Latar Belakang Penentuan Nilai Viskositas Intrinsik dan Nilai Berat Molekul

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai keperluan industri. Kitosan adalah polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Kitosan merupakan suatu senyawa yang diproduksi dalam jumlah besar di alam, yaitu terdapat pada limbah udang dan kepiting yang cukup banyak terdapat di Indonesia.Ramadhan,L.O.A.N, 2010 Kitosan adalah suatu biopolimer dari D-glukosamin yang dihasilkan dari proses deasetilasi khitin dengan menggunakan alkali kuat. Kitosan bersifat sebagai polimer kationik yang tidak larut dalam air, dan larutan alkali dengan pH di atas 6,5. Kitosan mudah larut dalam asam organik seperti asam formiat, asam asetat, dan asam sitrat Rahayu, 2007. Kitosan mempunyai nama kimia Poly-D-glucosamine, bentuk kitosan padatan amorf berwarna putih dengan struktur kristal tetap dari bentuk awal kitin murni. Kitosan mempunyai rantai yang lebih pendek daripada rantai kitin. Kelarutan kitosan dalam larutan asam serta viskositas larutannya tergantung dari derajat deasetilasi dan derajat degradasi polimer.Wirdaniati, 2006. Kitosan dapat mengalami hidrolisis dengan berbagai metode. Menurut Mc Kay et. Al 1989 telah melakukan penelitian bahwa larutan kitosan mengalami hidrolisis setiap harinya ini ditandai dengan penurunan viskositasnya. Universitas Sumatera Utara Arisol, A dan Radzi, Z 1992 melaporkan bahwa kitosan akan mengalami degradasi pada suhu 110 C. ini dilakukan dengan pengujian analisis thermal. Sedangkan Muzzarelli, R. A. A. 1977 mengatakan bahwa kitosan tidak tahan terhadap pelarut asam-asam keras karena dapat mengalami degradasi dan hancur. Kitosan oligomer merupakan gula amino dengan bobot molekul rendah dengan derajat depolimerisasi 20.3 dan memiliki berat molekul rataan sekitar 2.000 gmol serta tidak bersifat toksik. Kitosan oligomer merupakan campuran oligomer dari D-glukosamin yang terbentuk melalui proses depolimerisasi kitosan.Srijanto, 2006 Kitosan oligomer sangat menarik perhatian para peneliti karena dapat larut dalam air dan mempunyai aktivitas biologis. Suzuki 1992 menyatakan bahwa kitosan oligomer dapat meningkatkan imunomodulator ketahanan daya tubuh. Suzuki et.al 1986 menyimpulkan bahwa kitosan oligomer dapat berperan sebagai antitumor. Hirano dan Nagao 1989 menyimpulkan bahwa kitosan oligomer mempunyai aktivitas anti bakteri.Srijanto, 2006 Adanya penyiapan kitosan dengan bobot molekul rendah memiliki banyak perubahan dalam kelarutannya dan beberapa manfaat biologis khusus seperti aktivitas anti tumor, efek peningkatan imunitas dan aktivitas anti jamur. Belakangan ini, efek bobot molekul kitosan oligomer terhadap bioaktivitasnya telah dipelajari. Yang menyatakan aktivitas penangkapan radikal dari dua kitosan oligomer Ch 1100 dan Ch 500 dan menemukan bahwa Ch 1100 memiliki aktivitas penangkapan radikal yang tinggi. Kim mempelajati aktifitas antioksidan dari kitosan dengan bobot molekul yang bervariasi kitosan 30, 90 dan 120 kDa dalam salmon Salmosalar dengan uji penangkapan menggunakan asam 2-tiobarbiturat reaktif TBARS dan 2,2-diphenyl-picrylhydrzyl DPPH. Je menyatakan aktivitas antioksidan dari Sembilan hetero-kitooligosakarida hetero-COSs didasarkan terhadap potensi penangkapan pada radikal 1,1-dyphenyl-2- picrylhydrazyl DPPH dan menemukan bahwa hetero COSs mempunyai aktivitas Universitas Sumatera Utara antioksidan yang tergantung kepada derajat deasetilasi dengan bobot molekulnya.Sun, 2007 Kitosan dengan bobot molekul rendah telah dibuat dengan metode yang berbeda. Pereaksi yang merupakan oksidator kuat dapat mengoksidasi ikatan β →1,4 glikosida dan mendegradasi kitosan dengan sistem reaksi asam, basa dan netral. Radiasi gelombang mikro bermanfaat dalam mendegradasi polisakarida.Sun, 2007 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pembuatan kitosan oligomer dengan metode degradasi oksidatif melalui penambahan H 2 O 2 30 dan radiasi gelombang mikro dan pengaruhnya terhadap viskositas dan berat molekul.

1.2 Permasalahan