BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian ilmiah sehingga metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan
apakah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2000.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Berikut adalah identifikasi variabel yang di gunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel kriteria
: intensi berwirausaha 2. Variabel prediktor
: Adversity Quotient
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Intensi berwirausaha
Intensi berwirausaha adalah keinginan atau niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha.
Intensi berwirausaha diungkap melalui skala intensi berwirausaha yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen 1975
intensi merefleksikan keinginan individu untuk mencoba menetapkan perilaku, yang terdiri dari tiga determinan yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif,
dan control perilaku yang disadari. Total skor yang diperoleh pada skala intensi berwirausaha menggambarkan tingkat intensi berwirausaha. Semakin tinggi skor
Universitas Sumatera Utara
skala intensi berwirausaha yang diperoleh pada mahasiswa, menunjukkan semakin tinggi intensi berwirausaha mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah skor skala
intensi berwirausaha yang diperoleh mahasiswa menunjukkan semakin rendah intensi berwirausaha mahasiswa.
2. Adversity Quotient
Adversity Quotient adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk
dapat beradaptasi dengan baik meskipun dihadapkan dengan keadaan-keadaan yang sulit, serta kemampuan mengatasi dan menghadapi kesulitan tersebut
. Melalui kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan tindakan yang
membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku atas stimulus peristiwa–peristiwa dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau kesulitan.
Adversity Quotient diungkap melalui skala
Adversity Quotient yang
disusun oleh peneliti berdasarkan empat dimensi Adversity Quotient
. Menurut Stoltz 2000 mengemukakan bahwa AQ memilliki beberapa dimensi yang
dikenal dengan CO
2
a. Control C RE antara lain:
Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak kendali yang dapat kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Hal
yang terpenting dari dimensi ini adalah sejauh mana individu dapat merasakan bahwa kendali tersebut berperan dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan
seperti mampu mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b. Origin dan Ownership O
2
Dimensi ini mempertanyakan siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan dan sejauh mana seseorang menganggap dirinya mempengaruhi dirinya sebagai
penyebab dan asal usul kesulitan seperti penyesalan, pengalaman dan sebagainya. c. Reach R
Dimensi ini yang mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu seperti
hambatan akibat panik, hambatan akibat malas dan sebagainya. d. Endurance E
Dimensi keempat ini dapat diartikan ketahanan yaitu dimensi yang mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa lama penyebab kesulitan
itu akan terus berlangsung dan tanggapan indivudu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu bukan masalah, kemampuan menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan sebagainya. Total skor yang diperoleh pada skala Adversity Quotient menggambarkan tingkat Adversity Quotient. Semakin tinggi
skor skala Adversity Quotient yang diperoleh pada mahasiswa, menunjukkan semakin tinggi tinggi tingkat Adversity Quotient mahasiswa. Sebaliknya, semakin
rendah skor skala Adversity Quotient yang diperoleh mahasiswa menunjukkan semakin rendah tingkat Adversity Quotient mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diselidiki dan mempunyai minimal satu sifat yang sama atau ciri–ciri yang sama dan untuk siapa kenyataan
yang diperoleh dari subjek penelitian hendak digeneralisasikan Hadi, 2000. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan
mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Karakteristik atau ciri sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. b. Usia 18-21 tahun, pembatasan usia remaja menurut Monks 2001, yaitu
usia 18 sampai 21 tahun termasuk dalam tahap remaja akhir. Berdasarkan definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa mahasiswa merupakan
individu yang belajar di perguruan tinggi dan telah memasuki remaja akhir dan dewasa awal, maka dipilih mahasiswa yang termasuk dalam kategori
remaja akhir.
2. Teknik pengambilan sampel
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik random sampling. Menurut Hadi 2000 dalam random sampling, pemilihan sekelompok
subjek didasarkan atas dasar ciri-ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya dan semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam random sampling semua unsur dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Anggota sampel
Universitas Sumatera Utara
dipilih secara acak dengan cara menggunakan table angka random bilangan acak berdasarkan nomor anggota nim mahasiswa.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi
yang berbentuk skala likert dengan beberapa pilihan, yaitu dengan cara menyebarkan skala yang berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan
disusun sedemikian rupa sehingga subjek penelitian dapat mengisi dengan mudah Azwar, 2000.
Ada dua buah skala yang digunakan yaitu skala Adversity Quotient dan skala intensi berwirausaha.
1. Skala intensi berwirausaha
Skala intensi berwirausaha yang digunakan merupakan skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen
1975 intensi merefleksikan keinginan individu untuk mencoba menetapkan perilaku, yang terdiri dari tiga determinan yaitu sikap terhadap perilaku, norma
subjektif, dan control perilaku yang disadari. Skala intensi berwirausaha ini menggunakan Skala Likert.
