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

0 2 15

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BURUK BALITA DI KECAMATAN PAUH KODYA PADANG.

0 0 9

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN MODIFIKASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA

0 0 6