4.5. Pola Asuh Sebelum dan Sesudah Konseling Gizi
Hasil penilaian pola asuh balita dengan menggunakan kuesioner sebanyak 53 pertanyaan, dimana sebelum dilakukan konseling gizi seperti terinci pada Tabel 4.7
menunjukkan tindakan pengasuhan meliputi pemberian makanan dan perawatan kesehatan yang diterapkan responden kepada balita seluruhnya berada pada kategori
tidak baik 100. Setelah dilakukan konseling oleh tenaga kesehatan kepada ibu balita dengan frekuensi tiga kali selama 60 hari dengan memberikan berbagai
informasi tentang cara pemberian makanan dan cara mengasuh anak menyebabkan status gizi pada balita
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Pola Asuh Responden Sebelum dan Sesudah Dilakukan Konseling di Kota Tebing Tinggi
terjadi perubahan disebabkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Setelah dilakukan konseling kesehatan, responden cenderung memberikan
keaneka ragaman makanan dan juga makanan selingan kepada balita. Kebiasaan makan balita yang tidak habis, balita diberikan bujukan seperti mainan atau mengajak
anak balita makan sambil bermain, sehingga pola asuh yang diterapkan responden lebih banyak yang baik 117 orang 58,8, dibandingkan dengan tidak baik 82 orang
41,2.
Konseling Pola Asuh
Sebelum Sesudah
Baik Tidak
Baik Total
Baik Tidak
Baik Total
n n
n n
n n
Baik 0 0
0 100 91 66,9 45 33,1 136 100
Tidak baik 199 100 199 100 26 41,3 37 58,7 63 100
Universitas Sumatera Utara
Nilai rata-rata skor pola asuh balita yang diterapkan responden dalam pemberian makanan dan perawatan kesehatan sebelum dilakukan konseling
gizi tentang informasi kesehatan dalam cara pemberian makanan tambahan dan cara mengasuh balita
Tabel 4.8. Hasil Uji t test Pola Asuh Sebelum dan Sesudah Konseling Gizi
berada pada z skor rata-rata 75,37 dengan simpangan baku 3,621, sedangkan rata-rata skor pola asuh responden sesudah dilakukan konseling gizi
berada pada z skor rata-rata 97,30 dengan simpangan baku 16,672. Dari hasil uji t-test berpasangan diperoleh nilai t sebesar -18,605 dan p-value 0,000 artinya ada
perbedaan yang signifikan antara pola asuh responden dalam pemberian makan sebelum dan sesudah dilakukan konseling gizi pada keluarga miskin di Kota Tebing
Tinggi. Keberadaan konseling sebagai informasi kesehatan melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan kepada ibu balita selama 3 kali dalam kurun waktu penelitian,
dapat meningkatkan pemahaman atau pengetahuan ibu balita tentang pola asuh balita disebabkan keterpaparan informasi tersebut dibandingkan pemahaman ibu balita
sebelum diberikan konseling.
Pengukuran Rata-rata skor
Pola Asuh Balita n
Std.deviasi t
P Value
Sebelum 75,37
199 3,621
-18,605 0,000
Sesudah 97,30
199 16,672
4.6. Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi
Hasil penilaian pola asuh balita setelah dilakukan konseling tentang pemberian makanan dan perawatan kesehatan yang diterapkan
Universitas Sumatera Utara
responden
Tabel 4.9. Tabulasi Silang Pola Asuh Responden Sesudah Dilakukan Konseling terhadap Status Gizi Balita di Kota Tebing Tinggi
kepada balitanya menyebabkan terjadi perubahan status gizi balita dari gizi kurang menjadi gizi baik. Pola asuh yang diterapkan responden cenderung
memberikan keaneka ragaman makan dan juga makan selingan kepada balita. Kebiasaan anak balita tidak menghabiskan makanannya, balita diberikan bujukan
seperti mainan atau mengajak anak balita makan sambil bermain, sehingga status gizi balita terjadi perubahan yaitu status gizi baik 95 orang 47,7, dibandingkan dengan
tidak baik 104 orang 52,3.
Pola Asuh Status Gizi
Total Gizi Baik
Gizi Kurang n
n n
Baik 88
75,2 29
24,8 117
100
Tidak baik 7
8,5 76
91,5 82
100 Total
95 47,7
104 52,3
199 100
4.7. Pengaruh Program Makanan Tambahan terhadap Status Gizi Hasil penilaian status gizi balita setelah dilakukan PMT menunjukkan adanya
perubahan status gizi balita dari gizi kurang menjadi gizi baik. PMT yang diberikan pada balita umur 6-11 bulan adalah Cerelac dan umur 12-59 bulan Susu SGM. Zat-
zat unsur yang terkandung dalam Cerelac dan susu SGM sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan balita. Program makanan tambahan yang baik 117 orang, lebih banyak
mengalami status gizi baik 94 orang 80,3 dibandingkan tidak baik 23 orang 19,7. Dari PMT yang tidak, lebih banyak balita berstatus gizi kurang 81 orang
98,8 dibandingkan dengan status gizi baik 1 orang 1,2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Status Gizi Balita Sebelum dan Sesudah Dilakukan PMT di Kota Tebing Tinggi
PMT Status Gizi Sesudah
Gizi Baik Gizi Kurang
Total n
n n
Baik 94
80,3 23
19,7 117
58.8
Tidak baik 1
1,2 81
98,8 82
41.2
4.8. Pengaruh Konseling terhadap Status Gizi