Skala yang digunakan adalah Skala model likert dengan 5 lima buah alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Netral N, Tidak Sesuai
TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung
favorable dan tidak mendukung
unfavorable . Nilai setiap pilihan
bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan mendukung yaitu
Universitas Sumatera Utara
SS=5, S=4, N=3, TS=2 dan STS=1. sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak mendukung yaitu SS=1, S=2, N=3, TS=4 dan STS=5.
Tabel. 1 No
Blue print Skala Intensi Berwirausaha Sebelum Uji coba Aspek
Jenis Aitem Total
Favorable unfavorable
1 Sikap terhadap perilaku
2,3,5,6,7 1,4,8,9,10
10 2
Norma subjektif 12,13,16,17,18
11,14,15,19,20
10 3
Kontrol perilaku yang disadari
23,25,26,28,30 21,22,24,27,29 10
Total 15
15 30
2. Skala Adversity Quotient
Skala disusun mengacu pada dimensi Adversity Quotient yang dikemukakan oleh Stolzt 2000 yaitu CO2RE, Control, Origin dan Ownership,
Reach, Endurance. Skala Adversity Quotient ini menggunakan Skala Likert Skala yang digunakan adalah Skala model Likert dengan 5 lima buah
alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung
dan tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan mendukung yaitu SS=5, S=4, N=3, TS=2 dan STS=1.
sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan tidak mendukung yaitu SS=1, S=2, N=3, TS=4 dan STS=5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 2 No
Blue print Skala Adversity Quotient Sebelum Uji coba Dimensi-dimensi
Adversity Quotient Jenis Aitem
Total Favorable
Unfavorable 1
Control
3,4,5,6 1,2,7,8
8
2
Origin dan Ownership
9,10,11,14 12,13,15,16
8
3 Reach
20,21,23,24 17,18,19,22
8
4 Endurance
25,26,30,31 27,28,29,32
8
Total
16 16
32
E. Validitas, Reliabilitas, dan Daya Beda Aitem
Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial khususnya Psikologi adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi
sangat penting, artinya kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada info yang juga dapat dipercaya Azwar, 2001. Dengan
memperhatikan kondisi ini, tampak bahwa alat pengumpulan data memiliki peranan penting. Baik atau tidaknya suatu alat pengumpulan data dalam
mengungkap kondisi yang ingin diukur tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan.
1. Uji Validitas
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah skala pada penelitian ini mampu menghasilkan data akurat sesuai dengan tujuan ukurnya.
Validitas alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu
Universitas Sumatera Utara
validitas yang menunjukkan sejauh mana aitem dalam skala mencakup keseluruhan isi yang hendak diungkap oleh tes tersebut. Hal ini berarti isi alat
ukur tersebut harus komprehensif dan memuat isi yang relevan serta tidak keluar dari batasan alat ukur Azwar, 2000. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam
penelitian ini, peneliti melihat alat ukur dalam penelitian ini digunakan validitas isi. Untuk menegakkan validitas isi, peneliti berkonsultasi dengan pembimbing
psikologi industri dan organisasi professional judgement dalam proses telaah aitem sehingga aitem – aitem yang telah dikembangkan memang mengukur apa
yang dimaksudkan untuk diukur Suryabrata, 2000.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecerrmatan pengukuran. Reliabilitas ini
ditunjukkan oleh konsistensi skor yang diperoleh subjek dengan memakai alat yang sama Suryabrata, 2000. Azwar 2000 menyatakan hasil pengukuran dapat
dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama dimensi
yang diukur dalam diri subyek tidak berubah. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xx
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendah reliabilitasnya.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat koefisien reliabilitas yang dapat dianggap memuaskan tidak dapat ditentukan dengan memberikan satu angka yang pasti, karena koefisien reliabilitas
yang diperoleh berdasarkan perhitungan terhadap data empiris dari sekelompok subjek yang merupakan estimasi dari reliabilitas sesungguhnya dan hanya berlaku
bagi kelompok subjek yang dijadikan dasar perhitungan itu saja. Namun, dengan koefisien reliabilitas 0,90 berarti perbedaan yang tampak pada skor tes tersebut
dapat mencerminkan 90 dari perbedaan yang terjadi pada skor murni subjek yang bersangkutan Azwar, 2000. Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan
untuk skala Adversity Quotient dan skala intensi berwirausaha adalah koefisien alpha cronbach dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows.
3. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan pola indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi
skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem-total. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini,
adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh peneliti Azwar, 2005.
Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r
ix
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
ix
≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya
pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
ix
Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson. Formulasi koefisien korelasi Product Moment dari Pearson digunakan
0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar,
2000. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.275, daya
pembedanya juga dianggap memuaskan Azwar, 2005.
bagi tes-tes yang setiap aitemnya diberi skor kontinu. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi
konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol
berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2000. Pengujian daya beda aitem pada skala stres ini
dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS Statistical Package For the Social Science versi 16.0 for Windows.
