Uji Heteroskedastisitas Uji Autokolerasi

70

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi suatu ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Scatterplot untuk menguji heteroskedastisitas. Jika tidak ada bentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Moderating Sumber: Output SPSS 19.0, diolah peneliti, 2015 Hasil uji heteroskedastisitas berdasarkan grafik Scatterplot sebelum moderating pada gambar 4.5, dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik yang menyebar atau acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan Universitas Sumatera Utara 71 menunjukkan pola yang tidak jelas, hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.6 Uji Heteroskedastisitas Setelah Moderating Sumber: Output SPSS 19.0, diolah peneliti, 2015 Hasil uji heteroskedastisitas berdasarkan grafik Scatterplot setelah moderating pada gambar 4.6, dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik yang menyebar atau acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan menunjukkan pola yang tidak jelas, hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Apabila terjadi heteroskedastisitas, maka hasil dari grafik akan menunjukkan pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit. Universitas Sumatera Utara 72 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi baik sebelum dan setelah moderating, sehingga model regresi layak dipakai.

4.3.4 Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokolerasi timbul karena residual tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari terjadinya autokolerasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Runs Test. Tabel 4.6 Uji Autokolerasi Sebelum Moderating Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.06326 Cases Test Value 28 Cases = Test Value 29 Total Cases 57 Number of Runs 35 Z 1.473 Asymp. Sig. 2-tailed .141 a. Median Sumber: Output SPSS 19.0, diolah peneliti, 2015 Hasil uji autokolerasi berdasarkan tabel 4.6 sebelum moderating, menunjukkan bahwa signifikansi variabel pertumbuhan laba Asymp.Sig. 2-tailed lebih besar dari 0.05 yaitu 0.141 yang berarti data yang digunakan cukup random residual random atau tidak terjadinya autokolerasi antar nilai residual. Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.7 Uji Autokolerasi Setelah Moderating Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.06757 Cases Test Value 28 Cases = Test Value 29 Total Cases 57 Number of Runs 29 Z -.131 Asymp. Sig. 2-tailed .895 a. Median Sumber: Output SPSS 19.0, diolah peneliti, 2015 Hasil dari uji autokolerasi setelah moderating yang terdapat pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa signifikansi variabel pertumbuhan laba Asymp.Sig. 2-tailed lebih besar dari 0.05 yaitu 0.895 yang berarti data yang digunakan cukup random residual random atau tidak terjadinya autokolerasi antar nilai residual.

4.4 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI

13 118 97

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Jasa Di Bursa Efek Jakarta

8 60 69

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Properti &Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014

7 32 131

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 92

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL DAN UKURAN BANK, KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2005 2007

0 3 102

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 3 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 15

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan, Pertumbuhan Ukuran Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pertumbuhan Laba Kotor Dengan Pertumbuhan Penjualan Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN ASET DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI SUBSEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2016

0 0 20