C. Kategori Skor Penelitian
1. Kategorisasi Skor Skala Intensi Berwirausaha
Kategorisasi skor intensi berwirausaha dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean hipotetik. Skala intensi
berwirausaha terdiri dari 25 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 5. Dari skala intensi berwirausaha yang diisi subjek, maka diperoleh
mean empirik sebesar 64.01dengan standar deviasi sebesar 12.881. Sementara mean hipotetik yang diperoleh sebesar 75 dengan standar deviasi sebesar 16.667.
Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14 . Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
Variabel Empirik
Hipotetik Min
Max Mean
Sd Min
Max Mean
Sd
Intensi Berwirausaha
28 101
64.01 12.881
25 125
75 16.667
Dari mean hipotetik sebesar 75 dan standar deviasi sebesar 16.667 dapat dibuat kategorisasi intensi berwirausaha yang dikategorikan menjadi tiga
kelompok dengan rumus Azwar, 2000: Tinggi
= X ≥ Mean + 1 SD
Sedang = Mean – 1 SD
≤ X Mean + 1 SD
Universitas Sumatera Utara
Rendah = X Mean – 1 SD
Seperti yang terlihat dalam tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Kategorisasi data pada variabel intensi berwirausaha
Variabel Rentang nilai
Kategori Jumlah
Persentase
Intensi Berwirausaha
X ≥ 91.667
Tinggi 3 orang
3.75 58.333
≤ X 91.667 Sedang 47 orang
58.75 X 58.333
Rendah 30 orang
37.5 Total
80 orang 100
Dari tabel 15 di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki intensi berwirausaha rendah sebanyak 30 orang 37.5 , subjek yang memiliki intensi
berwirausaha sedang sebanyak 47 orang 58.75 dan subjek yang memiliki intensi berwirausaha tinggi sebanyak 3 orang 3.75 . Dari
2. Kategorisasi Skor Skala Adversity Quotient
Kategorisasi skor Adversity Quotient dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean hipotetik. Skala
Adversity Quotient terdiri dari 20 aitem dengan lima pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 5. Dari skala Adversity Quotient yang diisi subjek, maka
diperoleh mean hipotetik sebesar 60 dengan standar deviasi sebesar 13.212. Sementara mean empirik yang diperoleh sebesar 47 dengan standar deviasi
sebesar 8.271. Perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel 16 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 . Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
Variabel Empirik
Hipotetik Min
Max Mean
SD Min
Max Mean
SD
Adversity Quotient
29 66
47 8.271
20 100
60 13.212
Dari mean hipotetik sebesar 60 dan standar deviasi sebesar 13.212 dapat dibuat kategorisasi semangat kerja yang dikategorikan menjadi tiga kelompok
dengan rumus Azwar, 2000: Tinggi
= X ≥ Mean + 1 SD
Sedang = Mean – 1 SD
≤ X Mean + 1 SD Rendah
= X Mean – 1 SD Seperti yang terlihat dalam tabel 17 berikut ini:
Tabel 17. Kategorisasi data pada variabel Adversity Quotient
Variabel Rentang nilai
Kategori Jumlah
Persentase
Adversity Quotient
X ≥ 73.212
Tinggi -
46.788 ≤ X 73.212
Sedang 40 orang
50 X 46.788
Rendah 40 orang
50 Total
80 orang 100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 17 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada subjek yang Adversity Quotient tinggi 0, subjek yang Adversity Quotient sedang sebanyak 40 orang
50 dan subjek yang Adversity Quotient rendah sebanyak 40 orang 50 .
D. Pembahasan Penelitian