F. Hasil Uji Coba Penelitian
Uji coba skala intensi berwirausaha dan skala Adversity Quotient dilakukan terhadap 80 mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
1. Hasil Uji Coba Skala Intensi Berwirausaha
Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 16.0 for windows, kemudian nilai
Universitas Sumatera Utara
corrected aitem total correlation yang diperoleh dari analisis reliability yang memiliki harga kritik 0.30. Karena menurut Azwar 2000, semua aitem yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 30 aitem dan dari 30 aitem
diperoleh 26 aitem, dengan indeks dikriminasi 0.3 dan 4 aitem yang gugur. 26 aitem, dengan indeks dikriminasi 0.3 tersebut kemudian dianalisa lagi dan
hasilnya 25 aitem, dengan indeks dikriminasi 0.3 dan 1 aitem yang gugur. 25 aitem yang sah aitem, dengan indeks dikriminasi 0.3 tersebut dianalisa kembali
dan diperoleh 25 aitem memiliki harga kritik diatas 0.30, selanjutnya 25 aitem inilah yang akan digunakan dalam penelitian, dengan kisaran koefisien korelasi
r
xx
= 0.334 sampai dengan r
xx
Tabel 3. Distribusi aitem-aitem skala intensi berwirausaha setelah uji coba
= 0.750 dan reliabilitas sebesar 0.928. distribusi aitem yang sahih dari skala intensi berwirausaha dapat dilihat pada tabel 3 berikut
ini:
No Aspek
Jenis Aitem Total
Favorable unfavorable
1 Sikap terhadap perilaku
2,3,5,6,7 4,8,9
8 2
Norma subjektif 13,16,17,18
11,15,19,20
8 3
Kontrol perilaku yang disadari
25,26,28,30 21,22,24,27,29
9
Total 13
12 25
Universitas Sumatera Utara
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun kembali. Distribusi aitem penelitian untuk skala semangat kerja dapat dilihat pada
tabel 4 berikut:
Tabel 4. Distribusi aitem-aitem skala intensi berwirausaha setelah uji coba
No Aspek
Jenis Aitem Total
Favorable unfavorable
1 Sikap terhadap perilaku
1,3,4,5,6 2,7,8
8 2
Norma subjektif 10,12,13,14
9,11,15,16
8 3
Kontrol perilaku yang disadari
20,21,23,25 17,18,19,22,24
9
Total 13
12 25
2. Hasil Uji Coba Skala Adversity Quotient
Perhitungan untuk mencari indeks daya beda aitem menggunakan analisis statistik SPSS versi 16.0 for windows. Fungsi perhitungan ini adalah untuk
menyeleksi aitem yang layak dipakai. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.275, daya pembedanya dianggap memuaskan Azwar, 2005.
Uji coba yang dilakukan pada skala Adversity Quotient, dengan daya diskriminasi 0.3 diperoleh banyak aitem yang gugur, dan ada satu dimensi yang tidak
mewakili dari Adversity Quotient yaitu dimensi Origin dan Ownership, sehingga diturunkan koefisien korelasinya menjadi 0.275, dimana menurut Azwar 2000
Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.275, daya pembedanya juga dianggap memuaskan. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 32 aitem dan
dari 32 aitem diperoleh 21 aitem, dengan indeks dikriminasinya 0.275 dan 11
Universitas Sumatera Utara
aitem yang gugur. 21 aitem, dengan indeks dikriminasinya tersebut kemudian dianalisa lagi, dan diperoleh 20 aitem yang memiliki harga kritik diatas 0.275 dan
1 aitem memiliki harga kritik dibawah 0.275. kemudian 20 aitem tersebut dianalisa kembali dan hasilnya 20 aitem memiliki harga kritik diatas 0.275,
selanjutnya 20 aitem inilah yang akan digunakan dalam penelitian, dengan kisaran koefisien korelasi r
xx
= 0.298 sampai dengan r
xx
Tabel 5. Distribusi aitem-aitem skala Adversity Quotient setelah uji coba
= 0.617 dan reliabilitas sebesar
0.838. Distribusi aitem yang sahih dari skala
Adversity Quotient dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
No Dimensi-dimensi
Adversity Quotient Jenis Aitem
Total Favorable
Unfavorable 1
Control
3,4,6 1,2,7,8
7
2
Origin dan Ownership
11 16
2
3 Reach
20,21,23,24 18,22
6
4 Endurance
25,26 27,29,32
5
Total 10
10 20
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun kembali. Distribusi aitem penelitian untuk skala Adversity Quotient dapat dilihat
pada tabel 6 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Distribusi aitem-aitem skala Adversity Quotient setelah uji coba
No Dimensi-dimensi
Adversity Quotient Jenis Aitem
Total Favorable
Unfavorable 1
Control
3,4,5 1,2,6,7
7
2
Origin dan Ownership
8 9
2
3 Reach
11,12,14,15 10,13
6
4 Endurance
16,17 18,19,20
5
Total
10 10
20
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini memiliki prosedur pelaksanaan penelitian yang terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan yang dilakukan oleh peneliti mencakup: a. Pembuatan Alat Ukur
Pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Membuat alat ukur yang terdiri dari skala intensi berwirausaha dan
skala Adversity Quotient yang dibuat berdasarkan teori yang telah diuraikan.
