2.4 Spektroskopi FTIR
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik REM. Interaksi yang terjadi dalam spektroskopi
inframerah ini merupakan inteaksi dengan REM melalui absorbsi radiasi. Pancaran inframerah pada umumnya mengacu pada bagian spectrum elektromagnetik yang terletak
di antara daerah tampak dan glombang mikro. Molekul menyerap radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang khusus. Absorbansi cahaya ultraviolet mengakibatkan
pindahnya sebuah electron ke orbital dengan energy yang lebih tinggi. Radiasi inframerah tidak cukup mengandung energy untuk melakukan eksitasi tersebut, absorbsinya hanya
mengakibatkan membesarnya amplitude getaran atom-atom yang terikat satu sama lain Sudarmadji, 1989.
Konsep radiasi infra merah diajukan pertama kali oleh Sir William Herschel 1800 melalui percobaannya mendispersikan radiasi matahari dengan prisma. Ternyata
pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperatur tertinggi yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut banyak kalori energi
tinggi. Daerah spektrum tersebut selanjutnya disebut infrared. Spektroskopi inframerah ditujukan untuk maksud penentuan gugus-gugus fungsi molekul pada analisa kualitatif,
disamping untuk tujuan analisis kuantitatif Mulja, M., 1995 .
Pengukuran pada spectrum inframerah dilakukan pada cahaya inframerah tengah mid-infrared yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau bilangan gelombang
4000-200 cm
-1
. Energy yang dihasilkan oleh radiasi ini akan enebakan vibrasi atau getaran pada molekul. Pita absorsi inframerah sangatkhas dan spesifik ntuk setiap tipe
ikatan kimia atau gugus fungsi. Spektrum yang dihasilan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang bervariasi pada setiap frekuensi radiasi
inframerah Dachriyanus, 2004. Jumlah energy yang diserap juga bervariasi untuk setiap ikatan. Hal ini
disebabkan karena terjadinya perubahan momen ikatan suatu absorbsi. Ikatan non polar C-H atau C-C pada umumnya akan memberikan absorbansi lemah, sedangkan ikatan
Universitas Sumatera Utara
polar C-O akan terlihat sebagai absorbansi yang kuat. Spektroskopi FTIR dapat digunakan untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif. Analisa kualitatif spektroskopi
FTIR secara uum dipergunakan untuk identifikasi gugus-gugus fungsional yag terdapat dalam suatu senyawa yang dianalisa Silverstein, 1986.
Analisa kuantitatif dari spektroskopi FTIR dapat dilakukan berdasarkan spectra inframerah yang dihasilkan, salah satu contohnya adalah penentuan derajat deasetilasi
dari kitin dan kitosan menggunakan persamaan Domszy dan Roberts Sugita,2009.
D = 1 - �
�
1665
�
3450
�
1 1,33
� x 100
dimana: A
1665
= absorbansi pada bilangan gelombang 1665 cm
-1
A
3450
= absorbansi pada bilangan gelombang 3450 cm
-1
1,33 = tetapan yang diperoleh dari perbandingan A
1665
A
3450
untuk kitosan dengan asetilasi penuh
2.5 Bahan Pendegradasi Hidrogen Peroksida