BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian ilmiah sehingga metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan
apakah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2000.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Berikut adalah identifikasi variabel yang di gunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel kriteria
: intensi berwirausaha 2. Variabel prediktor
: Adversity Quotient
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Intensi berwirausaha
Intensi berwirausaha adalah keinginan atau niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha.
Intensi berwirausaha diungkap melalui skala intensi berwirausaha yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen 1975
intensi merefleksikan keinginan individu untuk mencoba menetapkan perilaku, yang terdiri dari tiga determinan yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif,
dan control perilaku yang disadari. Total skor yang diperoleh pada skala intensi berwirausaha menggambarkan tingkat intensi berwirausaha. Semakin tinggi skor
Universitas Sumatera Utara
skala intensi berwirausaha yang diperoleh pada mahasiswa, menunjukkan semakin tinggi intensi berwirausaha mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah skor skala
intensi berwirausaha yang diperoleh mahasiswa menunjukkan semakin rendah intensi berwirausaha mahasiswa.
2. Adversity Quotient
Adversity Quotient adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk
dapat beradaptasi dengan baik meskipun dihadapkan dengan keadaan-keadaan yang sulit, serta kemampuan mengatasi dan menghadapi kesulitan tersebut
. Melalui kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan tindakan yang
membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku atas stimulus peristiwa–peristiwa dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau kesulitan.
Adversity Quotient diungkap melalui skala
Adversity Quotient yang
disusun oleh peneliti berdasarkan empat dimensi Adversity Quotient
. Menurut Stoltz 2000 mengemukakan bahwa AQ memilliki beberapa dimensi yang
dikenal dengan CO
2
a. Control C RE antara lain:
Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak kendali yang dapat kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Hal
yang terpenting dari dimensi ini adalah sejauh mana individu dapat merasakan bahwa kendali tersebut berperan dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan
seperti mampu mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b. Origin dan Ownership O
2
Dimensi ini mempertanyakan siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan dan sejauh mana seseorang menganggap dirinya mempengaruhi dirinya sebagai
penyebab dan asal usul kesulitan seperti penyesalan, pengalaman dan sebagainya. c. Reach R
Dimensi ini yang mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu seperti
hambatan akibat panik, hambatan akibat malas dan sebagainya. d. Endurance E
Dimensi keempat ini dapat diartikan ketahanan yaitu dimensi yang mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa lama penyebab kesulitan
itu akan terus berlangsung dan tanggapan indivudu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu bukan masalah, kemampuan menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan sebagainya. Total skor yang diperoleh pada skala Adversity Quotient menggambarkan tingkat Adversity Quotient. Semakin tinggi
skor skala Adversity Quotient yang diperoleh pada mahasiswa, menunjukkan semakin tinggi tinggi tingkat Adversity Quotient mahasiswa. Sebaliknya, semakin
rendah skor skala Adversity Quotient yang diperoleh mahasiswa menunjukkan semakin rendah tingkat Adversity Quotient mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan sampel