94
untuk meningkatkan laba bersih perusahaan pada suatu periode tertentu dengan meminimalkan biaya-biaya. Semakin besar penjualan yang
dilakukan dan semakin kecil biaya yang dikeluarkan, maka semakin besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
4.9.5 Pengaruh WCTA, DER, ITO, dan NPM secara Simultan terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi WCTA, DER, ITO, dan NPM secara
simultan terhadap pertumbuhan laba sebesar 0.002 0.05 dan nilai F
hitung
= 4.795 F
tabel
= 2.55, yang berarti bahwa WCTA, DER, ITO, dan NPM secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
4.9.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara WCTA, DER, ITO, dan
NPM terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.12 sampai 4.15 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan sebagai variabel moderating
mampu memoderasi hubungan antara WCTA dengan pertumbuhan laba, dimana nilai signifikansi variabel |WCTA-Ukuran_Perusahaan| sebesar
0.012 0.05 dan nilai koefisiennya yang positif sebesar 0.188 berarti memperkuat hubungan antara WCTA dan pertumbuhan laba, sehingga
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap hubungan antara WCTA, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang besar atau total aktiva yang besar
Universitas Sumatera Utara
95
menandakan bahwa modal yang dimiliki perusahaan juga besar dan memiliki manajemen yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba yang meningkat. Ukuran perusahaan sebagai variabel moderating juga mampu
memoderasi hubungan antara DER dengan pertumbuhan laba, dimana nilai signifikansi variabel |DER-Ukuran_Perusahaan| sebesar 0.003 0.05 dan
nilai koefisiennya yang positif sebesar 0.214 berarti memperkuat hubungan antara DER dan pertumbuhan laba, sehingga ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap hubungan antara DER dan pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang besar atau total aktiva yang besar
menandakan semakin baik pihak manajemen dalam pengelolaan hutang suatu perusahaan untuk menciptakan laba.
Sedangkan untuk variabel ITO dan NPM, ukuran perusahaan sebagai variabel moderating tidak mampu memoderasi hubungan antara
ITO dan NPM dengan pertumbuhan laba, dikarenakan nilai signifikansi yang berada diatas 0.05 atau lebih besar dari 0.05.
4.9.7 Pengaruh Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara WCTA, DER, ITO, dan
NPM terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.16 sampai 4.19 menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial sebagai variabel
moderating hanya mampu memoderasi hubungan antara ITO dengan
Universitas Sumatera Utara
96
pertumbuhan laba, dimana nilai signifikansi variabel |ITO- Kepemilikan_Manajerial| sebesar 0.033 0.05 dan nilai koefisiennya yang
negatif sebesar 0.163 berarti memperlemah hubungan antara ITO dan pertumbuhan laba, sehingga kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
hubungan antara ITO dan pertumbuhan laba, hal ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen dalam pengambilan keputusan sangatlah penting dalam
menjalankan perusahaan untuk mengelola persediaan apabila ada pihak manajemen yang kurang efekif dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki
maka perusahaan akan memperoleh laba yang kurang maksimal dari penjualan.
Sedangkan untuk variabel WCTA, DER, dan NPM, kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating tidak mampu memoderasi
hubungan antara ITO dan NPM dengan pertumbuhan laba, dikarenakan nilai signifikansi yang berada diatas 0.05 atau lebih besar dari 0.05.
Universitas Sumatera Utara
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan