Manfaat Konseling Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dan Konseling Ibu Balita terhadap Status Gizi Balita Gizi Kurang Dari Keluarga Miskin di Kota Tebing Tinggi

Tahap awal respon ibu dapat langsung dilihat dari sikapnya pada saat konseling berlangsung apakah ibu antusias dalam mengikuti proses konseling atau bahkan memperlihatkan sikap acuh tak acuh. Disini sangat diperlukan sikap cermat dari petugas bagaimana agar tercipta suasana konseling yang dapat membangkitkan semangat si ibu atau merubah suasana konseling yang tadinya tegang menjadi kekeluargaan dengan memberi kesempatan bagi ibu untuk menceritakan keluhan atau masalah yang dihadapinya selama ini. Keberhasilan proses konseling sangat tergantung pada sikap petugas dalam memberikan penjelasan pada ibu. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pengalaman petugas agar hasil yang diharapkan dapat tercapai. Tidak hanya sampai disini tindak lanjut perlu dilakukan yaitu dengan mendatangi rumah ibu balita untuk melihat secara langsung apakah yang disampaikan pada saat konseling dilaksanakan oleh ibu. Ini dapat dinilai dari sikap dan perilaku ibu pada saat sebelum dilakukan konseling dengan setelah dilakukan konseling.

2.6. Manfaat Konseling

Komunikasi dan konseling seperti yang diulas pada sub paragraf terdahulu dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas dengan harapan bahwa proses tersebut akan dapat memperbaiki status gizi anak-anak balita secara terpadu dan proporsional. Pada hakekatnya setiap pekerjaan dalam manajemen organisasi memerlukan kerja sama demi mencapai tujuan. Tujuan tersebut bila tercapai, dapat disebut sebagai salah satu indikator kinerja dari tim. Nilainya harus dapat dan selalu Universitas Sumatera Utara diukur, apakah cukup efektif berdasarkan rasio antara pencapaian dengan target standar. Artinya konseling harus juga dievaluasi bagaimana aspek kinerjanya terkait dengan variabel-variabel yang berpengaruh. Untuk melakukan teknik evaluasi tersebut di bawah ini dipaparkan paradigma Harold Lasswell, seorang pakar komunikasi. Harold Lasswell’s 1948 seperti yang dikutip oleh Watson dan Hill 1996 mengungkapkan: “Who Says What, In Which Channel, To Whom and With What Effect ?, Teori tersebut dapat ditulis secara sederhana terkait dengan penelitian: “Siapa komunikatornya yang mengatakan pesan apa, dengan cara atau jalur yang sesuai bagimana, kepada komunikan para ibu-ibu balita gizi kurang dan bagaimana efek atau akibatnya, apakah sesuai dengan harapan atau tidak”. Jadi ada 5 faktor yang berpengaruh dalam proses komunikasi yaitu: 1 konselor; 2 isi pesan tentang gizi, asupan makanan dan kesehatan; 3 sikap konselor simpatik dan empatik; 4 penerima pesan ibu balita; 5 kemudian dievaluasi bagaimana efeknya terhadap pebaikan gizi anak balita yang mengalami gangguan gizi. Pada saat pertama kali klien bertemu dengan konselor, berbagai perasaan ada pada klien seperti rasa takut, tidak menentu, cemas, bingung, malu, apatis, dll. Oleh karena itu, perlu strategi untuk menghadapi agar klien merasa siap untuk bertemu konselor, diantaranya: mengenal klien lebih awal dengan menggali data klien selengkap mungkin, misalnya nama orang tua, nama klien, alamat, keadaan sosial ekonomi, kondisi penyakit, sikap penerimaan klien terhadap proses perawatan pada Universitas Sumatera Utara waktu di RSPuskesmas. Untuk pasien rawat inap informasi dapat diperoleh dengan membaca buku rekam medikcatatan medik, dari perawat dan dokter yang merawatnya. Untuk pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan menghubungi dokter atau perawat yang pernah menanganinya, atau kader posyandudasawisma. Tempat yang baik untuk konseling, a Ruang tersendiriterpisah dengan ruangan lain, sehingga klien merasa nyaman, b Ukuran besar kecilnya ruang konseling tergantung dari jumlah klien yang dilayani