Proses deasetilasi kitosan dapat dilakukan dengan cara kimiawi maupun ezimatik. Proses kimiawi menggunakan basa misalnya NaOH, dan dapat menghasilkan kitosan
dengan derajat deasetilasi yang tinggi, yaitu mencapai 85-93. Namun proses kimiawi menghasilkan kitosan dengan bobot molekul yang beragam dan deasetilasinya juga sangat
acak , sehingga sifat fisik dan kimia kitosan tidak seragam. Selain itu proses kimiawi juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, sulit dikendalikan, dan melibatkan banyak
reaksi samping yang dapat menurunkan rendemen. Proses enzimatik dapat menutupi kekurangan proses kimiawi. Pada dasarnya deasetilasi secara enzimatik bersifat selektif
dan tidak merusak struktur rantai kitosan, sehingga menghasilkan kitosan dengan karakteristik yang lebih seragam agar dapat memperluas bidang aplikasinya
Sugita.2009.
2.1.1 Sifat Fisika-Kimia Kitosan
Kitosan merupakan padatan amorf yang berwarna putih dengan rotasi spesifik [α]
D 11
-3 hingga -10
o
padatan konsentrasi asam asetat 2. Kitosan larut pada kebanyakan larutan asam organik, pada pH sekitar 4,0 tetapi tidak larut pada pH lebih besar dari 6,5, juga
tidak larut dalam pelarut air, alcohol dan aseton. Dalam asam mineral HCl dan HNO
3
, kitosan larut pada konsentrasi 0,15-1,1, tetapi tidak larut pada konsentrasi 10. Kitosan
tidak larut dalam H
2
SO
4
pada berbagai konsentrasi, sedangkan dalam H
3
PO
4
tidak larut pada konsentrasi 1 sementara pada konsentrasi 0,1 sedikit larut. Perlu kita ketahui,
bahwa kelarutan kitosan dipengaruhi oleh bobot molekul, derajat deasetilasi dan rotasi spesifiknya yang beragam tergantung pada sumber dan metode isolasi serta
transformasinya Sugita, 2009.
Kitosan tidak larut dalam air, pelarut-pelarut organik, juga tidak larut dalam alkali dan asam-asam mineral pada pH di atas 6,5. Dengan adanya sejumlah asam, maka dapat
larut dalam air - metanol, air - etanol, dan campuran lainnya. Kitosan larut dalam asam formiat dan asam asetat dan menurut Peniston dalam 20 asam sitrat juga dapat larut.
Asam organik lainnya juga tidak dapat melarutkan kitosan, asam-asam anorganik lainnya
Universitas Sumatera Utara
pada pH tertentu setelah distirer dan dipanaskan dan asam sitrat juga dapat melarutkan kitosan.
Kitosan bersifat polikationik yang dapat mengikat lemak dan logam berat pencemar. Kitosan yang mempunyai gugus amina yaitu adanya unsur N bersifat sangat
reaktif dan bersifat basa. Inoue. 1994 .
Kitosan mempunyai sifat spesifik yaitu adanya sifat bioaktif, biokompatibel, pengkelat, anti bakteri dan dapat terbiodegradasi. Kualitas kitosan dapat dilihat dari sifat
intrinsiknya, yaitu kemurniannya, massa molekul, dan derajat deasetilasi. Umumnya kitosan mempunyai derajat deasetilasi 75-100. Massa molekul kitosan dan distribusinya
berpengaruh terhadap sifat-sifat fisiko-kimia polisakarida, seperti sifat reologi kitosan, fleksibilitas rantai. Derajat deasetilasi dan massa molekul kitosan hasil deasetilasi kitin
pada dasarnya dipengaruhi oleh konsentrasi alkalibasa, rasio larutan terhadap padatan, suhu dan waktu reaksi, lingkungankondisi reaksi selama deasetilasi. Konsentrasi alkali,
rasio padatan dan larutan yang tinggi dapat memfasiltasi proses deasetilsi menghasilkan kitosan yang memiliki sifat fisiko-kimia yang memenuhi syarat untuk berbagai
aplikasi.Ramadhan,L.O.A.N, 2010
Sedangkan sifat biologi kitosan antara lain:
a. Bersifat biokompatibel sebagai polimer alami sifatnya tidak mempunyai akibat samping,
tidak beracun, tidak dapat dicerna serta mudah diuraikan oleh mikroba. b.
Dapat berikatan dengan sel mamalia dan mikroba secara agresif. c.
Mampu meningkatkan pembentukan yang berperan dalam pembentukan tulang. d.
Bersifat hemostatik, fungistatik, spermisidal, antitumor, antikolesterol. e.
Bersifat sebagai depresan pada system saraf pusat. Kaban, 2009
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Aplikasi dan Kegunaan Kitosan