2. Hasil utama penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan dengan teknik analisa regresi yang menggunakan program SPSS 16.0, didapat nilai koefisien korelasi R sebesar
0.312 dengan p0,005. Hipotesis nol dalam penelitian ini yaitu Adversity Quotient bukan merupakan prediktor positif bagi intensi berwirausaha. Kriteria penolakan
Ho adalah jika p α 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai p0,005,
karena p0,005 α 0,05 maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Adversity
Quotient merupakan prediktor positif bagi intensi berwirausaha. Hasil analisa regresi dapat dilihat pada tabel 11. Nilai koefisien determinan R square sebesar
0.097 yang menunjukkan bahwa peranan Adversity Quotient terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
adalah sebesar 9.7. Artinya variabel Adversity Quotient memberikan sumbangan efektif sebesar 9.7 sedangkan sisanya 90,3 dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak terdapat pada penelitian ini.
Tabel 11. Koefisien determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.312
a
.097 .086
12.317 a. Predictors: Constant, AdversityQuotient
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Hasil analisa varians
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
1273.155 1
1273.155 8.392
.005
a
Residual 11833.833
78 151.716
Total 13106.988
79 a. Predictors: Constant, AdversityQuotient
b. Dependent Variable: IntensiBerwirausaha
Tabel 13 Koefisien b0 dan b1
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 41.200
7.995 5.153
.000 AdversityQuotient
.485 .168
.312 2.897
.005 a. Dependent Variable: IntensiBerwirausaha
Persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah
1 1
` X
β β +
= Υ
. Intensi berwirausaha dilambangkan dengan Y` dan Adversity Quotient dilambangkan
dengan X
1
. Berdasarkan rumus tersebut, persamaan garis regresinya adalah Y`=41.200+0.485X
1,
artinya nilai intensi berwirausaha bertambah sebesar 41.200+0.485 jika nilai Adversity Quotient = 1 satuan, maka semakin baik
Adversity Quotient mahasiswa maka akan meningkatkan intensi berwirausaha kecenderungan dalam berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
C. Kategori Skor Penelitian
1. Kategorisasi Skor Skala Intensi Berwirausaha
Kategorisasi skor intensi berwirausaha dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean hipotetik. Skala intensi
berwirausaha terdiri dari 25 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 5. Dari skala intensi berwirausaha yang diisi subjek, maka diperoleh
mean empirik sebesar 64.01dengan standar deviasi sebesar 12.881. Sementara mean hipotetik yang diperoleh sebesar 75 dengan standar deviasi sebesar 16.667.
Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14 . Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
Variabel Empirik
Hipotetik Min
Max Mean
Sd Min
Max Mean
Sd
Intensi Berwirausaha
28 101
64.01 12.881
25 125
75 16.667
Dari mean hipotetik sebesar 75 dan standar deviasi sebesar 16.667 dapat dibuat kategorisasi intensi berwirausaha yang dikategorikan menjadi tiga
kelompok dengan rumus Azwar, 2000: Tinggi
= X ≥ Mean + 1 SD
Sedang = Mean – 1 SD
≤ X Mean + 1 SD
Universitas Sumatera Utara