atau jumlah konselor yang akan memberikan konseling, c Ada tempatmeja untuk mendemonstrasikan materi konseling, d Ruangan sebaiknya dihiasdekor dengan pesan-pesan gizi yang atraktif, e Lokasi mudah dijangkau oleh klien termasuk klien yang mempunyai keterbatasan fisik, f Ruangan mempunyai lampu dan sirkulasi udara yang cukup, g Ruangan didukung dengan fasilitas peralatan belajar yang cukup memadai antar lain poster, leaflet, majalah dll Waktu konseling yang baik adalah 30 menit sampai dengan 60 menit. Pembagian waktu kira – kira 30 menit untuk menggali data, dan selebihnya untuk diskusi dan pemecahan masalah. Menurut Notoatmodjo 2005, bahwa telah ditempuh salah satu cara perbaikan gizi terhadap balita melalui usaha intervensi konseling terhadap prilaku ibu. Menurut Notoatmodjo bahwa program seperti itu, lebih dikenal sebagai bagian usaha pendidikan gizi masyarakat, telah terbukti mampu meningkatkan pengetahuan dan prilaku ibu, dan berdampak positif terhadap gizi anak balita di berbagai negara. Universitas Sumatera Utara Upaya PMT kepada anak balita tanpa dibarengi dengan pendidikan gizi kepada ibu anak balita, tidak dapat meningkatkan status gizi anak balita secara bermakna. . Sejumlah 234 pasangan ibu dan bapa serta anak balita mereka, tersebar dalam 3 kelompok. Dua 2 kelompok dijadikan sebagai kelompok eksperimen, sementara kelompok ke 3 adalah kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak membuktikan ada perbedaan peningkatan jumlah ibu yang mempunyai pengetahuan gizi baik dengan kelompok yang diberi pendidikan gizi melalui metode permainan dengan kelompok yang diberi pendidikan dengan metode ceramah. Perbedaan peningkatan pengetahuan gizi diantara kelompok yang diberi ceramah ataupun permainan dengan kelompok kontrol menunjukkan ada perbedaan yang bermakna. Beberapa hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang secara statistik bermakna tentang pengaruh konseling dan penyuluhan kelompok terhadap sikap dan perilaku ibu dalam masalah gizi balita. Konseling menghasilkan sikap 13 poin dan perilaku 15 poin lebih tinggi dari pada penyuluhan kelompok Wijayanti, 2010. Responden overweight dan obes dilakukan konseling gizi secara berkala setiap minggu selama 8 delapan kali dilakukan penimbangan berat badan. Hasil menunjukkan perubahan berat badan sebesar 0,72 kg sebelum konseling 62,74 kg dan sesudah konseling 63,46 kg. Penelitian ini membuktikan bahwa konseling gizi dapat memberikan perubahan konsep dan perilaku responden yang overweight dan obes untuk menurunkan berat badannya Podojoyo dkk, 2007. Proses konseling bermanfaat karena ada nuansa pemberian pesan dibuat secara khusus terhadap individu komunikasi interpersonal. Keakraban dapat Universitas Sumatera Utara diciptakan disini sehingga effek empati dan perasaan dilayani secara simpatik akan lebih memberi pengaruh positif terhadap materi yang dipesankan oleh komunikan kepada para ibu. Kerahasiaan pribadi yang ada kalanya menghambat komunikasi terbuka dengan banyak orang, jadi lebih terbuka dan dapat dicarikan solusi.

2.7. Faktor Penghambat Konseling

Dokumen yang terkait

Karakteristik Anak dan Ibu, Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014

4 89 208

Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

3 41 99

Pola Makan dan Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011

5 41 77

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009

0 57 105

MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 4 12

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESM

0 3 18

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

0 2 15

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BURUK BALITA DI KECAMATAN PAUH KODYA PADANG.

0 0 9

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN MODIFIKASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA

0 0 6