antioksidan yang tergantung kepada derajat deasetilasi dengan bobot molekulnya.Sun, 2007
Kitosan dengan bobot molekul rendah telah dibuat dengan metode yang berbeda. Pereaksi yang merupakan oksidator
kuat dapat mengoksidasi ikatan β →1,4 glikosida
dan mendegradasi kitosan dengan sistem reaksi asam, basa dan netral. Radiasi gelombang mikro bermanfaat dalam mendegradasi polisakarida.Sun, 2007
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pembuatan kitosan oligomer dengan metode degradasi oksidatif melalui penambahan
H
2
O
2
30 dan radiasi gelombang mikro dan pengaruhnya terhadap viskositas dan berat molekul.
1.2 Permasalahan
Apakah terdapat pengaruh dalam pembuatan kitosan oligomer dengan metode degradasi melalui penambahan H
2
O
2
30 dan ultrasonic bath terhadap viskositas dan berat molekul.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada pembuatan kitosan oligomer dengan metode degradasi melalui penambahan H
2
O
2
30 dan ultrasonic bath dalam waktu 5 menit dengan massa kitosan 5 gram.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembuatan kitosan oligomer dengan metode degradasi melalui penambahan H
2
O
2
30 dan ultrasonic bath serta pengaruhnya terhadap viskositas dan berat molekul.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi hasil sintesis kitosan oligomer serta penggunaannya dapat diterapkan dalam bidang biomedis lainnya.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laoratorium Penelitian FMIPA USU dan penentuan berat molekul kitosan oligomer di Laboratorium Kimia Dasar LIDA Universitas Sumatera
Utara.
1.7 Metodologi Penelitian
1. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium.
2. Sampel yang digunakan adalah kitosan awal.
3. Sampel diperoleh secara komersial
4. Pereaksi yang digunakan adalah H
2
O
2
30 dan alat utrasonic bath. 5.
Penentuan viskositas dan berat molekul oligomer kitosan yang dihasilkan dengan metode viskositas yaitu viskometer ostwald.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kitosan
Kitosan ditemukan pertama kali oleh C. Rouget pada tahun 1859 dengan cara merefluks kitin dengan kalium hidroksida pekat. Dalam tahun 1934, dua paten didapatkan oleh
Rigby yaitu penemuan mengenai pengubahan kitin menjadi kitosan dan pembuatan film dari serat kitosan. Perkembangan penggunaan kitin dan kitosan meningkat pada tahun
1940-an, dan semakin berkembang pada tahun 1970-an seiring dengan diperlukan nya bahan alami dalam berbagai bidang industri.Kaban, 2009
Kitosan adalah poli-2-amino-2-deoksi- β1-4-D-glukopiranosa dengan rumus
molekul C
6
H
11
NO
4 n
yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin Gambar 2.1. Kitosan juga dijumpai secara alamiah di beberapa organisme Sugita,2009.
Gambar 2.1 Struktur Kitosan
Universitas Sumatera Utara
Proses deasetilasi kitosan dapat dilakukan dengan cara kimiawi maupun ezimatik. Proses kimiawi menggunakan basa misalnya NaOH, dan dapat menghasilkan kitosan
dengan derajat deasetilasi yang tinggi, yaitu mencapai 85-93. Namun proses kimiawi menghasilkan kitosan dengan bobot molekul yang beragam dan deasetilasinya juga sangat
acak , sehingga sifat fisik dan kimia kitosan tidak seragam. Selain itu proses kimiawi juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, sulit dikendalikan, dan melibatkan banyak
reaksi samping yang dapat menurunkan rendemen. Proses enzimatik dapat menutupi kekurangan proses kimiawi. Pada dasarnya deasetilasi secara enzimatik bersifat selektif
dan tidak merusak struktur rantai kitosan, sehingga menghasilkan kitosan dengan karakteristik yang lebih seragam agar dapat memperluas bidang aplikasinya
Sugita.2009.
2.1.1 Sifat Fisika-Kimia Kitosan