52
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”.
Autokorelasi muncul akibat obeservasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering
terjadi pada data time series, karena “gangguan” yang terjadi pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan”
pada individu kelompok yang sama pada periode yang terjadi berikutnya. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokolerasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson, yaitu uji yang digunakan untuk autokorelasi tingkat satu
first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara
variabel independen. Selain uji Durbin Watson, dapat juga digunakan uji Lagrange Multiplier LM test untuk jumlah sampel
di atas 100 observasi, uji Statistics Q untuk melihat autokolerasi dengan lag lebih dari dua, dan uji Run test untuk menguji apakah
antar residual terdapat korelasi yang tinggi.
3.7.3 Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen X terhadap variabel
Universitas Sumatera Utara
53
dependen Y dengan menggunakan uji koefisien determinasi R
2
, uji statistik F, dan uji statistic t.
Persamaan regresi linier berganda dari penelitian ini adalah: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Keterangan
: Y
= Pertumbuhan Laba a
= Konstanta b
1
-b
4
= Koefisien
Regresi X
1
= Variabel Working Capital to Total Asset WCTA X
2
= Variabel Debt to Equity Ratio DER X
3
= Variabel Inventory Turnover ITO X
4
= Variabel Net Profit Margin NPM e
= Error
3.7.4 Uji Hipotesis 3.7.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama H
1
Pengujian hasil analisis regresi linier berganda dilakukan dengan Uji Koefisien Determinasi, Uji Statistik F dan Uji t.
1. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen Ghozali, 2013 : 97. Dengan demikian uji determinasi atau R
2
merupakan suatu ukuran baik atau tidaknya
Universitas Sumatera Utara
54
model regresi yang terestimasi. Nilai dari koefisien determinasi R
2
menunjukkan seberapa besar variasi dari variabel dependen Y dapat diterangkan oleh variabel independen X. Bila hasil dari nilai
koefisien determinasi sama dengan 0 R
2
= 0, berarti variasi dari Y tidak dapat diterangkan sama sekali oleh X atau tidak ada hubungan
antara X dan Y. Sedangkan, bila hasilnya adalah satu R
2
= 1, berarti variasi dari Y secara keseluruhan dapat memberi informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi X. Baik atau buruknya suatu persamaan regresi dilihat dari hasil determinasi R
2
nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu 0 R
2
1. Bila semakin dekat nilai R
2
ke nilai 1, maka pengaruh variabel X yang dapat diterangkan semakin kuat.
2. Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen terikat Ghozali, 2013 : 98.
Uji statistik F dilakukan dengan membandingkan signifikan F-hitung dengan F-Tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika F-hitung F-tabel atau Sig. 0,05, maka Ha
diterima.
Universitas Sumatera Utara
55
2. Jika F-hitung F-tabel atau Sig. 0.05, maka Ha tidak
diterima ditolak. 3.
Uji Signifikan Parsial Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa besar pengaruh satu
variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2013 : 98. Hipotesis yang diuji adalah:
Ha = masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t- tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika t-hitung t-tabel, atau Sig. 0,05, maka Ha
diterima. 2.
Jika t-hitung t-tabel, atau Sig. 0,05, maka Ha tidak diterima atau ditolak
. 3.7.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua dan KetigaH
2
H
3
Untuk melakukan pengujian pada hipotesis kedua H
2
berkaitan pada interaksi ukuran size perusahaan dan hipotesis ketiga H
3
kepemilikan manajerial dalam mempengaruhi variabel independen terhadap pertumbuhan laba maka dilakukan analisis
regresi moderasi.
Universitas Sumatera Utara
56
Terdapat tiga cara menguji regresi dengan variabel pemoderasi yaitu: 1 uji interaksi, 2 uji selisih mutlak dan 3 uji
residual. Pengujian variabel pemoderasi dalam penelitian ini menggunakan uji nilai selisih mutlak yang lebih disukai Ghozali,
2006 : 157. Uji selisih nilai mutlak dilakukan dengan cara mencari selisih nilai mutlak terstandarisasi diantara variabel independen.
Jika selisih mutlak tersebut signifikan positif maka variabel tersebut memoderasi antara variabel independen dan variabel dependen.
Persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
Z
1
+ b
3
|X
1
– Z
1
| …………. 1
Y = a + b
4
X
2
+ b
5
Z
1
+ b
6
|X
2
– Z
1
| …………. 2
Y = a + b
7
X
3
+ b
8
Z
1
+ b
9
|X
3
– Z
1
| …………. 3
Y = a + b
10
X
4
+ b
11
Z
1
+ b
12
|X
4
– Z
1
| …………. 4 Y = a + b
1
X
1
+ b
2
Z
1
+ b
3
|X
1
– Z
2
| …………. 1
Y = a + b
4
X
2
+ b
5
Z
1
+ b
6
|X
2
– Z
2
| …………. 2
Y = a + b
7
X
3
+ b
8
Z
1
+ b
9
|X
3
– Z
2
| …………. 3
Y = a + b
10
X
4
+ b
11
Z
1
+ b
12
|X
4
– Z
2
| …………. 4 Keterangan :
Y = Pertumbuhan Laba
a = Konstanta
b
1
-b
3
= Koefisien Regresi Persamaan 1 b
4
-b
6
= Koefisien Regresi Persamaan 2
Universitas Sumatera Utara
57
b
7
-b
9
= Koefisien Regresi Persamaan 3 b
10
-b
12
= Koefisien Regresi Persamaan 4 X
1
= Variabel WCTA X
2
= Variabel
DER X
3
= Variabel ITO X
4
= Variabel
NPM Z
1
= Ukuran Size Perusahaan Z
2
= Kepemilikan Manajerial Pada peneltian ini menggunakan Ukuran Perusahaan dan
Kepemilikan Manajerial sebagai variabel pemoderasi sehingga dalam analisis regresi ditambahkan uji nilai selisih mutlak antara variabel
independen dengan variabel moderatingnya. Persamaan 1, 2, dan 3 menggambarkan apakah variabel ukuran
perusahaan merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan dengan nilai koefisien b
3
|X
1
– Z
1
|, b
6
|X
2
– Z
1
|, b
9
|X
3
– Z
1
|, b
12
|X
4
– Z
1
| yang signifikan di bawah nilai 0,05 sehingga variabel ukuran perusahaan dapat
memoderasi hubungan antara pertumbuhan rasio keuangan dan pertumbuhan laba. Sama halnya dengan variabel kepemilikan perusahaan
yang ditunjukkan dengan nilai koefisien b
3
|X
1
– Z
2
|, b
6
|X
2
– Z
2
|, b
9
|X
3
– Z
2
|, b
12
|X
4
– Z
2
|. Apabila nilai signifikansi 0,05 maka baru dilihat nilai t
hitung
bernilai positif atau negatif, jika nilainya negatif berarti variabel moderating ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial memperlemah
Universitas Sumatera Utara
58
hubungan antara variabel independen WCTA, DER, ITO, dan NPM dengan variabel dependen Pertumbuhan Laba, sedangkan nilai positif
berarti variabel moderating memperkuat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian