2.11. Landasan Teori
Ketersediaan pangan dalam keluarga akan menjamin asupan zat gizi pada anak ditambah lagi dengan adanya program PMT yang diberikan oleh pemerintah
akan memenuhi kecukupan zat gizi dan kalori yang pada ahirnya akan memperbaiki status gizi. PMT yang diberikan dapat dalam bentuk makanan olahan ataupun
pabrikan yang mengandung bahan makanan sumber kalori karbohidrat,protein dan lemak tanpa mengenyampingkan sumber zat gizi lainnya serta mudah disiapkan.
Makanan harus bersih dan aman, terhindar dari pencemaran mikroorganisme serta tidak kadaluwarsa. PMT saja tidak cukup tapi harus dibarengi dengan pemberian
penyuluhan atau konseling gizi pada ibu. Konseling merupakan suatu roses penyampaian pesan dalam hal ini
pengetahuan tentang makanan sehat bergizi dan seimbang serta bagaimana memelihara dan merawat anak agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit yang
secara langsung dapat mempengaruhi status gizi anak. Dengan adanya pesan tersebut ibu memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang pada ahirnya berpengaruh
terhadap perilaku ibu. Dalam konseling gizi perubahan sikap yang diharapkan adalah perubahan perilaku ibu dalam perawatan anak balita, bagaimana cara mengasuh,
merawat, menilai pertumbuhan dan perkembangan anak. Konseling jika dilakukan dengan baik maka akan meningkatkan pengetahuan gizi ibu, memperbaiki pola
pengasuhan dan perawatan anak khususnya yang terkait dengan cara pemberian makan anak, memelihara kebersihan anak dan memberikan pengobatan jika anak
Universitas Sumatera Utara
sakit. Apabila praktek pengasuhan anak dapat diperbaiki maka akan meningkatkan status gizi anak.
Pola asuh gizi merupakan praktek rumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan serta sumber lainnya untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan. Pola asuh gizi juga merupakan sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lainnya dalam hal kedekatan dengan anak,
memberikan makan, menjaga kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Agar pola hidup anak sesuai dengan standar kesehatan, disamping harus
mengatur pola makan yang baik dan juga harus mengatur pola asuh yang baik. Pola asuh yang baik bisa ditempuh dengan memberikan perhatian yang penuh serta kasih
sayang pada anak, memberinya waktu yang cukup untuk menikmati kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Melalui keluarga dalam hal ini orang tua , anak
beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengenal dunia sekitarnya. Dengan demikian dasar pengembangan diri seorang individu telah diletakkan oleh orang tua
melalui praktek pengasuhan anak sejak ia masih bayi Soekirman, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Efek
AKSES KE PANGAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Pohon Masalah Faktor-Faktor yang Memengaruhi Status Gizi Balita Modifikasi dari UNICEF, 1998
Perubahan perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Kesemua faktor harus saling mempengaruhi dan saling mendukung untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa
orang, namun respon tiap-tiap orang akan berbeda. Tapi faktor lingkungan sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Menurut pendapat Notoatmodjo 2007 mengutip hasil penelitian
ASUPAN PANGAN PENYAKIT INFEKSI
AKSES KE PELAYANAN
KESEHATAN PENGASUHAN
ANAK STATUS GIZI
PMT KONSELING
Penyebab langsung
Penyebab Tidak
langsung
Universitas Sumatera Utara
Rogers 1974, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:
1 awareness kesadaran; 2 interest tertarik; 3 evaluation menimbang; 4 trial mencoba dan 5 adaptation berperilaku baru.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas tetapi juga dapat
melewati fase 1 knowledge pengetahuan; 2 persuassion perhatian; 3 decission memutuskan dan 4 confirmation berperilaku baru . Apabila penerimaan perilaku
baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positip, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting.
Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
Menurut Menteri Kesehatan RI, pemerintah bertanggung jawab dalam penanggulangan masalah kurang gizi masyarakat khususnya masyarakat miskin
melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas, membuat standard pelayanan, buku pedoman serta melakukan supervisi program ke provinsi,
kabupatenkota, dalam kaitannya dengan gizi kurang dan gizi buruk, Depkes sejak tahun 2005 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional RAN Pencegahan dan
Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009. Program yang dicanangkan adalah: 1 meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan di posyandu;
2 meningkatkan tata laksana penanggulangan gizi buruk di puskesmas dan rumah sakit; 3 PMT; 4 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam
Universitas Sumatera Utara
memberikan asuhan gizi anak balita; dan 5 memberikan suplemen gizi Vitamin A pada semua anak balita.
2.12. Kerangka Konsep