Universitas Sumatera Utara
2 Aitem-aitem skala yang dibuat ditelaah dengan analisis rasional dari profesional judgement. Kemudian diperoleh 25 aitem untuk skala
intensi berwirausaha dan 20 aitem untuk skala Adversity Quotient. 3 Skala intensi berwirausaha dan skala Adversity Quotient dibuat dalam
bentuk booklet yang terdiri dari lima alternatif pilihan jawaban, disamping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab
sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban. b.Perizinan
Pada tahap ini peneliti mencari informasi di bagian kemahasiswaan dan pendidikan Fakultas Psikologi mengenai jumlah mahasiswa dari stambuk
2008 sampai dengan 2011. c. Uji Coba Alat Ukur
Pada tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1
Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, maka peneliti melakukan uji coba alat ukur yang sudah disusun, uji coba ini juga
dilakukan pada mahasiswa di beberapa fakultas Universitas Sumatera Utara.
2
Uji coba alat ukur ini dilakukan dari tanggal 7 November 2011 sampai dengan 9 November 2011.
3
Skala dibagikan kepada 80 mahasiswa di beberapa fakultas Universitas Sumatera Utara. Skala yang diberikan kepada mahasiswa ditunggu di
tempat pembagian skala, sampai selesai pengisian skala sehingga skala yang diberikan 80 dan kembali sejumlah 80. Maka skala yang dipakai
untuk uji coba sejumlah 80 skala.
Universitas Sumatera Utara
d. Revisi Alat Ukur Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur, maka peneliti menguji
validitas dan reliabilitas skala dengan menggunakan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha dengan bantuan aplikasi program SPSS 16.0 for windows.
Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut menjadi alat ukur
yang dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur dan telah menyusun kembali aitem-aitem yang diterima pada saat uji coba, maka peneliti
mengambil data penelitian dengan menyebarkan skala intensi berwirausaha dan skala Adversity Quotient yang telah direvisi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara sebanyak 80 orang, dengan masing-masing stambuk 20 orang, yaitu 20 orang untuk stambuk 2008, 20 orang stambuk 2009, 20 orang
stambuk 2010 dan 20 orang stambuk 2011 yang rentang usianya 18 sampai 21 tahun, dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2011 di Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah diperoleh hasil skor skala intensi berwirausaha dan skala Adversity
Quotient maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan computer program SPSS 16.0 for windows.
Universitas Sumatera Utara
H. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan analisa statistik. Pertimbangan penggunaan statistika dalam penelitian ini adalah Hadi,
2000; 1. Statistika bekerja dengan angka
2. Statistika bersifat objektif 3. Statistika bersifat universal, artinya dapat digunakan hampir pada semua
bidang penelitian. Azwar 2000 menyatakan bahwa pengolahan data penelitian yang sudah
diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca readable dan dapat ditafsirkan interpretabel.
Selanjutnya metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa regresi linear sederhana dengan menggunakan bantuan program komputer
SPSS version 16.0 For Windows. Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa menggunakan teknik analisa regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang
meliputi uji normalitas dan uji linearitas Hadi, 2000. 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dangan prinsip-prinsip distribusi normal
agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang
berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini uji normalitas ini dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS version 16.0 For Windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p 0,05 Hadi, 2000.
2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Asumsi
ini menyatakan bahwa hubungan antara variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas di satu
variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan test for
linearity dengan nilai p 0.05 Hadi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian
dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian serta hasil penelitian.
A. Analisa Data
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 80 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan hal tersebut didapatkan gambaran umum subjek
penelitian menurut usia, dan jenis kelamin.
a. Penggolongan subjek berdasarkan usia
Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Penyebaran subjek berdasarkan usia
Usia Jumlah N
Persentase
18 tahun 17 orang
21.25 19 tahun
22 orang 27.5
20 tahun 22 orang
27.5 21 tahun
19 orang 23.75
Jumlah 80 orang
100 Dapat dilihat dari tabel 7 bahwa ternyata sebagian besar subjek
penelitian tersebar dalam rentang usia 18-21 tahun yaitu yang berusia 18 tahun
Universitas Sumatera Utara